Pekerjaan ini rupanya juga sering ia lakukan jika ada waktu luang di sela-sela kesibukannya menjaga perbatasan negara dari penyelundupan dan memungut bea dan cukai dari para eksportir dan importir.
"Saya selesai tugas ini di rumah saja, bantu-bantu bersih-bersih rumah, nyuci-nyuci, sudah biasa juga kok di rumah nyuci-nyuci, kan supaya garis tangan berubah," celetuk Anwar saat ditemui seusai serah terima jabatan dengan Dirjen Bea dan Cukai yang baru Thomas Sugijata, di Graha Sawala Kantor Menko Perekonomian, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta, Kamis malam (31/12/2009).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya belum ada rencana, menikmati hidup dulu bersama anak-cucu kecuali nanti dipanggil lagi untuk tugas negara ya harus siap. Selain itu, keinginan saya husnul khatimah," ungkap Anwar.
Menurut Anwar, keinginannya untuk berkumpul bersama keluarga ini sudah lama didambakannya karena belum bisa tercapai. Hal ini disebabkan kesibukan Anwar mengabdi kepada negara selama 37 tahun dalam berbagai jabatan yang pernah diembannya pada pemerintahan.
"Saya 37 tahun mengabdi kepada negara, saya kaget-kaget saja tiba-tiba anak-anak sudah kawin, sudah punya anak," ujarnya.
Anwar mengungkapkan dari berbagai jabatan di pemerintahan yang pernah dipegannya, yang paling berkesan adalah menjadi Dirjen Bea dan Cukai karena begitu rumit dan bergelut dengan berbagai kepentingan. Namun, Anwar menyanggah jika jabatan Dirjen Bea Cukai merupakan "lahan basah" untuk dirinya karena dia tidak pernah memanfaatkan jabatan itu untuk mencari keuntungan.
"Kalau disebut Bea Cukai sumbernya duit, basah, saya tidak pernah kebanjiran kok... Kuncinya adalah leadership dan keberanian. Bisa memberi contoh. Pemimpin kalau tidak bisa melakukan hal itu, ya sulit lah," jelasnya.
Walaupun Anwar telah masuk masa pensiun, tetapi dirinya tidak akan serta merta menghentikan aktivitasnya. Dirinya akan mencari kesibukan lain di luar tugas-tugasnya dalam pemerintahan.
"Istirahat? Enggak lha. Orang yang biasa sibuk, tidak bisa istirahat," tegas Anwar.
(nia/qom)