"Serasa lebih hidup. Sebelum di Merpati kan memang saya pernah di Tanjung Priok. Jadi begitu masuk ASDP langsung semangat," katanya di Pelabuhan Merak, Banten, Rabu (1/9/2010).
Ia punya prinsip, seseorang itu akan bisa lebih maju jika berada di lingkungan yang ia inginkan. "Kalau kembali ke habitatnya, orang itu bisa maju, selama ia ingin maju. Dan kalau di pelabuhan, saya bisa lebih preman dalam bekerja" candanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski tidak terlalu lama, namun pengalamannya di JICT dirasa cukup berkesan sehingga ia merasa pelabuhan adalah rumahnya.
Ia mengatakan, saat dipilih untuk menjadi orang nomor satu di Merpati, tugas utamanya adalah menahan agar maskapai pelat merah itu tidak bangkrut. Sampai pada akhirnya tahun 2009, kerugian Merpati tidak lagi signifikan.
"Beban utang lama Merpati itu sekarang masih banyak dan itu perlu Direktur Utama yang kuat di bidang lobi kepada stakeholder," ujarnya.
Ia mengaku, meski sempat beberapa tahun bekerja yang tidak ada hubungannya dengan pelabuhan, ia merasa lebih cocok di pelabuhan.
Menurutnya, selama 35 tahun bekerja, sudah banyak perusahaan dalam negeri yang ia coba. Contohnya, menjadi direksi di beberapa perusahaan terkenal, seperti Coca Cola, Multi Bintang, Goodyear, dan Unilever.
"Tapi tetap lebih nyaman di pelabuhan," tukasnya.
(ang/dnl)











































