Hartono Bersaudara, Bercokol di Daftar Terkaya Berkat Djarum dan BCA

Hartono Bersaudara, Bercokol di Daftar Terkaya Berkat Djarum dan BCA

- detikFinance
Jumat, 03 Des 2010 08:42 WIB
Jakarta - Duo bersaudara, R Budi Hartono dan Michael Hartono, kembali menempati posisi pertama dalam daftar orang terkaya Indonesia versi majalah Forbes untuk tahun 2010.

Dua bersaudara itu berhasil memiliki kekayaan US$ 11 milar atau sekitar Rp 99 triliun berkat suksesnya usaha rokok Djarum dan juga BCA. Dua bersaudara itu berada di posisi puncak daftar orang terkaya Indonesia selama 2 tahun berturut-turut.

"Mereka mewarisi perusahaan rokok Djarum dari ayahnya, namun sekarang ini mereka meraup kekayaannya dari BCA, yang merupakan bank terbesar dan masuk dalam Forbes Fab 50 tahun ini," demikian ditulis Forbes seperti dikutip detikFinance, Jumat (3/12/2010).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Djarum kini tercatat sebagai produsen rokok kretek terbesar ketiga di Indonesia, setelah Gudang Garam dan HM Sampoerna. Pada tahun 2002, Djarum menjadi pemegang saham mayoritas (51%) di BCA lewat Faralon Capital Management. BCA  tumbuh pesat dan menjadi bank terbesar dari sisi jumlah nasabah. Kinerjanya pun cukup gemilang. Hingga 30 September 2010, BCA berhasil meraup laba hingga Rp 6,1 triliun, meningkat 20,0% dibandingkan Rp 5,1 triliun yang dicetak pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Para pengusaha rokok Indonesia tampaknya masih menjadi muka-muka lama dalam daftar terkaya Forbes itu. Setelah Duo Hartono, pemilik Gudang Garam, Susilo Wonowidjojo berada di peringkat kedua dengan kekayaan US$ 8 miliar atau setara dengan Rp 64 triliun, naik US$ 2,6 miliar dibandingkan tahun lalu.

Berbeda dengan duo Hartono, Susilo Wonowidjojo masih menggantungkan kekayaannya dari Gudang Garam, yang merupakan produsen rokok kretek terbesar.

Dalam daftar 40 orang terkaya Indonesia tahun 2010 itu, selain didominasi oleh pengusaha rokok, juga pengusaha CPO dan batubara. Salah satu pengusaha Indonesia yang berhasil membuat loncatan tajam kekayaannya berkat kenaikan harga komoditas adalah Kiki Barki.

Pemilik perusahaan batubara, Harum Energy ini untuk pertama kalinya masuk dalam daftar orang terkaya Indonesia dengan harta mencapai US$ 1,7 miliar. Kiki Barki berhasil meraup dana hingga Rp 2,6 triliun saat melepaskan saham Harum Energy ke lantai bursa pada 6 Oktober lalu.

Nama lain yang masuk kategori pendatang baru adalah seorang warga India yang sudah menjadi WNI, Sri Prakash Lohia. Pemilik Indorama Sythetics itu berada di posisi ke-6 dengan harta sebesar US$ 2,65 miliar. Keluarga besar Lohia memang termasuk konglomerat kaya. Kakak Lohia, Ashoke yang tinggal di Thailand juga merupakan miliuner karena kakak iparnya, Lakshmi Mittal juga merupakan orang terkaya kedua di Asia. Baik Mittal maupun Lohia sama-sama memiliki rumah di London.

Para orang-orang terkaya di Indonesia itu juga membuat gebrakan yang cukup besar sepanjang tahun ini, seperti Chairul Tanjung yang membeli 40% saham Carrefour Indonesia, Peter Sondakh yang menjual saham di Semen Gresik serta kelompok usaha milik Aburizal Bakrie yang menjalin kerjasama dengan keluarga Rothschild.

Untuk masuk dalam daftar ini, seorang pengusaha harus memiliki kekaywaan US$ 455 juta, naik dari tahun lalu yang hanya US$ 240 juta. Sebanyak 8 orang terdepak dari daftar tahun sebelumnya, diantaranya adalah pemilik AKR Soegiarto Adikoesoemo dan pemilik Rayamana Grup, Paulus Tumewu. Kekayaan keduanya memang naik, tapi tak cukup untuk bisa masuk dalam daftar ini.

Secara keseluruhan, total kekayaan 40 orang terkaya Indonesia di 2010 ini meningkat tajam dari US$ 42 miliar pada tahun 2009 menjadi US$ 71 miliar di tahun 2010. Total kekayaan para taipan tanah air yang mencapai US$ 71 miliar itu, hampir mendekati total cadangan devisa Indonesia yang pada pertengahan November mencapai US$ 93 miliar.

Berikut daftar 40 orang terkaya versi Forbes yang dirilis, Kamis (2/12/2010).

   1. R. Budi & Michael Hartono US$ 11 miliar
   2. Susilo Wonowidjojo US$ 8 miliar
   3. Eka Tjipta Widjaja US$ 6 miliar
   4. Martua Sitorus US$ 3,2 miliar
   5. Anthoni Salim U$S 3 miliar
   6. Sri Prakash Lohia US$ 2,65 miliar
   7. Low Tuck Kwong US$ 2,6 miliar
   8. Peter Sondakh US$ 2,3 miliar
   9. Putra Sampoerna US$ 2,3 miliar
  10. Aburizal Bakrie US$ 2,1 miliar
  11. Kiki Barki US$ 1,7 miliar
  12. Eddy William Katuari US$ 1,65 miliar
  13. Edwin Soeryadjaya US$ 1,6 miliar
  14. Boenjamin Setiawan US$ 1,5 miliar
  15. Garibaldi Thohir US$ 1,45 miliar
  16. Sukanto Tanoto US$ 1,4 miliar
  17. Theodore Rachmat US$ 1,35 miliar
  18. Chairul Tanjung US$ 1,25 miliar
  19. Murdaya Poo US$ 1,15 miliar
  20. Ciliandra Fangiono US$ 1,1 miliar
  21. Benny Subianto US$ 1,05 miliar
  22. Arifin dan Hilmi Panigoro US$ 985 juta
  23. Sjamsul Nursalim US$ 850 juta
  24. Agus Lasmono Suwikatmono US$ 845 juta
  25. Kartini Muljadi US$ 840 juta
  26. Tahir US$ 805 juta
  27. Sandiaga Uno US$ 795 juta
  28. Mochtar Riady US$ 730 juta
  29. Ciputra US$ 725 juta
  30. Hashim Djojohadikusumo US$ 680 juta
  31. Harjo Sutanto US$ 350 juta
  32. Trihatma Haliman US$ 600 juta
  33. Hary Tanoesudibjo US$ 595 juta
  34. Kusnan dan Rusdi Kirana US$ 580 juta
  35. Wiwoho Baduki Tokronegoro US$ 575 juta
  36. Engki Wibowo dan Jenny Quantero US$ 560 juta
  37. Husain Djojonegoro US$ 545 juta
  38. Eka Tjandranegara US$ 525 juta.
  39. Sutanto Djuhar US$ 490 juta.
  40. Prajogo Pangestu US$ 455 juta.
(qom/qom)

Hide Ads