"Tidak ada, sama sekali, saya dalam pikiran tak ada pikiran ingin dikenal, tapi itu lebih mengkomunikasikan. Audio visual (TV) itu alat yang paling efektif (untuk sosiasilisasi program)," katanya di gedung DPR-RI, Senayan, Jakarta, Rabu (8/12/2010).
Suswono menambahkan sebagai orang yang membawahi bidang pertanian, maka sosialisasi sangat penting terutama menyangkut program pemerintah agar bisa dipahami masyarakat khususnya petani. Ia juga mengatakan beriklan di TV sudah ada anggaran khusus yang melewati proses tender yang secara terbuka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mencontohkan untuk iklan himbauan agar tak melakukan pemotongan sapi betina, ternyata efektif diterima para pelaku peternak. Sapi betina menurutnya tak boleh dipotong karena sebagai mesin produksi untuk menghasilkan anak sapi, sejalan dengan program pemerintah untuk swasembada daging.
"Jadi perlu media yang sangat mudah ditangkap masyarakat," ujarnya.
Sebelumnya jubir Partai Demokrat Ruhut Sitompul mengkritik sejumlah menteri yang rajin beriklan di TV akhir-akhir ini. Iklan itu dinilai sebagai bentuk pencitran pribadi agar tak dicopot dari posisi kabinet.
"Biasanya menteri-menteri yang banyak iklan itu menteri yang di ujung tanduk," kata Ruhut.
Bagi Ruhut, anggaran untuk iklan seharusnya bisa digunakan untuk membantu korban bencana. Hal itu dirasa lebih bermanfaat ketimbang membentuk citra di TV.
(hen/dnl)