Menko Indroyono dan Buku Catatan Kecil Warna Oranye

Menko Indroyono dan Buku Catatan Kecil Warna Oranye

- detikFinance
Jumat, 06 Feb 2015 17:42 WIB
Menko Indroyono dan Buku Catatan Kecil Warna Oranye
Bantul -

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Indroyono Soesilo hari ini berkunjung ke kawasan Pantai Pandansimo Kabupaten Bantul. Saat kunjungannya itu, Indroyono tak pernah lepas dari buku catatan atau block note kecil berwarna orange untuk mencatat.

Saat berpidato dia juga membuka dan mencatat di block note itu. Demikian pula saat berkeliling melihat semua peralatan seperti melihat tandon air dan baterai atau tempat penyimpanan energi, dia pun terus mencatat semua hal yang dianggap penting.

Seakan tak mau lupa dan ketinggalan hal yang penting, Indroyono terus mencatat terutama saat ngobrol dengan Bupati Bantul Sri Suryawidati maupun dengan penanggungjawab proyek energi hibrid kincir angin dan tenaga matahari.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Semua saya catat di sini. Bantul masuk salah satu daerah dari 100 daerah yang akan kita bangun science technopark," kata Indriyono saat memberikan pidato sambutan mencanangkan kawasan Pandansimo sebagai Desa Inovasi Nelayan di Pantai Baru, Dusun Ngentak, Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Bantul, Yogyakarta, Kamis (6/2/2015).

Saat melihat semua instalasi yang terpasang di tempat itu, mulai dari tempat penyimpanan atau baterai, merk atau pabrikan kincir angin, panel surya hingga alat penjernih air, Indroyono bertanya kepada Asisten Deputi Jaringan IPTEK Daerah, Momon Sadiyatmo secara detil. Semua hal-hal penting terus dicatatnya, sambil melihat dan bertanya kepada orang yang menerangkannya.

Dia juga terkesan dengan pemanfaatan energi hibrid kincir angin dan tenaga matahari yang menghasilkan listrik sehingga bisa dimanfaatkan oleh warga sekitar maupun pabrik es untuk mencukupi kebutuhan nelayan. Meski masih purwarupa alias prototype dia berniat mengundang berbagai perusahaan untuk dapat berinvestasi di bidang teknologi tersebut.

"Kita himpun semua kemampuan anak bangsa ini. Kita garap semuanya. Semoga sudah bisa masuk di e-catalogue sehingga pemerintah daerah sudah tahu berapa biaya yang dibutuhkan. Nanti akan kita bicarakan dengan Kepala LKPP Pak Agus Rahardjo. Kalau sudah masuk e-catalogue, yang tidak senang adalah oknum calo," katanya.

Bahkan ketika asisten deputi Jaringan Iptek Daerah Kementrian Ristek dan Perguruan Tinggi, Momon Sadiyatmo memberikan penjelasan mengenai awal mulai berdirinya proyek pemanfaatan energi hibrid kincir angin dan tenaga matahari sejak tahun 2005 hingga sekarang, Indriyono terus mencatat berbagai hal yang dianggap penting. Beberapa yang dicatat diantaranya mengenai biaya yang harus dikeluarkan untuk membangun satu buah kincir angin yang dapat mengalirkan listrik sekitar 1.000 watt.

"Satu kincir angin harganya Rp 30 juta bisa menghasilkan 1.000 watt. Ternyata bisa menerangi jalan dan warung-warung makan," katanya.

Menurut Indroyono, pihaknya ingin membangun 100 science technopark atau lebih dari 1.000 desa di seluruh Indonesia dengan biaya masing-masing sekitar Rp 10 miliar. Kabupaten Bantul termasuk salah satunya.

"Saya juga berharap, karena saat ini Bupati Cilacap Pak Tatto juga ikut ke sini, bisa belajar dari sini. Sebab setelah ini saya akan meresmikan di Kampung Laut Segara Anakan Cilacap," pungkas dia.



(bgs/zul)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads