Mochtar mengungkapkan, ide menuliskan perjalanan hidupnya muncul belakangan pasca dirinya melakukan perjalanan spiritual ke Timur Tengah. Padahal, Mochtar mengatakan, pantang siapa pun menulis perjalanan hidupnya sebelum dia meninggal.
"Saya betemu pendeta dari Amerika Serikat yang sekaligus teman saya. perjalanan ziarah selama 24 hari itu, ternyata 20 hari setelah kami berpisah dan kembali ke tempat masing-masing dia mengirimi saya 20 lembar tentang semua yang saya bicarakan selama perjalanan kita," kata Mochtar saat peluncuran otobiografinya di Hotel Aryadhuta, Jakarta, Selasa (26/1/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Agar generasi penerus saya memahami betul bahwa sejarah perusahaan keluarga yang besar dan luas, serta tertata dengan baik dimulai dari modal dengkul. Dari kecil menjadi besar, yang merupakan tumpukan hasil tumpukan perjuangan dan semangat kerja keras dan cerdas," terang Mochtar.
Mochtar membagi perjalanan hidupnya dalam 5 'lintas', yaitu lintas generasi, lintas sektor, lintas industri, lintas negara, dan lintas budaya. Meski judulnya Manusia Ide, namun Mochtar membuktikan dirinya tak hanya bermodal ide dalam menjalani bisnis, namun juga dengan tindakan.
Buku itu juga bercerita tentang peperangan dan masa hidup penuh penderitaan yang dialami Mochtar. Selain itu, dalam bukunya, Mochtar menjelaskan pula kiprah bisnis lintas negara yang dilakukannya, antara lain di Indonesia sendiri, Hongkong, China, Amerika Serikat, Singapura, dan negara-negara lainnya. (hns/hns)