Ditemui saat peluncuran buku autobiografinya di Hotel Aryaduta, Mochtar mengatakan saat ini lebih sibuk mendedikasikan hidupnya pada peningkatan layanan kesehatan.
"Sekarang kegiatan saya adalah pada kesehatan. Saya melihat di Indonesia ada 2 kesenjangan, ada 250 juta manusia, tapi hanya 7.000 dokter yang lulus dari fakultas kedokteran, sementara ada 3 juta orang lahir setiap tahun. Apalagi yang (dokter) spesialis," kata Mochtar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kedua adalah fasilitas dan pelayanan kedokteran yang saat ini terpusat di Jakarta dan 4 kota ibukota propinsi. RS umum rata-rata tidak memiliki alat-alat canggih dan dokter yang baik. Jadi saya pikir, kalau saya diberikan kesempatan sama yang di atas, saya ingin bangun lebih banyak RS," jelas Mochtar.
Menurut Mochtar, dengan membangun RS yang berkualitas,Β memacu RS umum memperbaiki layanan dan fasilitasnya.
"Pertanyaan saya adalah selama ini RS Umum gedungnya dikasih pemerintah, pegawai dibayar pemerintah, tarifnya dari BPJS kok bisa kumuh. Kita di Siloam juga terima BPJS, dan kita sama sekali nggak dapat subsidi apa pun dari pemerintah tapi masih untung walau tipis," ujar Mochtar.
"Di sini saya harapkan, dengan saya bisa buka lebih banyak RS, akhirnya bisa memaksa RS umum juga harus ubah cara kerjanya, supaya sama-sama lebih baik," tambahnya. (hns/hns)