Boy mengungkapkan, pembebasan lahan yang tadinya menjadi kendala telah selesai. Sekarang tinggal memulai proses konstruksi.
"Ini tanggung jawabnya ada di kita nih, dan saya siap dan yakin insya Allah dengan kerja keras team work bersama-sama pemerintah pusat, daerah, PLN dan kami di konsorsium, target akhir 2019 atau awal 2020 bisa kita selesaikan," papar Boy di Istana Negara, Jakarta, Kamis (9/6/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya ingat sekali, begitu beliau menjadi presiden RI di Oktober 2014, awal Januari 2015 beliau sudah memanggil saya kenapa proyek Batang ini kok telat dan tertunda," paparnya.
Maka kemudian Jokowi melakukan pengecekan ke lapangan dan berjanji akan selesai dalam waktu enam bulan. Meskipun terlambat dari target yang ditetapkan, namun yang penting proyek sudah dapat berjalan.
"Beliau katakan enam bulan itu terus dipantau dan bukan saja dipantau, dipanggil dan ditanyakan problemnya," terang Boy bercerita.
Boy mengatakan, proyek PLTU Batang sangat penting untuk mencukupi kebutuhan listrik. Apalagi dalam kondisi sekarang, di mana beberapa daerah sudah mulai mengalami defisit listrik.
"Saya ngalamin sendiri, saya ke Batang lihat langsung bagaimana di kampung listrik tuh nggak ada, ini sudah tahun 2016, kita merasa terenyuh bahwa anak-anak kita di kampung-kampung tidak ada listrik, mereka harus belajar dengan lampu templok di mana tentunya kita sangat yakin bangsa yang besar ini harus dimulai dengan pendidikan mumpuni," paparnya. (mkl/drk)