Cerita Bos Zara Jadi Orang Terkaya Dunia Mengalahkan Bill Gates

Cerita Bos Zara Jadi Orang Terkaya Dunia Mengalahkan Bill Gates

Ardan Adhi Chandra - detikFinance
Senin, 12 Sep 2016 17:25 WIB
Foto: AFP
Jakarta - Memasuki toko Zara, anda mungkin tidak pernah menyadari bahwa ada seorang kakek berumur 80 tahun di Spanyol bagian Utara membuat anda membeli barang-barang tersebut. Dia adalah Amancio Ortega.

Pekan lalu, ketika perusahaan yang ia pimpin mendapatkan lonjakan keuntungan, ia seketika menjadi orang paling kaya di dunia selama dua hari. Pria berumur 80 tahun ini belum siap untuk pensiun dari jabatannya.

Setiap harinya ia pergi sejauh 10 kilometer (km) dari pusat kota menuju kantor pusat Inditex di pinggir kota Coruna di mana ia pertama kali meluncurkan merek Zara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sesekali ia duduk dengan tim desain dari Zara Woman dan melangkahkan kakinya untuk mendapatkan ide-ide baru untuk desain pakaian musim dingin. Keyakinan akan keberhasilannya berbuah manis setelah ia berkecimpung di dunia ritel selama 60 tahun.

Seperti yang dikutip BBC dari Forbes, Senin (12/9/2016), para ahli memperkirakan saldo bank Ortega menyalip pendiri Microsoft Bill Gates pada hari Rabu dan Kamis pekan lalu. Hingga pada akhirnya gejolak harga saham membuatnya kembali turun ke posisi nomor dua.

Ini bukan kali pertama Ortega masuk dalam tiga besar orang terkaya di dunia versi Forbes. Pada Oktober 2015, dia sempat menjadi orang yang paling kaya dalam waktu beberapa jam saja. Ini dianggap sebagai pencapaian terbesar di Spanyol.

Namun jika dibandingkan dengan orang kaya lainnya di dunia, Ortega tetap menjadi pribadi yang rendah hati, di mana ia sebisa mungkin menghindari tampil dan wawancara di media.

Anak dari seorang buruh kereta api ini lahir pada tahun 1936 sebelum pecahnya perang sipil Spanyol. Perjuangan keluarganya bertahan di masa perang berbuah manis saat hadirnya bayi laki-laki bernama Ortega.

"Satu hari (Ortega dan) ibunya pergi ke pusat perbelanjaan. Dari dekat kasir, Ortega mendengar seseorang berkata kepada ibunya bahwa 'kami tidak dapat lagi memberikan anda pinjaman," berdasarkan penulis buku biografi Zara Founder, Covadonga O'shea.

O'Shea meluncurkan bukunya pada tahun 2012, dan menyebut Ortega sampai saat ini masih merasa malu ketidakmampuan keluarganya saat membayar taguhan.

"Ketika orang tersebut berkata begitu (tidak mampu memberi pinjaman), Ortega merasa sangat sakit hati dan merasa dipermalukan," kata O'Shea.

Ortega berjanji tidak akan membiarkan keluarganya hidup dalam kemiskinan lagi, putus sekolah, dan bekerja di toko pakaian.

Dia terus menggali pengalamannya dengan pengusaha ritel lainnya, dan pada tahun 1960an ia memulai bisnisnya dengan keluarganya serta calon istrinya Rosalia Mera. Mereka memperkenalkan perusahaan tekstil pertamanya dan kemudian membuat merek Zara.

Pengalamannya membuat merek Zara dan perusahaan Inditex miliknya menjadi sangat berhasil, hal ini lah yang sangat penting.

Butuh waktu yang tidak sebentar untuk membuat orang datang belanja ke toko pakaian miliknya. Setelah produk tiba di toko, para pelanggan menginginkan suatu hal yang berbeda.

"(Amancio Ortega) melakukan sesuatu hal yang unik. Ia membuat bisnisnya dengan fokus pada apa yang pembeli inginkan. Banyak perusahaan ritel yang menjual apa yang perusahaan inginkan, membuatnya dan kemudian menjualnya kepada pembeli," ujar pakar usaha ritel Michelle Wilson di Barenberg.

Ini merek yang berada di bawah produksi Inditex:
  • Zara
  • Zara Home
  • Pull & Bear
  • Massimo Dutti
  • Bershka
  • Stradivarius
  • Oysho
  • Uterque
"Model-model pakaian tersebut tidak mudah diikuti oleh merek lain. Produk pesaing tidak memiliki rantai distribusi yang cukup baik seperti Inditex," kata Simon dari perusahaan riset Exane.

Simon menambahkan, dalam jangka waktu 10 hingga 15 tahun ke depan ada pesaing berat yang fokus pada bidang usaha yang sama.

Covadonga O'Shea yang telah mengenal Ortega selama 20 tahun mengatakan, rasa malunya berasal dari kerendahan hati. Ia merasa bahwa kesuksesan perusahaan ini hanya sebagian kecil dari apa yang telah ia lakukan.

Ketika O'Shea menunjukan kepada Ortega berita yang positif tentang pencapaian perusahaan, hal itu justru membuat Ortega terkejut.

"Dia bukan satu jenis orang kaya yang melihat orang lain dari tingkat kesuksesan," kata O'Shea.

Data terakhir Forbes menyebutkan, harta Ortega adalah US$ 76,7 miliar atau sekitar Rp 997 triliun. (wdl/wdl)

Hide Ads