Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Thomas Lembong menyampaikan bahwa keluarga besar Badan Koordinasi Penanaman Modal kehilangan salah seorang mantan pemimpinnnya.
"Atas nama seluruh keluarga besar BKPM, saya menyampaikan turut berduka cita dan kehilangan sedalam-dalamnya. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan," ujar Thomas dalam keterangan resmi kepada media, di Jakarta, Kamis (27/4).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beliau lahir dari keluarga ningrat di Purwokerto, Jawa tengah. Putra Banyumas ini melewati masa pendidikan SMP and SMA di Yogyakarta. Pendidikan tingginya ditempuh di Fakultas Teknik Universitas Indonesia Bandung (kini Institut Teknologi Bandung) sampai tingkat III.
Pada tahun 1958 ia melanjutkan pendidikannya di bidang teknik elektro di University of Syracuse, New York sampai lulus pada tahun 1962 dengan gelar Master of Science. Memulai karir pemerintahan pada tahun 1962 sebagai Kepala Seksi Pengujian dan Peneraan Produksi Teknik, Badan Pengujian Bahan-Bahan Departemen Perindustrian hingga menjadi Wakil Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal pada periode 12 Desember 1984-2 April 1988 kemudian dipromosikan menjadi Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal sejak 2 April 1988-1 April 1993.
Selanjutnya, status Badan Koordinasi Penanaman Modal ditingkatkan menjadi Menteri Penggerak Investasi/Kepala BKPM, Presiden Soeharto melantik Sanyoto pada tanggal 17 Maret 1993 untuk menakhodai BKPM. Jabatan tersebut diembannya hingga Presiden Soeharto lengser pada tahun 1998.
Sekretaris Utama BKPM Anhar Adel mengenang beliau sebagai sosok birokrat yang kompeten dan dekat dengan pegawai BKPM.
"Beliau merupakan pemimpin yang dikenal humble dan cukup aktif di berbagai organisasi seperti Anggota Dewan Pembina PII, Ketua Alumni ITB periode 1990-1995, Penasehat Alumni ITB, Pelindung Indonesia Financial Executive Assosiation, Penasehat Yayasan Kanker, Pelindung Yayasan Seni Rupa bahkan sempat menjabat Ketua Umum Persatuan Renang Seluruh Indonesia periode 1991-1995," kata Anhar.
Selain itu, Sanyoto juta tercatat sebagai pemegang tanda jasa/kehormatan Satyalancana karya Satya (20 tahun), Groot Kruis in de Orde van Oranje-Nassau dari pemerintah Belanda pada tahun 1996, Bintang Jasa Mahaputra Adhipradana tahun 1996. (hns/dna)











































