Basuki merupakan tokoh Indonesia pertama yang menerima penghargaan ini karena dinilai berhasil dalam melaksanakan pembangunan infrastruktur yang merata di seluruh wilayah Indonesia.
Penyerahan penghargaan dilakukan oleh Wakil Menteri MLIT Yosuke Tsuruho dan Wakil Presiden JSCE Daisuke Saito pada acara Malam Penghargaan JSCE, di Tokyo, Jepang, seperti dikutip dari siaran pers, Jumat (14/7/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penghargaan juga dimaknai sebagai pengakuan atas kerja keras semua pihak dalam pembangunan infrastruktur di seluruh Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Basuki juga menyampaikan apresiasinya atas dukungan para Insinyur di Indonesia yang terhimpun dalam Persatuan Insinyur Indonesia (PII) yang terus bekerja dan berkarya memberikan yang terbaik untuk bangsa.
Foto: Dok. Kementerian PUPR |
Turut hadir dalam acara tersebut, Inspektur Jenderal PUPR Rildo Ananda Anwar, Direktur Jenderal (Dirjen) Cipta Karya Sri Hartoyo, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Herry Trisaputra Z, beberapa Direksi BUMN Karya, Ketua Persatuan Insinyur Indonesia Hermanto Dardak dan Utusan Khusus Presiden RI untuk Jepang Rahmat Gobel.
Pada kesempatan tersebut ia mengungkapkan, selama lebih dari setengah abad Pemerintah Indonesia dan Jepang telah membina hubungan persahabatan yang erat di berbagai bidang seperti politik, ekonomi, kebudayaan dan pembangunan infrastruktur.
Di antara bentuk kerja sama antara kedua negara, Pemerintah Jepang memberikan Official Development Assistance (ODA) melalui Japan International Cooperation Agency (JICA).
Melalui JICA, Pemerintah Jepang telah banyak memberikan dukungan untuk pembangunan infrastruktur di Indonesia, antara lain Daerah Irigasi Komering di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Sumatera Selatan, jalan tol akses Tanjung Priok, pengamanan pantai di kawasan pariwisata Bali.
Beberapa proyek yang sedang berjalan saat ini adalah Jalan Akses ke Pelabuhan Patimban di Subang dan Jakarta Sewerage System Project (JSSP).
Selain bantuan pinjaman luar negeri, Pemerintah Jepang juga memberikan bantuan hibah seperti berupa sistem pengamanan di Stadion Gelora Bung Karno dan hibah berupa penelitian di antaranya studi kelayakan, studi masterplan dan studi desain. Kerjasama kedua negara juga diwujudkan dalam pengiriman Tenaga Ahli dalam pengelolaan infrastruktur.
"Untuk itu, saya mendorong JSCE sebagai asosiasi profesional untuk dapat berpartisipasi dalam kolaborasi pada penelitian maupun pekerjaan konstruksi di Indonesia," kata Basuki.
Pada kesempatan tersebut, Menteri Basuki juga memaparkan sejumlah target pembangunan infrastruktur di Indonesia hingga tahun 2019. Pembangunan infrastruktur menjadi bagian dari 9 agenda prioritas atau Nawa Cita pada Pemerintahan Kabinet Kerja.
Foto: Dok. Kementerian PUPR |
Target pembangunan infrastruktur yang ditetapkan pemerintah pada 2015-2019 untuk mencapai kedaulatan pangan dan ketahanan air nasional diantaranya dengan membangun 1 juta ha jaringan irigasi (baik irigasi permukaan, pompa, air tanah maupun irigasi tambak), pembangunan 65 bendungan, di mana 49 di antaranya merupakan bendungan baru.
Sementara itu, untuk meningkatkan konektivitas jaringan jalan, pemerintah menetapkan target membangun 2.650 km jalan baru (termasuk Jalan Trans dan Perbatasan di Kalimantan dan Papua) serta 1.800 km jalan bebas hambatan (termasuk Tol Trans Jawa dan Trans Sumatera).
Kementerian PUPR juga membangun infrastruktur dasar yang langsung menyentuh masyarakat, mencakup peningkatan pelayanan penyediaan kebutuhan air minum, pengelolaan sanitasi dan limbah padat, serta pengurangan kawasan kumuh perkotaan melalui Program 100-0-100.
Di samping itu program satu juta rumah tengah di dorong pemerintah untuk mengurangi backlog yang kini berkisar 11,5 juta unit rumah di seluruh Indonesia. Secara akumulatif setiap tahun terbangun sekitar 800 ribu unit rumah baru yang utamanya diperuntukkan bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah.
Foto: Dok. Kementerian PUPR |
Testimoni Persatuan Insinyur Indonesia
Dalam kesempatan yang baik tersebut, Ketua PII A. Hermanto Dardak menegaskan bahwa Basuki Hadimuljono sangat layak menerima penghargaan International Lifetime Contribution Award karena kiprahnya selama 37 tahun di bidang Pekerjaan Umum yang diawali dari Staf Teknis dalam proyek pemanfaatan air tanah di NTT (1983-1986).
Selanjutnya berbagai jabatan strategis di lingkungan Kementerian PU telah diembannya, seperti Dirjen Sumberdaya Air, Inspektur Jenderal dan Dirjen Penataan Ruang. Dalam konteks internasional Dr. Basuki antara lain pernah menjabat sebagai Vice President ICID (International Commission on Irigation and Drainage).
Kontribusi Basuki dalam dunia keinsinyuran semakin kuat semenjak dipilih oleh Jokowi pada tahun 2014 sebagai Menteri PUPR. Sebagai Ketua Dewan Kehormatan PII, Basuki juga memegang sertifikat Insinyur Profesional Utama (IPU).
Di sela-sela aktivitas profesionalnya, Menteri Basuki juga dikenal sebagai drummer andal dan penyanyi yang bersuara merdu. (ang/ang)












































Foto: Dok. Kementerian PUPR
Foto: Dok. Kementerian PUPR
Foto: Dok. Kementerian PUPR