Jatuh Bangun Si Atlet Wanita Terkaya di Dunia

Cerita Sukses

Jatuh Bangun Si Atlet Wanita Terkaya di Dunia

Eduardo Simorangkir - detikFinance
Senin, 03 Sep 2018 07:46 WIB
Foto: Istimewa
Jakarta - Maria Sharapova pertama kali mengangkat raket tenis pada usia empat tahun di kota asalnya, Sochi, Rusia. Saking berbakatnya dia, pada usia enam tahun, legenda tenis Martina Navratilova merekomendasikan agar keluarganya pindah ke Amerika Serikat (US) untuk mendapat lebih banyak kesempatan berlatih.

Tak lama setelah itu, Sharapova dan ayahnya terbang dari Moskow ke Miami untuk mengembangkan permainannya di akademi tenis bergengsi Nick Bollettieri. Mereka tiba dengan hanya US$ 700 dan tak tahu sepatah kata pun bahasa Inggris.

Ketika Sharapova berlatih sepanjang hari, ayahnya bekerja beberapa pekerjaan berupah rendah untuk membayar sewa, kebutuhan, dan latihan tenis. Mereka bahkan harus tidur di atas sofa di sebuah apartemen kecil yang dimiliki oleh seorang wanita Rusia setengah baya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami membayar US$ 250 per bulan untuk penggunaan dapur dan kamar mandi, serta ruang tamu agar kami punya akses menonton televisi. Begitulah cara saya belajar bahasa Inggris," kata Sharapova dalam buku barunya 'Unstoppable'.

Pengorbanan pun terbayar. Trofi tour pertama Sharapova diraihnya pada 2003 di ajang Jepang Terbuka yang berlangsung di Tokyo. Dan, di akhir tahun Sharapova sudah berada dalam urutan 50 besar rangking WTA.

Dan satu dekade setelah pindah ke Amerika, pada usia 17, semua orang dibuatnya tersentak. Dia memenangkan gelar Wimbledon pada usia 17 tahun dan menjadi petenis wanita Rusia pertama yang memenangkan gelar itu. Itu juga menjadi cikal bakal lahirnya lima gelar Grand Slam lainnya.
Jatuh Bangun Si Atlet Wanita Terkaya di DuniaFoto: Michael Dodge/Getty Images

Sejak saat itu, Sharapova tak terbendung dan menjadi atlet wanita dengan bayaran tertinggi di dunia selama 11 tahun berturut-turut, sebelum akhirnya direbut Serena Williams. Sharapova adalah perempuan termuda yang meraih Wimbledon sejak Martina Hingis yang masih berusia 16 tahun pada 1997.

Tapi Maria Sharapova mengejutkan dunia tenis pada Maret 2016 silam ketika dia diketahui telah gagal dalam tes narkoba di Australia Terbuka pada Januari. Atlet Rusia ini mengaku telah mengonsumsi meldonium sejak 2006 lalu untuk alasan kesehatan. Meldonium sendiri baru dinyatakan sebagai zat terlarang oleh Badan Anti-Doping Dunia (Wada) sejak 1 Januari 2016.

Para sponsor yang telah membuatnya kaya raya pun mengakhiri pembaruan kontrak, menunda rencana promosi, hingga membuat penghasilannya menurun drastis.


Namun demikian, hal itu mempengaruhi Sharapova bagaimana dia mengelola jutaan dolar uangnya hari ini. Meskipun kini dia sudah kembali ke lapangan, ia selalu berpikir bahwa masa depan karir tenisnya bisa saja berakhir besok. Itu bagian dari alasan dia meluncurkan perusahaan permennya Sugarpova ada tahun 2012, dengan tujuan jangka panjang untuk membangunnya menjadi merek gaya hidup setelah meninggalkan tenis.

Permen dengan rasa cokelat dan permen karet itu kini tersedia di 22 negara dan dijual melalui berbagai mitra ritel maupun online. Bisnis permennya ini meledak karena kesepakatan distribusi dengan Kroger dan 7-11, salah satu toko ritel terbesar di dunia.

Jumlah harta Sharapova diyakini kembali bertambah setelah hampir dua tahun dihukum tak boleh bertanding oleh pengadilan olahraga. Harta terakhirnya yang tercatat oleh Forbes memang pada Agustus 2016 silam, yakni US$ 21,9 juta atau sekitar Rp 317,5 miliar (kurs Rp 14.500).


"Ketika Anda muda dan Anda sukses melakukannya dengan baik, otomatis Anda harus berpikir bahwa itu harus bisa terus dipertahankan, berlanjut selama bertahun-tahun," kata Sharapova.

"Penting juga untuk bersikap realistis tentang apa yang dapat terjadi besok; tentang cedera; tentang seseorang yang meninggalkan perusahaan Anda; tentang perusahaan lain yang masuk dan menjadi pesaing Anda," ungkapnya.



Saksikan juga video 'Renang Sejauh 163 KM, Ini yang Terjadi pada Atlet Belanda':

[Gambas:Video 20detik]

Jatuh Bangun Si Atlet Wanita Terkaya di Dunia
(eds/ang)

Hide Ads