Veteran Ini Punya Harta Rp 5 T Berkat Bengkel Pesawat

Kisah Inspiratif

Veteran Ini Punya Harta Rp 5 T Berkat Bengkel Pesawat

Puti Aini Yasmin - detikFinance
Rabu, 12 Jun 2019 08:09 WIB
Kathleen Hildreth. Foto: Dok. Forbes
Jakarta - Setiap orang tentu memiliki rezeki masing-masing. Termasuk seorang veteran dari angkatan udara Amerika Serikat (AS) bernama Kathleen Hildreth.

Hildreth mungkin tak akan menyangka pilihannya keluar dari angkatan udara AS pada tahun 1988 justru membuatnya memiliki kekayaan mencapai US$ 370 juta atau setara dengan Rp 5 triliun (kurs Rp 14.000).

Kekayaan tersebut berasal dari kepemilikan saham mayoritas di perusahaan yang bergerak di bidang perbaikan dan perawatan pesawat bernama M1 Support Services. Tercatat, pada 2018 perusahaan berhasil memperoleh pendapatan sebesar US$ 680 juta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia bergabung ke perusahaan tersebut pada tahun 2001, usai lulus dari sekolah West Point.

Berkat kekayaannya itu, ia dinobatkan menjadi wanita paling sukses nomor 57 di AS versi Forbes. Perusahaannya tersebut selama ini telah melayani mulai dari Angkatan Udara AS, Angkatan Darat AS, Angkatan Laut AS, hingga NASA.

Biasanya, pelayanan yang diberikan berupa pemeliharaan pesawat militer, termasuk jet tempur seperti F15, F16, dan A10 Thunderbolt.

Hildreth kecil memang tak asing dengan dunia penerbangan. Ia sangat dekat dengan dunia dirgantara berkat orang tuanya yang merupakan penerbang pesawat jenis Cessna 172 di Trenton, Michigan, AS.


Sebelummya, Hildreth sendiri bekerja selama lima tahun sebagai pilot di angkatan udara AS. Bahkan, ia telah mengoperasikan pesawat mulai dari langit Panama hingga Korea Selatan.

Usai mundur dari dunia penerbangan, ia beberapa kali mencoba bekerja di sejumlah kontraktor pertahanan, seperti GE, Lockheed, dan DynCorp.

Namun, pekerjaan tersebut tak bertahan lama dan di awal tahun 2000 ia memilih untuk membangun usaha jasa kecil-kecilan yang merupakan cikal bakal M1.

M1 sendiri dibangun oleh miliarder Steve Feinberg'sCerberus Capital Management dan rekannya, William Shelt. Kala itu, Hildreth baru dipercaya menjadi direktur pelaksana dan mengawasi keuangan perusahaan.

Kemampuannya pun terus berkembang hingga akhirnya ia dipercaya untuk memiliki saham mayoritas di M1.

(ang/ang)

Hide Ads