Forbes mencatat, Gautam berada di nomor dua orang terkaya India. Total kekayaan Gautam mencapai US$ 15,7 miliar atau setara Rp 219,8 triliun.
Sebelun setajir saat ini, kehidupan Gautam dan keluarganya jauh dari kata mewah alias pas-pasan. Orang tuanya, Shantaben dan Shantilal Adani bahkan sampai mengadu nasib dengan migrasi ke Ahmedabad dari sebuah kota kecil bernama Tharad di Gujarat Utara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gautam sendiri sempat mengenyam pendidikan di Seth CN Vidyalaya, Ahmedabad meski hidup susah. Kemudian, ia sempat mengejar gelar sarjana jurusan perdagangan di Gujarat University.
Namun, saat mengejar gelar sarjana ia merenung dan membuat perhitungan. Hingga akhirnya, ia menyadari akademisi bukan untuknya. Ia merasa dapat menggunakan waktunya untuk hal-hal besar dan lebih baik. Di tahun kedua, Adani memutuskan untuk putus sekolah.
Berbekal seratus rupee ia mengadu nasib ke Mumbai. Di sana, ia mendapat pekerjaan sebagai tukang sortir berlian. Ia juga banyak belajar di sana dan memahami seluk-beluk perdagangan. Kemudian, ia mendirikan broker berlian sendiri di Zaveri Bazaar. Ini ialah terobosan pertama Gautam.
Setahun sejak saat itu, kakak laki-lakinya, Mahasukh Adani, membeli sebuah unit usaha plastik. Gautam diminta untuk menjalankan usaha tersebut.
Pada kondisi inilah titik tolak perjalanan bisnis Gautam. Keputusannya untuk mengimpor polivinil klorida, bahan baku industri utama menandai kedatangannya ke pasar perdagangan global.
Dengan memanfaatkan situasi yang ada, ia kemudian mendirikan usahanya sendiri di bawah payung Adani Group pada tahum 1998. Di tahun-tahun awal perusahaan fokus pada komoditas pertanian dan energi. Lalu, tahun 1991 perusahaan terus mendiversifikasi lini bisnis.
Bisnisnya pun terus berkembang dan membuatnya menjadi salah satu konglomerat di India pada saat ini. Gautam masuk ke sejumlah lini bisnis dari pembangkit, tambang, gas, minyak hingga pelabuhan.
(ang/ang)