Perjalanan Karier Jenderal Luhut: Menko Maritim (Lagi)

Perjalanan Karier Jenderal Luhut: Menko Maritim (Lagi)

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Rabu, 23 Okt 2019 08:34 WIB
Foto: Lamhot Aritonang
Jakarta - Luhut Binsar Pandjaitan kembali dipercaya Presiden Joko Widodo jadi Menko Kemaritiman dalam Kabinet Kerja jilid II. Selain itu, Luhut juga dapat tambahan tugas dari Jokowi di bidang investasi.

Kementerian yang dipimpinnya itu juga akan mengurusi soal investasi. Karena nomenklatur kementeriannya telah berubah jadi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi.

"Jadi Menko Maritim dan Investasi," kata Luhut, kepada wartawan di Istana Negara.

Lantas, seperti apa perjalanan karir Luhut BInsar Panjaitan?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Luhut sendiri bukan orang baru di jabatan eksekutif pemerintah. Terlebih lagi di Kabinet Kerja pimpinan Jokowi. Sebelum menjadi Menko Kemaritiman, dia pernah menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan Republik Indonesia pada 31 Desember 2014 hingga 2 September 2015.

Lalu pada 2015 hingga 2016 ia ditunjuk oleh Pesiden Jokowi untuk menjadi Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan. Dia juga sempat menjabat sebagai Plt. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral pada Agustus 2016 menggantikan Arcandra Tahar.

Pensiunan Jenderal TNI yang lahir di Sumatera Utara 28 September 1947 ini pun sempat menjabat sebagai Menteri Perindustrian dan Perdagangan di tahun 2002, di bawah kepemimpinan Presiden Abdurahman Wahid.

Jauh sebelum mendapatkan jabatan menteri, di tahun 1999 Presiden B.J Habibie mengangkatnya menjadi Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Singapura di era krusial awal Reformasi. Kepiawaian Luhut dalam diplomasi dianggap mampu mengatasi hubungan kedua negara yang sempat terganggu dan kurang selarasnya komunikasi antar pemimpin negara sepeninggal Presiden Soeharto.

Dalam 3 bulan pertama masa jabatannya, ia mampu memulihkan hubungan kedua negara ke tingkatan semula. Lalu pada masa Presiden Abdurrahman Wahid, Luhut ditarik dari Singapura sebelum masa baktinya berakhir dan diangkat jadi Menperindag.

Karir Militer sampai Jadi Pengusaha
Putra batak ini merupakan anak ke-1 dari 5 bersaudara pasangan Bonar Pandjaitan dan Siti Frida Naiborhu. Pada Tahun 1967, mengawali karirnya dengan masuk Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI) bagian Darat dan 3 tahun kemudian meraih predikat sebagai Lulusan Terbaik pada tahun 1970, sehingga mendapatkan penghargaan Adhi Makayasa.

Karier militernya banyak dihabiskan di Kopassus TNI AD. Di kalangan militer dia dikenal sebagai Komandan pertama Detasemen 81. Berbagai medan tempur dan jabatan penting telah disandangnya mulai dari Komandan Grup 3 Kopassus, Komandan Pusat Kesenjataan Infanteri (Pussenif), hingga Komandan Pendidikan dan Latihan (Kodiklat) TNI Angkatan Darat.

Ketika menjadi perwira menengah, pengalamannya berlatih di unit-unit pasukan khusus terbaik dunia memberinya bekal untuk mendirikan sekaligus menjadi komandan pertama detasemen 81 (sekarang Sat-81/Gultor) kesatuan baret merah Kopassus. Dia menjadi salah satu pasukan khusus penanggulangan terorisme terbaik di dunia.

Luhut pun dikenal sebagai pengusaha, di tahun 2004 dia merintis bisnis di bidang energi dan pertambangan dengan mendirikan PT Toba Sejahtra Group. Salah satu anak usahanya, PT Toba Bara Sejahtra Tbk (Toba Bara) adalah salah satu produsen utama batubara termal yang kompetitif di Indonesia.

Sebagai anak perusahaan PT Toba Sejahtra Group, Toba Bara telah berkembang menjadi produsen batubara utama yang beroperasi pada 3 (tiga) konsesi area tambang batubara di Kalimantan Timur. Sejak memulai produksi pada tahun 2007, mengalami kenaikan yang cepat menjadi sebuah perusahaan terkemuka di bidang batubara.

Setidaknya sampai sekarang, luas area tambang Toba Bara secara keseluruhan sekitar 7087 hektare. Total estimasi sumber daya sebesar 236 juta ton.


(dna/dna)

Hide Ads