Ahok lahir di Manggar, Belitung Timur pada 29 Juni 1966. Demikian dikutip detikcom dari ahok.org, Rabu (13/11/2019). Berdasarkan keterangan yang tertera, situs tersebut dikelola oleh Sakti Budiono, Tim Ahok.
Singkatnya, dirinya menempuh pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMU) dan perguruan tinggi di Jakarta dengan memilih Fakultas Teknologi Mineral jurusan Teknik Geologi Universitas Trisakti.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dua tahun dirinya menggeluti dunia kontraktor dan menyadari hal itu tidak akan mampu mewujudkan visi pembangunan yang dimilikinya. Itu karena untuk menjadi pengelola mineral, selain diperlukan modal (investor) juga dibutuhkan manajemen yang profesional.
Baca juga: Ahok Dikabarkan Jadi Bos Pertamina |
Atas dasar itu, Ahok memutuskan kuliah S-2 dan mengambil bidang manajemen keuangan di Sekolah Tinggi Manajemen Prasetiya Mulya Jakarta. Setelah mendapat gelar Master in Bussiness Administrasi (MBA) atau Magister Manajemen (MM), Basuki diterima kerja di PT Simaxindo Primadaya di Jakarta. Itu adalah perusahaan yang bergerak di bidang kontraktor pembangunan pembangkit listrik. Dia menjabat sebagai staf direksi bidang analisa biaya dan keuangan proyek.
Keinginannya berkonsentrasi di Belitung, pada tahun 1995 Basuki memutuskan untuk berhenti bekerja dan pulang ke kampung halamannya.
Mundur sedikit ke 1992, Basuki mendirikan PT Nurindra Ekapersada sebagai persiapan membangun pabrik Gravel Pack Sand (GPS) pada tahun 1995. Pabrik itu diharapkan dapat menjadi proyek percontohan dalam menyejahterakan stakeholder (pemegang saham, karyawan, dan rakyat) dan juga diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi Pendapatan Asli Daerah Belitung Timur dengan memberdayakan sumber daya mineral yang terbatas.
Di sisi lain, PT Nurindra Ekapersada diyakini memiliki visi untuk menghasilkan sumber daya manusia yang tangguh.
Dari visinya itu, pada 1994 Basuki didukung oleh seorang tokoh pejuang kemerdekaan alm Wasidewo untuk membangun pabrik pengolahan pasir kwarsa pertama di Pulau Belitung dengan memanfaatkan teknologi Amerika dan Jerman.
Baca juga: Siapa yang Usulkan Ahok Masuk BUMN? |
(toy/fdl)