Sebagian lagi dari kesuksesanya, Langone tentu harus berterima kasih pada ibunya. Dia sendiri sekolah hanya mencapai kelas tujuh, tetapi ibunya ingin putranya mendapatkan pendidikan yang lebih dari itu.
Sewaktu kecil, Langone biasa pergi ke tempat kakek-neneknya untuk makan siang pada hari Minggu sore. Untuk sampai ke Port Washington tempat mereka tinggal, keluarganya harus berkendara dari lingkungan miskin mereka melalui bagian kota yang tempat berkumpulnya orang kaya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami dulu berkendara melalui bagian (orang) kaya bernama Roslyn Estates. Dan setiap hari Minggu ketika kami berkendara melalui perkebunan Roslyn, ibu saya hampir secara naluriah berkata, 'Apakah Anda ingin tinggal di sini suatu hari nanti, Kenneth?' Saya berkata, 'Ya, ibu, saya akan melakukannya'. Dia berkata, 'Baiklah, jika kamu ingin tinggal di sini suatu hari nanti, kamu harus bekerja keras, kamu harus mendapatkan pendidikan," kenangnya.
Dari omongan itulah yang membuat Langone terus bekerja keras. Menurutnya untuk menjadi sukses perlu belajar sebanyak yang Anda bisa dan bekerja keras.
Langone lulus dari Universitas Bucknell dan memperoleh gelar MBA dari Sekolah Bisnis Stern Universitas New York. Setelah lulus Langone bekerja di Wall Street dan sebagai pemodal serta pengusaha sebelum dia bergabung dengan Bernie Marcus, Arthur Blank, dan Pat Farrah untuk meluncurkan Home Depot.
Toko Home Depot pertama dibuka pada Mei 1979 di Atlanta. Meskipun awal yang lambat, para pendiri tidak mampu membeli barang dagangan yang cukup untuk mengisi toko. Sehingga mereka harus mengisi rak dengan kotak-kotak kosong untuk memberikan ilusi bahwa barang dagangannya penuh.
Tidak butuh waktu lama bagi Home Depot untuk menjadi sukses. Rantai toko peralatan rumah itu go public pada tahun 1981.
Sekarang, ada lebih dari 2.200 toko Home Depot di seluruh dunia dan kapitalisasi pasar Home Depot lebih dari US$ 230 miliar.
(das/ang)