Seorang pembicara di suatu pengajian di London pernah menyebut nama Ali Banat, pria yang ia katakan harus menjadi sumber inspirasi sekaligus menjadi pengingat bagi umat Muslim.
Ali Banat, nama yang ia sebut, adalah pengusaha sukses asal Sydney, Australia, yang menyumbangkan seluruh harta yang ia miliki untuk kaum miskin di Afrika. Langkah ini dilakukan Banat sebelum meninggal dunia pada 29 Mei 2018, tiga tahun setelah didiagnosis mengidap kanker stadium empat.
Semasa hidupnya, sebelum menggeluti kegiatan sosial, Banat dikenal sebagai pebisnis sukses dengan gaya hidup yang mewah. Ia adalah kolektor mobil, jam tangan, sepatu, topi, dan kacamata mahal. Ia punya mobil sport seharga US$ 600.000 atau sekitar Rp 8,7 miliar dan gelang US$ 60.000 atau sekitar Rp 870 juta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keputusan drastis untuk menyerahkan kekayaan kepada kaum duafa ia ambil setelah dokter menyatakan ia terkena kanker dan hanya punya waktu tujuh bulan untuk bertahan hidup. Banat menyebut kanker yang menggerogoti seluruh badannya sebagai hadiah dari Allah.
"Ini hadiah karena Allah memberi kesempatan bagi saya untuk berubah...," ia tak kuasa menahan air mata saat menyampaikan jawaban ini melalui video yang diunggah ke YouTube, seperti dikutip dari BBC, Senin (19/4/2021).
Ali Banat menambahkan bahwa kanker yang ia derita membukakan matanya atas banyak hal di dunia ini. Ia menyadari besarnya karunia ia terima, seperti menghirup udara secara gratis, sesuatu yang tak terlintas di benaknya selama ini.
"Begitu tahu saya terkena kanker, saya melepas koleksi mobil, jam tangan, bahkan pakaian. Saya bawa semua pakaian saya dan saya serahkan ke orang-orang yang memerlukan ketika saya bepergian ke luar negeri," kata Banat.
"Saya ingin meninggalkan dunia tanpa satu pun harta benda," katanya.
Berlanjut ke halaman berikutnya.