Kabar duka menyelimuti keluarga besar Soeryadjaya. Lily Soeryadjaya, isteri pendiri Astra International William Soeryadjaya, tutup usia dalam usia 97 tahun.
Sejak putra sulungnya, Edward Soeryadjaya dihukum dalam kasus korupsi dana pensiun Pertamina pada 2019, kesehatan Lily menurun drastis. Dia pun akhirnya harus menjalani perawatan di RS Medistra hingga ajal menjemput, Selasa (29/6/2021).
Terlahir dengan nama Oei Lily Nio pada 19 Oktober 1923, dia populer dengan sapaan Lily Anwar. Ayahnya seorang pedagang besar di Astana Anyar, Bandung. Di luar tugas utama membantu kedua orang tuanya, dia aktif sebagai anggota Palang Merah yang diketuai kakaknya, Hans Anwar. Markasnya di Hotel Lok Pin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lily berjumpa dengan Tjia Kian Liong alias William Soeryadjaya asal Majalengka di sela-sela aktivitas tersebut pasca aksi bumi hangus Bandung Lautan Api. "Dia saban hari menginap di hotel itu. Dari situlah kami merasa semakin dekat dan merasa cocok," kata Lily seperti tertuang dalam buku Man of Honor karya Teguh Sri Pambudi dan Harmanto Edy Djatmiko.
William menikahi Lily pada 15 Januari 1947. Tahun pertama rumah tangga keduanya dilalui di Amsterdam, Belanda. Kala itu William tengah menimba ilmu di sekolah kejuruan teknik penyamakan kulit di Middelbare Vackschool v/d Leder & Schoenindustrie di Waalwijk. Pada 21 Mei 1948 pasangan muda ini dikaruniai anak pertama, Tjia Han Sek alias Edward Seky Soeryadjaya. Sementara anak kedua hingga keempat, Edwin, Joice, dan Judith lahir di Bandung.
Konsep banyak anak - banyak rezeki diwujudkan Lily tanpa berpangku tangan. Sambil merawat dan membesarkan dua pasang anak itu, Lily juga aktif terlibat membantu langsung ekonomi keluarga. Dia pernah berdagang makanan sampai alat tulis untuk memasok sejumlah kantor.
Bersama beberapa temannya dia juga membuka usaha tempat tidur lipat atau Velt Bed yang biasa digunakan di tangsi-tangsi tentara. Respons pasar ternyata lumayan. Di kemudian hari William ikut melirik usaha ini setelah bisnis penyamakan kulit yang dirintisnya ternyata tak berjalan mulus.
Bertahun kemudian, ketika William bersama adiknya Tjian Kian Tie dan sahabatnya, Liem Peng Hong (E. Hardiman) merintis pendirian Astra pada 1957, Lily pun tak berpangku tangan. Dia ikut membantunya dengan memasok katering untuk para pegawai. Juga berbisnis jual-beli rumah di kawasan Menteng hingga Gambir dan Tanah Abang. Tak heran bila duet William - Lily pernah memiliki puluhan rumah di seantero Jakarta.
Bagi Fransiska Kumalawati Susilo, mendiang ibu mertuanya itu bukan tipikal isteri yang hanya pandai mengurusi kasur, dapur, dan sumur. Bila ada pepatah mengatakan, "Di balik sukses suami ada peran istri hebat di sampingnya," demikianlah sosok Lily Soeryadjaya di mata Fransiska.
"Dengan kecerdasan, ketekunan, kesabaran, dan kelembutannya Mami Lily setia menyokong setiap langkah Dady menjemput kesuksesan," tutur Fransiska.
(jat/ara)