Jakarta -
Destry Damayanti duduk di kursi Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) pada 2019. Dia terpilih sebagai pengganti Mirza Adityaswara yang habis masa jabatannya.
Walaupun berada di lingkungan Bank Sentral. Destry dulunya merupakan atlet tenis, bahkan dia sampai bertanding di SEA Games.
Memang, Destry menyukai olahraga ini sejak masih anak-anak. Kakak-kakaknya juga sudah lebih dulu berlatih tenis. Destry mengungkapkan ia memang lahir di keluarga yang gemar berolahraga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kakak saya jago banget olahraganya. Saya ini dianggap anak bawang, nggak dianggap. Ya saya main sendiri saja," kata dia dikutip dari pemberitaan detikcom.
Dia adalah anak yang memiliki bakat terpendam. Kemudian dirinya dilatih selama beberapa bulan dan mengantarkannya untuk bertanding di kejuaraan nasional tenis di Malang untuk kategori usia di bawah 10 tahun dan dia berhasil menang.
Dari sinilah dia sangat menyukai tenis. Kejuaraan demi kejuaraan Destry ikuti seperti Pekan Olahraga Nasional (PON) sampai SEA Games.
Namun di suatu hari, dia dihadapkan pilihan antara sekolah dan tenis. Kemudian dia memilih untuk belajar dan siap masuk ke Universitas Indonesia (UI) jurusan Ilmu Ekonomi, Konsentrasi Uang dan Bank.
Olahraga memberikan Destry banyak pengalaman berharga untuk dirinya. Misalnya, dia memiliki mental yang lebih sportif sampai terlatih untuk menghadapi kekalahan dan kemenangan.
Menurutnya, sama seperti kehidupan yang kadang kalah dan menang. Tergantung cara menyikapinya.
Selain olahraga, Destry juga sangat mencintai dunia ekonomi. Mulai dari makro sampai mikro. Dari kecintaanya inilah dia selalu mengantongi nilai A.
Sang ibu ingin Destry mengambil jurusan Akuntansi. Cek halaman berikutnya.
Padahal ibunya dulu ingin Destry mengambil akuntansi, karena mencari kerjanya lebih mudah. "Ekonom waktu itu belum dilihat seperti sekarang," ujarnya.
Destry memulai karier saat masih kuliah dan menjadi asisten dosen dan asisten peneliti di Harvard Institute for International Development (HIID). Lulus dari UI pada 1989 sekolah di Cornell University jurusan Regional Science.
Hingga akhirnya Destry lulus tiga tahun kemudian dan masuk di Analisa dan Keuangan Moneter. Sekarang dikenal dengan nama Badan Kebijakan Fiskal (BKF).
Tiga tahun bekerja di kedubes Inggris, Destry dihadapkan pada pilihan karier dan keluarga, yang kemudian dia memilih keluarga sebagai yang utama.
"Saya pilih keluarga, anak perempuan saya waktu itu petenis, dia sudah mulai tur di umurnya yang ke 12 tahun. Saya harus mendampingi dia, dia tur ke luar kota, ke luar negeri. Jadi pelatih, manager, sparing partner, orang tuanya, urusin makan dia segala macam totally different selama 1,5 tahun seperti itu," jelas dia.
Sampai akhirnya, putri Destry memilih untuk kembali melanjutkan sekolah dan meninggalkan dunia atlet. Kemudian Destry kembali bekerja sebagai ekonom di Mandiri Sekuritas. Ia membidangi fixed income, equity market, obligasi dan ekonomi makro.
Kemudian di kuartal I-2019, dia mendapatkan telepon dari Menteri Koordinator Bidang Perekonomian periode 2014-2019 Darmin Nasution jika dirinya sedang mencari kandidat Deputi Gubernur Senior BI menggantikan Mirza Adityaswara.
"Ditelepon pak Darmin, dia bilang 'Des saya lagi cari calon Deputi Gubernur Senior' udah tuh saya ditanya-tanya soal pekerjaan selama ini ngurusin apa aja, pendapat tentang BI, ekonomi regional dan masalah ekonomi lain. Setahu saya sih waktu itu ada tiga nama lain ya," imbuh dia.
Setelah mengikuti rangkaian uji kelayakan dan kepatutan atau fit and proper test. Destry terpilih dan dilantik sebagai Deputi Gubernur Senior BI di Mahkamah Agung pada 7 Agustus 2019.
"Semua itu sebenarnya tidak pernah saya bayangkan karena saya prinsipnya cuma mengerjakan sebaik mungkin apa yang ada di depan saya. Do what you love and love what you do. Saya berusaha mencintai pekerjaan saya, tapi kalau saya merasa kayaknya saya sudah nggak pas di sini saya akan ngomong ini bukan bidang saya lagi," jelas dia.