Jakarta -
Pandemi COVID-19 yang masih terjadi hingga saat ini menekan berbagai sektor. Tapi tidak untuk industri ekspedisi atau layanan pengiriman barang.
Industri ini justru meningkat karena pola kebiasaan masyarakat mulai berubah. Dari offline ke online. Dibutuhkan kurir untuk menjadi kepanjangan tangan pedagang dan mengantarkan sampai ke pelanggan.
Salah satunya PT Citra Van Titipan Kilat atau yang lebih tenar dengan nama TIKI. Sebuah perusahaan jasa ekspedisi yang paling tua di Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tapi kali ini, detikcom akan membahas perjalanan karir Direktur Utama TIKI Yulina Hastuti. Berikut berita selengkapnya.
Yulina atau yang akrab dipanggil Lena mengawali karir di TIKI sebagai manajer marketing sekitar tahun 2000an. Sebelumnya dia menempuh pendidikan di Amerika Serikat (AS) dan dia juga bekerja sampingan sebagai guru TK dan pelayan di restoran cepat saji di AS.
"Di sana saya banyak memperoleh ilmu dan pengalaman. Bagaimana handling customer dan mengelola operasional. Sekitar tahun 1998 lah, saya dan suami sekolah di Amerika, sambil menunggu itu saya kerja part time jadi guru TK, tapi setelah ada anak jadi agak sulit kerja yang di restorannya. Pengalaman ini berharga sampai sekarang," kata dia saat berbincang dengan detikcom, Jumat (1/10/2021).
Lanjut ke halaman berikutnya
Simak juga Video: Putra Mahkota JNE Memulai Karier dari Kurir
[Gambas:Video 20detik]
Lena menjelaskan, sepulangnya dari Amerika, dia bekerja di TIKI dan mulai mempelajari seluk beluk dunia kurir. "Saya belajar siang malam, karena mau tau gimana sih cara kerja perusahaan kurir ini. Saya juga turun ke lapangan, memantau bagaimana sistemnya bekerja dan kondisinya seperti apa," jelas dia.
Menurut Lena kedua orang tuanya merupakan support system yang paling kuat di dalam hidupnya. Ayahnya mengajarkan Lena untuk memimpin sebuah perusahaan. Gaya kepemimpinan ayahnya dia pelajari dan diserap dengan baik.
Tak cuma untuk pelanggan, tapi dia juga berupaya semaksimal mungkin untuk memperhatikan pegawai sampai lingkungan perusahaan. Misalnya dengan rutin menyalurkan zakat baik ke masyarakat muslim dan non muslim.
Wanita yang hobi bersepeda ini menjelaskan jika TIKI setiap bulannya memberikan beras sebesar 25 kilogram untuk para pegawainya. "Dulu sempat saya mau ganti jadi uang, karena kasihan lihat pegawai bawanya berat. Tapi pegawainya bilang, 'jangan bu kalau beras banyak yang tanya dari mana, kami jawab dari TIKI' itu jadi kebanggaan buat karyawan kalau tempat kerjanya memperhatikan mereka. Nah prinsip itu yang diajarkan oleh orang tua saya," jelas dia.
Untuk mengimbangi pekerjaan, Lena memiliki hobi yaitu bersepeda dan makan nasi goreng Kebon Sirih. Untuk bersepeda rute dia sukai biasanya di wilayah Kebayoran dan Pantai Indah Kapuk (PIK).