Putra mahkota Djarum, Armand Wahyudi Hartono sempat mencuri perhatian publik karena mengunggah sepatunya yang jebol di media sosial beberapa waktu silam.
"Prepare for anything. Apa pun bisa terjadi, sepatu tua tiba2 sobek di perjalanan, untung ada lakban," tulis Armand Hartono di akun Instagram-nya dilihat detikcom, Rabu (20/4/2022).
Unggahan pada Desember 2017 lalu itu, hingga kini masih jadi perbincangan warganet yang seakan kagum dan tidak percaya melihat sosoknya yang tak malu hidup irit dalam kesederhanaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagaimana tidak? bukanya membeli baru, anak orang terkaya di Indonesia itu alih-alih menambalnya dengan lakban. Tak heran, jika banyak dari netizen yang ikut berkomentar menanggapi postingan Armand itu.
"Jadi merasa berdosa...menyisihkan 3 bulan gaji utk beli sepatu kulit seperti punya bapak....padahal cuman 300 rb....dan saya masih punya sepatu yg lain.π’π’π’π’π’," tulis akun @achmadmashudillah, dikutip detikcom, Rabu (20/4/2022).
"The real sultan, panutanku π’," tulis @alviera77 mengomentari postingan itu.
Baca juga: BCA Rombak Direksi dan Ganti Wadirut |
Armand Wahyudi Hartono adalah putra dari Robert Budi Hartono, pemilik PT Bank Central Asia (BCA) Tbk dan cucu dari Oei Wie Gwan, founder perusahaan rokok Djarum dan Group Hartono.
Daftar nama tersebut termasuk dalam daftar orang paling kaya di Indonesia. Artinya, Armand adalah salah satu pewaris harta triliunan rupiah dari keluarganya itu. Armand Hartono merupakan generasi ketiga Grup Djarum. Kini dia menjabat sebagai Wakil Presiden Direktur BCA.
Melansir dari wallmine.com, sebelumnya Armand Hartono menempuh pendidikan di California State University pada 1996 dan memperoleh gelar Master of Science di bidang Engineering Economic-System and Operation Research dari Stanford University pada 1997.
Meskipun dia tercatat sebagai anak pemilik BCA, Armand Hartono terlebih dulu merintis karier sebagai sebagai analis untuk Global Credit Research and Investment Banking di JP Morgan Singapura (1997-1998).
Dirinya juga pernah menjabat berbagai posisi manajerial di PT Djarum (1998-2004). Karirnya di sektor perbankan Indonesia berawal setelah dia bergabung dengan BCA sebagai Kepala Divisi Perencanaan Wilayah pada 2004 hingga 2006.
(fdl/fdl)