Komisaris PT Pelni Dede Budhyarto mendapat kritikan usai memplesetkan diksi khilafah menjadi 'khilafuck' dalam cuitan di Twitter pribadinya. Menurutnya dalam memilih calon presiden (capres) tidak boleh asal apalagi yang didukung oleh kelompok radikal.
"Memilih capres jangan sembrono apalagi memilih capres yang didukung kelompok radikal yang suka mengkafir-kafirkan, pengasong khilafuck anti Pancasila, gerombolan yang melarang pendirian rumah ibadah minoritas," cuitnya sebagaimana dikutip detikcom, Rabu (26/10/2022).
Akibat pernyataan tersebut, Dede Budhyarto mendapat kecaman dari netizen. Banyak yang menilai perkataannya tidak pantas dalam posisinya sebagai komisaris perusahaan pelat merah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak hanya netizen pada umumnya, bahkan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Cholil Nafis hingga Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon juga ikut berkomentar. Bahkan politikus Partai Demokrat Hasbil yang mengancam akan melaporkannya lewat jalur hukum.
Meski demikian berdasarkan pantauan dari cuitannya yang lain, Dede Budhyarto terlihat santai dan tak mempersoalkan adanya kritik dari berbagai pihak soal cuitan kontroversialnya tersebut.
"Gegara cuitan "khilafuck", si pansos @Hasbil_Lbs akan melaporkan saya ke Polisi, banyak yang menyarankan lapor balik. Sejak main sosmed dari 2009 saya tidak pernah lapor-lapor polisi, jadi biarkan saja, justru semakin terkuak ideologi khilafah yang dinyatakan terlarang itu dia dukung," cuit Dede Budhyarto.
Terlepas dari keributan ini, lantas seperti apa sih sosok Komisaris Pelni Dede Budhyarto?
Berdasarkan informasi dari situs pelni.co.id, diketahui bahwa pemilik nama asli Kristia Budiyarto Dede sudah menjabat sebagai komisaris independen di PT Pelni sejak diangkat pada 2020 lalu. Ia ditunjuk sebagai komisaris PT Pelni berdasarkan surat keputusan Kementerian BUMN Nomor: SK-354/MBU/11/2020.
Lahir di Cirebon, Kristia merupakan lulusan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Hasanuddin, Sulawesi Selatan.
Sejak awal karirnya, Kristia berkecimpung dalam dunia siaram radio yang dimulai dari lembaga penyiaran negara, radio RRI untuk area Kendari, Sulawesi Selatan dan berpnidah ke sejumlah radio swasta.
Perjalanan panjang membawa Dede Budhyarto perlahan menuju posisi sebagai Direktur Program di jaringan Etnikom Network Bens Radio untuk area Makassar (2005-2008), Bandung (2008-2009) dan Jakarta (2009-2011) sebelum berpindah karir menjadi General Manager di e-Commerce PT Planet Tecno.
Lihat juga Video: Polisi Dalami Laporan Anak Buah ke Petinggi PT Pelni