Menjadi kaya dan sukses bukanlah suatu kebetulan, dan tidak melulu diwariskan orang tua. Hal ini dibuktikan langsung oleh Lee Shau Kee, konglomerat Hong Kong yang berbisnis properti.
Melansir dari Forbes, Kamis (31/8/2023) kekayaan Kee saat ini menyentuh angka US$ 26,8 miliar atau sekitar Rp 407,36 triliun (kurs Rp 15.200). Ia berada di posisi ketiga sebagai orang terkaya di Hong Kong.
Padahal Kee tumbuh besar di keluarga miskin. Bahkan untuk sekadar makan makanan bergizi, orang tua Lee hanya sanggup membeli ikan atau daging dua kali dalam sebulan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun kondisi tersebut tidak membuat Lee patah arang. Berkat kepiawaiannya di bidang bisnis properti, Kee menjadi salah satu orang terkaya di Hong Kong atau bahkan di dunia.
Kisah Kee banyak dibagikan ke seluruh Hong Kong sebagai salah satu yang paling inspiratif. Dia adalah anak keempat, yang dalam kepercayaan adat umumnya dianggap sebagai orang yang langka bisa sukses.
Pria yang lahir di Shunde, Guangdong, China ini benar-benar membangun bisnisnya dari nol. Kala itu, ia berekspansi ke Hong Kong dan bertemu dengan miliarder terkenal bernama Kwok Tak-Seng pasca Perang Dunia 2.
Mereka berbincang soal ide yang pada akhirnya melahirkan Sun Hung Kai Properties Limited, salah satu perusahaan terbesar di Hong Kong. Sun Hung Kai Properties kini merupakan salah satu pengembang besar di Asia dan di sana ia sempat menjabat sebagai Wakil Ketua Direktur.
Tak sampai di situ, berkat kepiawaiannya menjalankan bisnis properti di perusahaan Sun Hung Kai, di tahun 1976 ia mendirikan Henderson Land Development Company Limited.
Perusahaan miliknya sendiri tak hanya berpatokan pada pengembangan properti tetapi juga hotel hingga infrastruktur. Salah satu contohnya adalah International Finance Center, The Grand Promenade dan 39 Conduit Road.
Selain itu, ia juga melakukan perubahan besar dengan mengambil kepemilikan dari Hong Kong and China Gas Company Limited (Towngas) yang memasok hampir ke 85% rumah tangga di Hong Kong.
Kee adalah salah satu orang yang berperan besar atas pertumbuhan dan perkembangan sebagian besar sektor keuangan Hong Kong selama 40 tahun terakhir. Banyak orang mendapat manfaat baik secara langsung maupun tidak langsung karena tindakan keuangannya.
Tak hanya memikirkan soal bisnis, Pria berumur 95 tahun ini juga menjadi salah satu donatur Chinese University of Hong Kong (CUHK) selama bertahun-tahun untuk membantu dunia pendidikan.
Dia juga memberikan kontribusi yang signifikan kepada sektor sains dengan mendukung Program Studi China Selatan CUHK-Yale. Bahkan, berkat kecerdasannya pada tahun 1993 ia dianugerahi degree of Doctor of Social Science.
(ily/rrd)