Mengenang Rizal Ramli yang Dijuluki 'Rajawali Ngepret', Ini Asal-usulnya

Mengenang Rizal Ramli yang Dijuluki 'Rajawali Ngepret', Ini Asal-usulnya

Ilyas Fadilah - detikFinance
Rabu, 03 Jan 2024 08:06 WIB
Jakarta -

Mendiang Rizal Ramli kerap memakai jurus 'Rajawali Ngepret' saat melontarkan kritik ke pemerintah. Jurus itu bahkan dipakainya ke sesama pejabat saat dirinya masih menjadi bagian dari pemerintah.

Nama-nama seperti Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, PLN, dan Pertamina tercatat pernah menjadi sasaran 'kepret' Rizal Ramli. Lantas apa yang dimaksud dengan 'Rajawali Ngepret'?

Dalam catatan detikcom, mantan Menko Kemaritiman ini memang dijuluki sebagai 'Rajawali' oleh salah satu sahabat dekatnya, Adhie Massardi. Burung rajawali di mana pun berada tetap menjadi rajawali, bukan burung murai. Menurut Adhie baik di luar maupun di dalam pemerintahan, Rizal Ramli tetap akan bersikap kritis dan membangun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada 2015 silam Rizal Ramli mengaku menggunakan jurus 'Rajawali Ngepret' untuk membenahi negara ini. Usai dipanggil oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), istilah itu beberapa kali dia ucapkan kepada awak media.

"Ini rajawali ngepret. Saya bawa angin dari luar yang kenceng ke dalam agar bawa perubahan. Ini theory of change," kata Rizal saat berbincang dengan sejumlah pemimpin redaksi media massa di Istana Negara, Rabu (19/8/2015) malam.

ADVERTISEMENT

Di waktu yang bersamaan ia sedang berseteru dengan Jusuf Kalla. Meski kala itu mengaku sudah tidak ada lagi masalah dengan JK, namun pernyataan Rizal tetap pedas terdengar.

Awal kisahnya bermula saat Rizal Ramli mengkritik sejumlah kebijakan pemerintah hanya sepekan setelah dilantik jadi menteri baru. Rizal mengkritik kebijakan pembelian pesawat baru Garuda Indonesia dan mengkritik program besar pemerintah Jokowi-JK membangun pembangkit listrik 35.000 megawatt (MW).

Kritik Rizal terhadap kebijakan Jokowi-JK ini ramai diberitakan media, beberapa pengamat mengkritik langkah Rizal Ramli, namun ada juga yang mendukung. Sampai kemudian Wapres JK angkat bicara, pernyataan pertama JK cukup keras. JK meminta Rizal Ramli tidak bicara tentang hal yang tak dipahaminya.

Adu pendapat di media, Rabu (19/5/2015) siang untuk pertama kalinya Rizal Ramli bertemu dengan Jusuf Kalla dalam sidang kabinet di Kantor Presiden. Di awal rapat, Presiden Jokowi langsung menekankan fungsi seorang Menteri Koordinator yang harus selaras dengan Wakil Presiden. Selain itu, seakan menyinggung perdebatan dengan JK, Jokowi menyebut tugas seorang Menko adalah mencari solusi.

Menurut JK, dalam rapat itu tak ada mediasi dengan mantan Menko Perekonomian era Presiden Gus Dur itu. Bahkan, lanjut JK, semua menteri memarahi Rizal Ramli yang dinilai tak beretika mengajak wakil presiden berdebat di depan umum.

Selain itu jurus 'Rajawali Ngepret' juga digunakan saat mengkritik Sri Mulyani. Rizal Ramli kerap menyinggung jumlah utang pemerintah yang terus meningkat. Hingga akhir September 2020, total utang pemerintah mencapai Rp 5.756,87 triliun atau 36,41% dari produk domestik bruto (PDB).

Peningkatan jumlah utang pemerintah ini sejalan dengan kebijakan pemerintah melebarkan defisit APBN. Pelebaran defisit APBN dikarenakan sumber penerimaan negara yaitu pajak sedang lesu terdampak pandemi COVID-19. Di satu sisi, pemerintah butuh dana besar untuk menangani COVID-19 serta memulihkan ekonomi nasional.

Rizal Ramli bukan pertama kali mengkritik kondisi utang pemerintah, dia pernah mengajak Menteri Keuangan untuk debat soal data utang pemerintah, memberikan julukan Menteri Keuangan 'Ratu Utang', dan teranyar menyebut Indonesia 'pengemis utang bilateral'.

"Mas @jokowi, mau dibawa ke mana RI? Surat utang bunganya semakin mahal. Untuk bayar bunga utang saja, harus ngutang lagi. Makin parah. Makanya mulai ganti strategi jadi "pengemis utang bilateral" dari satu negara ke negara lain,, itu pun dapatnya recehan itu yg bikin 'shock'," cuit akun @RamliRizal kala itu.

Rizal Ramli mulai dikenal publik sebagai pengamat dari lembaga think thank ekonomi Econit Advisory yang didirikannya. Dia kemudian masuk birokrasi dengan menjadi Kabulog, Menkeu, Menko Perekonomian, dan Menko Kemaritiman. Semasa menuntut ilmu di S1 ITB, Rizal dikenal sebagai aktivis yang mengkritik Orba sehingga pernah dipenjara.

Rizal Ramli menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo pada Selasa malam pukul 19.30 WIB. Kabar Rizal Ramli meninggal dunia itu diketahui dari pesan singkat keluarga.

"Telah berpulang, bapak/kakek/mertua kami, Rizal Ramli pada tanggal 2 Januari 2024 pukul 19.30 WIB di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Kami segenap keluarga memohon maaf jika ada kesalahan beliau selama hidupnya," demikian bunyi pesan singkat tersebut.

(ily/ara)

Hide Ads