Wardah kini menjadi produk kosmetik yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Produk kosmetik ini telah membesar dan membuktikan mampu bersanding dengan produk-produk kosmetik lain yang terkenal.
Keberadaan Wardah tak bisa lepas dari sosok Nurhayati Subakat, Founder dan Chief Executive Officer (CEO) PT Paragon Technology and Innovation. Melalui perusahaannya, ia menghadirkan produk kecantikan halal dan terkenal di Indonesia bernama Wardah.
Wardah tak serta merta besar seperti sekarang. Ada proses perjuangan yang harus dilakoni sang pendiri perusahaan seperti menjual produknya dari pintu ke pintu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam catatan detikcom yang mengutip Forbes, wanita lulusan apoteker itu memulai bisnisnya pada tahun 1985. Awalnya dia dan suaminya yang ahli kimia membuat produk salon rumahan yakni sampo. Produk salon itu dahulu dibuat di bawah perusahaan yang dibuat Nurhayati, Pusaka Tradisi.
Berlanjut pada 1993, Nurhayati Subakat dengan suaminya meluncurkan produk kosmetik untuk pertama kali bernama Putri. Menyadari banyak yang berminat pada produk halal, ia pun merilis produk Wardah dengan branding sebagai produk kecantikan halal.
Awalnya, Wardah dipasarkan ke pesantren dan dijual dari pintu ke pintu. Seiring berjalannya waktu, perusahaan suami istri itu berganti pada 2011 menjadi Paragon Technology & Innovation.
Dikutip dari detikEdu, selain merek Wardah Paragon juga melahirkan Make Over dan Emina pada 2010 dan 2014. Per 2018, ada 10 merk dagang yang lahir dari Paragon Technology and Innovation.
Pada 2017 PTI memiliki 8.300 karyawan dan, menurut firma riset pasar ecommerceIQ, menguasai 30% pasar produk kecantikan di Indonesia.
Nurhayati Subakat menuturkan, industri kosmetik baginya sangat menjanjikan karena memiliki pertumbuhan yang selalu lebih tinggi dibandingkan dengan industri lain. Menurutnya, di kategori kosmetik, Paragon Technology and Innovation melewati perusahaan lain dengan share 29,7% di atas seluruh perusahaan lokal dan multinasional di Indonesia.
(acd/das)