Miliarder sekaligus pendiri ritel Jepang Daiso, Hirotake Yano meninggal dunia karena gagal jantung pada Senin (12/2). Pada saat meninggal, Yano mempunyai kekayaan bersih mencapai Rp 29,7 triliun.
Melansir dari CNN International Selasa (20/2/2024), Yano tutup usia pada Senin (12/2) lalu. Namun, perusahaan tersebut mengumumkan kabar duka itu pada Senin (20/2) kemarin.
Menurut Bloomberg Billionaires Index, kekayaan bersih Yano mencapai US$ 1,9 miliar atau setara Rp 29,7 triliun (kurs Rp 15.666) pada saat meninggal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Usai lulus pada tahun 1967, Yano mempunyai pekerjaan yang berbeda dari jurusannya di Universitas Chuo Tokyo. Pada tahun 1977, dia mendirikan toko kecil yang menjual produk-produknya seharga 100 yen. Dia menamakan toko itu dengan Daiso yang berarti menciptakan sesuatu yang besar.
Toko kecil tersebut kini menjadi perusahaan global. Di mana menjual berbagai macam produk perlengkapan rumah tangga hingga peralatan tuli, termasuk makanan ringan. Rata-rata produknya dijual dengan harga Rp US$ 1 per itemnya.
Ritel ini terus berkembang menjadi salah satu jaringan ritel terbesar. Di Jepang sendiri tersedia lebih dari 4.360 toko. Sementara, di luar negeri ada lebih dari 990 toko pada akhir tahun 2023.
Daiso pertama kali mengembangkan usahanya ke luar negeri pada tahun 2001. Pertama kali, membuka toko di Taiwan dan Korea Selatan. Kemudian berkembang pesat sehingga membuka toko-toko di Australia, Indonesia, Arab Saudi dan Amerika Serikat.
Rantai diskon tersebut menghasilkan penjualan lebih dari 550 miliar yen (US$3,6 miliar) pada Februari 2022. Dengan model bisnis ini, melahirkan pengecer 100 yen serupa di Jepang, seperti Seria dan Can Do.
Pada tahun 2018, Daiso mendirikan toko Threeppy dengan harga lebih mahal, yaitu 300 yen. Perusahaan ini juga mengakuisisi pengecer anggaran Jepang CouCou pada tahun 2020.
(das/das)