Polo Ralph Lauren adalah salah satu merek pakaian terkenal di dunia. Brand baju dengan simbol laki-laki yang sedang menunggangi kuda itu dijual di berbagai belahan bumi. Namun, siapa sangka, pendiri merek tersebut ternyata berasal dari kaum papa.
Ralph Lipschitz adalah pendiri pakaian tersebut. Pria kelahiran 14 Oktober 1939 ini adalah pebisnis hebat, namun ternyata hidupnya penuh dengan duri dan batu.
Ralph lahir dari keluarga miskin. Ia bahkan tak bisa membeli baju. Masa kecilnya dihabiskan di Bronx, New York, Amerika Serikat, bersama kedua orang tuanya, yang merupakan seorang imigran Yahudi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di tengah salah satu hunian terpadat di AS itu, kemiskinan membelenggu hidupnya. Tapi, Ralph mencoba menutupinya dengan pergi ke bioskop dan berimajiansi hidup seperti dalam film.
Sebelum menjadi kaya, Ralph sempat mencoba sejumlah profesi. Ia pernah menjadi seorang tentara dan petugas toko pakaian Brooks Brother di New York.
Namun, jalan hidupnya berubah ketika ia sedang menonton sebuah pertandingan olahraga polo. Olahraga berkuda sambil memukul bola itu menjadi inspirasinya untuk merancang busana.
"Kami dihadapkan pada hal yang luar biasa. Perak, kulit, kuda, rambut pirang tinggi dengan topi besar, dan masyarakat kelas atas yang nggak pernah terpikiran oleh kita," kata salah satu teman Polo, Warren Helstein dikutip dari Insider, 29 Agustus 2018 lalu.
Hanya berbekal ijazah diploma dan sedikit pengalaman bisnis, Ralph memutuskan untuk menjalankan perusahaannya sendiri. Ia memahami risiko yang diambilnya itu. Dari sebuah kantor kecil di Empire State Building, Ralph mencoba menerobos blantika fashion Amerika.
Rancangan desain yang ditawarkan Ralph kala itu benar-benar berbeda. Di tengah tren baju berwarna monokrom, ia berani merancang sebuah baju dengan motif warna-warni. Hal ini melawan arus fashion kala itu.
Berkat desain tersebut, dalam jangka waktu setahun Ralph berhasil meraup banyak pelanggan hingga mampu meraup US$ 500.000 atau Rp 7,8 miliar (kurs Rp 15.738) dari penjualan. Ia berhasil meraih momentum ketika Neiman Marcus, sebuah perusahaan pakaian mewah, memesan 1.200 dasi yang dia desain sendiri.
Kunci sukses lainnya, Ralph tidak berhenti mengembangkan sayap bisnisnya. Hal ini diutarakan oleh John Varvatos, anak didiknya, yang kini juga menjadi desainer ternama
"Ralph tidak pernah duduk tenang dalam setiap menitnya (dalam mengembangkan usaha). Anda mungkin bisa menikmati momen, tetapi Anda harus membiarkan waktu itu berlalu dan tidak bisa mengulangnya," kata John
Kemudian, pada 1997, Ralph melakukan penawaran perdana saham ke publik atau initial public offering (IPO) perusahaan. Sebagai CEO, ia masih memegang kendali dengan kepemilikan saham sebesar 85%.
Ralph pun kini menikmati hasil jerih payahnya. Pada 17 April 2022, Forbes mencatat total kekayaannya mencapai US$ 9,2 miliar atau setara dengan Rp 144 triliun (kurs Rp 15.738). Di sisi lain, Ralph juga diketahui memiliki kontribusi besar terhadap dunia medis. Selama 30 tahun, ia menjadi donatur tetap untuk riset kanker payudara lintas lembaga.
Dari seorang imigran yang tak bisa membeli baju, Ralph kini sukses menduduki posisi orang terkaya ke 262 di dunia.
(kil/kil)