Mulai dari Nol, Begini Perjalanan Ivan Cahyadi Jadi Presdir Sampoerna

Mulai dari Nol, Begini Perjalanan Ivan Cahyadi Jadi Presdir Sampoerna

Nurcholis Ma'arif - detikFinance
Rabu, 15 Mei 2024 21:46 WIB
Ivan Cahyadi
Presiden Direktur PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) Ivan Cahyadi dalam sesi wawancara media di Jakarta (Foto: HMSP)
Jakarta -

Para pemegang saham pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) menyetujui penunjukan Ivan Cahyadi sebagai presiden direktur baru dan berlaku efektif per 1 Mei 2024. Ivan merupakan sosok yang memulai karier di Sampoerna dari bawah hingga 27 tahun kemudian menjadi presiden direktur.

Selepas meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Surabaya (Ubaya) pada tahun 1996, Ivan memulai karier di Sampoerna sebagai Management Trainee. Ivan mengenang telah mendapatkan kesempatan penugasan di beberapa bidang selama empat tahun pertama berkarier di Sampoerna. Mulai dari human resources, teknologi informasi, sales, finance, dan marketing.

Ivan juga bercerita terlibat dalam proyek pendirian bidang supply chain Sampoerna. Awalnya, ia tidak tahu latar belakang rotasi tersebut hingga akhirnya dirinya menyadari bahwa perusahaan tengah mendidiknya untuk mengeluarkan kemampuan terbaiknya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ivan mengaku kesempatan penugasan itu membuat pengalaman empat tahun pertamanya saat memulai berkarier bermanfaat. Ia menyebut pengalaman terlibat di berbagai divisi dan proyek menjadi pengalaman berharga sekaligus menunjukkan komitmen kuat investasi Sampoerna pada pengembangan sumber daya manusia (SDM).

"Saya kemudian paham bahwa perusahaan berinvestasi agar saya memahami seluruh proses bisnis seperti apa," ujar Ivan dalam wawancara bersama media, Selasa (14/5/2024).

ADVERTISEMENT

Pada tahun 2000, Ivan diberi penugasan baru di PT Perusahaan Dagang dan Industri Panamas. Ivan berada di anak perusahaan Sampoerna tersebut selama sembilan tahun dan menduduki beberapa posisi, mulai dari Senior Manager Intelijen Pasar, Kepala Pengembangan Penjualan Strategis, General Manager East, dan Direktur Penjualan Operational Wilayah Barat.

Ivan juga bersyukur dari beberapa penugasan itu dia bisa bekerja dari ujung barat ke ujung timur Indonesia, dari Sabang sampai Merauke. Dari Panamas, karier Ivan meningkat, yaitu saat diangkat menjadi Direktur Penjualan & Distribusi, Godfrey Philip Morris, yang merupakan afiliasi PMI di Malaysia.

Setahun kemudian, Ivan pulang lagi ke Indonesia untuk menjabat sebagai Direktur Projek Penjualan pada 2010. Ia bercerita ditugaskan membuat roadmap bisnis untuk lima tahun, dan menjalankannya. Hasilnya, rencana tersebut berjalan dengan sangat baik.

Komitmen Pengembangan SDM di Sampoerna

Ivan CahyadiPresiden Direktur PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) Ivan Cahyadi didampingi Direktur Elvira Lianita (kanan), menegaskan komitmen Sampoerna dalam mengembangkan sumber daya manusia (SDM) baik bagi karyawan, mitra usaha, maupun masyarakat luas di Indonesia (Foto: HMSP)

Merefleksikan perjalanan kariernya selama kurang lebih 27 tahun di Sampoerna dari level pemula hingga posisi puncak, Ivan mengaku punya alasan kuat bertahan dan berjalan bersama perusahaan yang saat ini berusia 111 tahun.

Menurutnya, Sampoerna sangat berkomitmen untuk pengembangan SDM. Sebagai karyawan, katanya, Sampoerna memberikan kesempatan pengembangan diri lewat berbagai pelatihan.

"Sampoerna sangat berkomitmen berinvestasi di SDM. Saya mungkin salah satu contohnya dan masih banyak yang lain," jelasnya.

Komitmen Sampoerna pada pengembangan SDM itu, katanya, sejalan dengan motto perusahaan yakni Anggarda Paramita atau Menuju Kesempurnaan.

Ia mengatakan, pekerjaan menuju kesempurnaan merupakan perjalanan panjang lewat kerja keras dan pengembangan diri agar bisa melakukan inovasi yang berdampak positif tidak hanya bagi perusahaan tetapi juga masyarakat luas.

Saat ini, Sampoerna, melalui perusahaan pemasok tembakau, melakukan pembinaan terhadap 22.000 mitra petani sehingga berdampak positif bagi perekonomian nasional.

Selain mitra petani, lanjutnya, pengembangan SDM juga terus dilakukan untuk 250.000 toko kelontong SRC binaan Sampoerna melalui Sampoerna Retail Community (SRC) yang omzetnya secara kolektif sudah mencapai Rp236 triliun, setara dengan 11,36% dari total PDB ritel nasional pada 2022.

Bukan hanya itu, Sampoerna juga telah memberi pelatihan kewirausahaan kepada lebih dari 72.000 peserta yang terdiri dari pelaku UMKM dari seluruh Indonesia melalui program Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC).

Komitmen kuat Sampoerna untuk pengembangan SDM itu, tambahnya, tidak lepas dari Falsafah Tiga Tangan dengan tiga pilar yakni konsumen dewasa, karyawan, mitra bisnis, pemegang saham; dan masyarakat Indonesia secara luas.

"Sampoerna bisa menjadi seperti hari ini karena punya komitmen untuk memajukan Indonesia bersama-sama untuk memberikan dampak positif kepada masyarakat luas melalui apa yang kita punya yaitu pengembangan sumber daya manusia," ujar Ivan.

Klik halaman selanjutnya >>>

Jadi Pusat Pengembangan Talenta

Berkat sejumlah upaya meningkatkan kualitas SDM, saat ini terdapat banyak SDM Sampoerna yang bekerja di afiliasi Philip Morris International (PMI) di seluruh dunia, seperti di Amerika Serikat, Swiss, Italia, Portugal, Polandia, Romania, Jepang, Filipina, Thailand, Malaysia, Hongkong, Uni Emirat Arab, Meksiko, Mesir, dan Maladewa. Sampoerna selalu berupaya agar karyawan bisa mengeluarkan kemampuan terbaik dari dirinya.

Menurutnya, talenta Indonesia punya potensi dan kualitas yang sama baiknya dengan negara lain. Saat ini beberapa karyawan menduduki jabatan penting di afiliasi PMI, seperti direktur keuangan di Meksiko, kepala penjualan di Filipina, Country Manager di Maladewa, dan Chief Diversity Officer di kantor pusat PMI.

Sampoerna juga menjadi tempat belajar bagi para karyawan PMI. Saat ini, sejumlah karyawan PMI dan afiliasinya di berbagai asal Swiss, Korea Selatan, Italia, Filipina, Malaysia, Thailand, Pakistan, Kazakhstan, India, tengah bekerja di Sampoerna.


Hide Ads