Menteri Pariwisata (Menpar) Widiyanti Putri Wardhana belakangan ini menjadi sorotan karena menjadi menteri terkaya di Kabinet Merah Putih. Harta pejabat baru tersebut mencapai Rp 5.435.833.014.169.
Dilihat dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN), Jumat (24/1/2025), kekayaan Widiyanti Putri tersebut berasal dari aset tanah dan bangunan Rp 152 miliar, kendaraan Rp 19,46 miliar, kepemilikan surat berharga Rp 5 triliun, harta bergerak lainnya Rp 43,81 miliar, kas dan setara kas Rp 67,16 miliar, serta harta lainnya Rp 77,72 miliar.
Tak banyak yang tahu, di balik itu ternyata Widiyanti Putri merupakan anak dari pengusaha dan investor ternama Indonesia yakni Wiwoho Basuki Tjokronegoro. Ia merupakan pendiri Teladan Group (PT Teladan Resources) yang bergerak di sektor energi, perkebunan dan industri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
PT Teladan Resources memiliki bisnis kelapa sawit melalui PT Teladan Prima Agro Tbk, tambang batu bara di bawah bendera PT Indika Energy Tbk dan PT Mahaka Industri Perdana yang jadi mitra Freeport Indonesia. Perusahaan tersebut juga tercatat sebagai pemilik gedung apartemen mewah di Kebayoran, Jakarta Selatan bernama The Capital Residence.
Dikutip dari laman teladan-resources.com, Wiwoho Basuki merupakan pengusaha dan investor yang sudah malang melintang selama 52 tahun di berbagai sektor, khususnya di bidang energi dan pengembangan industri. Ia memegang peran penting di berbagai divisi di Teladan Group.
Di luar dunia bisnis, Wiwoho Basuki juga berperan aktif dalam berbagai inisiatif nasional dan internasional yang berkontribusi pada perkembangan ekonomi Indonesia. Tercatat ia pernah menjadi Anggota Komite Pemulihan Ekonomi Nasional dan bertindak sebagai Utusan Khusus Indonesia untuk beberapa negara Eropa Barat.
Ayah dari Menpar tersebut juga pernah menjadi penasihat Presiden dalam pengembangan bisnis nasional serta memimpin delegasi Indonesia di forum internasional seperti Asia Europe Business Forum (AEBF).
Wiwoho Basuki menyelesaikan pendidikan Sarjana (Bachelor of Science) di bidang Teknik Perminyakan pada tahun 1964 dan melanjutkan pendidikan Magister (Master of Science) di bidang yang sama pada tahun 1965 di University of Kansas, AS. Ia kemudian melanjutkan studi pascasarjana di bidang Ilmu Kebumian di Stanford University, Palo Alto, California, AS, pada tahun 1968-1969.
(aid/fdl)