Gemerincing Uang dari Gasing
Selasa, 19 Jun 2007 16:50 WIB

Jakarta - Anak-anak kecil saat ini mungkin lebih kenal PS, Video Game dll. Gasing? Mungkin banyak yang tak kenal. Namun siapa sangka mainan tradisional itu mampu menghasilkan duit yang cukup menggiurkan. Saat ini mainan khas Melayu ini memang jarang dijumpai sehari-hari. Tapi siapa sangka, mainan yang terbilang hampir langka di kota besar justru bisa mendulang gemericing uang di beberapa kota Indonesia. Sebut saja di Natuna, Kepulauan Riau. Gasing menjadi olahraga favorit disana. Bahkan Persatuan Gasing Seluruh Indonesia (Pergasi) bercita-cita akan membuat gasing sebagai olahraga berstandar nasional. Melihat prospek yang cukup cerah ini, H Asmui Bakar mulai menekuni bisnis gasing. "Awalnya dari main, tapi kalau untuk main kan harus buat dulu. Lalu ada yang mau beli, ya sekalian," ujarnya pada detikfinance disela-sela pameran produk kerajinan langka di Plaza Departemen Perindustrian, Selasa (19/6/2007). Untuk sekali perlombaan, seorang pemain gasing setidaknya membutuhkan 10 buah gasing. Padahal, peserta lomba gasing bisa mencapai ratusan orang. Jadi tak heran jika Asmui bisa menjual 500-600 buah gasing jika mendekati masa perlombaan. Gasing yang akan distandarisasi adalah yang berukuran 12 inci. Harganya Rp 35.000 per buah. Tak heran, jika penghasilannya bisa mencapai puluhan juta. Yang membuat bisnis ini lebih menarik, gasing tak hanya bisa dijadikan alat olahraga, tapi juga sebagai hiasan atau pajangan. Asmui berhasil menggubah potongan-potongan kayu itu menjadi tropi atau vas berbentuk gasing. Dengan hiasan manik-manik yang mempercantik gasing, maka harganya pun bisa meroket. Tak hanya yang mahal terus, Asmui juga memproduksi gasing yang bisa digunakan untuk gantungan kunci seharga Rp 5.000 saja. Jadi, dari kegemaran bermain gasing ditambah kreatifitas tinggi, gemericing uang pun bisa datang.
(lih/qom)