Iwan Pontjo Balapan Kawin Muda
Kamis, 21 Jun 2007 11:04 WIB

Jakarta - Dalam usia 49 tahun, Mantan Dirut Jamsostek Iwan Pontjowinoto sudah menimang cucu. Semuanya berkat kawin muda. Ya, Iwan Pontjo ternyata sudah menikah sejak usia 24 tahun. Namun rekor kawin muda Iwan Pontjo itu ternyata kini dipecahkan oleh putrinya sendiri."Saya kawin umur 24 tahun, anak saya kawin umur 22 tahun. Gila ya? Saya pikir saya sudah cepet kawin pas umur 24, ternyata anak saya umur 22 tahun," ujarnya sambil tertawa.Perbincangan dengan Iwan Pontjo itu dilakukan disela-sela acara yang digelar Sampoerna SBM-ITB di Sampoerna Strategic Square, Jalan Sudirman, Jakarta, Rabu (21/6/2007) malam."Begitu dia bilang 'Pa, saya mau dilamar'. Haaa? Umur segini mau dilamar," tambah Iwan lagi sambil tergelak.Dalam kesempatan itu, bapak tiga anak ini juga menceritakan tentang kegiatannya setelah tak lagi menjabat sebagai Dirut Jamsostek. Iwan kini menjadi salah satu pengajar di Sampoerna SBM-ITB.Meski dulunya mengurus asuransi, Iwan mengaku dirinya tak kagok mengajar soal sektor energi. "Ari Soemarno (Dirut Pertamina) itu dulu murid saya. Saya yang ngajar," ujarnya bangga.Iwan mengaku sudah sering mengajar, terutama tentang strategi pemasaran. "Saya tuh bukan orang asuransi, saya ngurusi Jamsostek bukan sebagai orang asuransi, tapi CEO. Lain. Saya memang orang manajemen, mau ngurusi energi atau yang lain sama saja," kata Iwan.Selain mengajar, Iwan kini aktif mencari uang di pasar modal. Namun mencari uang itu bukan berarti Iwan kini senang bermain saham memanfaatkan momen bullish. "Saya bukan jual beli sahamnya, saya nyari pembiayaan buat orang yang mau beli perusahaan, mau ngembangin usaha. Menghubungkan orang yang punya uang dengan orang yang butuh uang," jelasnya.Tak hanya itu, Iwan juga tengah bersiap menyelesaikan program doktornya, yang diharapkan bisa rampung setelah Lebaran tahun ini. "Biar keren kan, namanya Doktor Iwan Pontjo. Emang cuma Doktor SBY, Iwan juga boleh juga dong," selorohnya.Jika gelar doktor sudah dikantongi, Iwan juga akan segera menerbitkan tiga buku, yakni tentang Corporate Governance di BUMN, Jaminan Sosial dan Pengalaman kegagalan di Jamsostek."Pokoknya kita omong hal yang bisa dibuat lebih baik. Itu 3 buku beda-beda. Saya harus memisahkan antara pendapat saya dan fakta. Jangan campur aduk, nanti menyesatkan orang," katanya.
(qom/ir)