Itulah salah satu sifat Prof Sadli yang gampang diingat publik. Sadli yang menjadi bagian perjalanan Orde Baru itu kini telah tutup usia pada umur 85 tahun, Selasa 8 Januari 2007 pukul 23.30 WIB. Dia pernah menjadi Menaker dan Menteri Pertambangan di zaman Presiden Soeharto.
Bersama ekonom senior lainnya, seperti Widjojo Nitisastro dan Emil Salim, dia sering mendapat julukan sinis: ekonom Berkeley.
Tapi apapun sebutannya tidak menyurutkan langkah Sadli yang konsisten memberikan ilmunya untuk kalangan akademisi dan negara. Sadli yang kelahiran Sumedang 10 Juni 1922 bahkan sempat menjadi penasihat ekonomi di era Presiden Megawati.
Dalam autobiografi 80 Tahun Mohamad Sadli yang ditulis sejumlah ekonom muda, disebutkan Sadli sebagai figur yang rajin melihat perjalanan ekonomi Indonesia terutama setelah krisis.
Sadli pernah mengatakan krisis ekonomi adalah berkah yang tersembunyi bagi para teknokrat di republik ini. Karena krisis itu telah membuat banyak orang tersadar dan mau melakukan reformasi yang lebih baik.
Suami dari psikolog terkenal Prof Saparinah Sadli ini juga masih rajin menulis artikel di media, yang isinya mengingatkan para pemimpin negeri ini agar jangan kembali membuat kebijakan yang keliru.
Sadli saat ini adalah guru besar ekonomi dari Universitas Indonesia. Lelaki yang punya hobi memotret ini diketahui mulai sakit sejak akhir tahun lalu.
Meski telah berpulang, Sadli meninggalkan jejak ekonomi yang bermanfaat bagi kalangan ekonom dan akademisi. Sejumlah ekonom seperti Moh Ikhsan, Faisal Basri dan Menteri Keuangan Sri Mulyani adalah segilintir murid Sadli.Selamat jalan prof Sadli...Β (ir/qom)