Kisah Indranil, Pilot Airbus A380

Kisah Indranil, Pilot Airbus A380

- detikFinance
Jumat, 25 Apr 2008 13:34 WIB
Jakarta - Pesawat Airbus A380 telah mengukir sejarah sebagai pesawat terbesar dan termegah pertama yang sudah terbang secara komersial. Bagaimana rasanya menjadi pilot yang menerbangkannya?  Indranil Ray Chaudhury mengisahkannya.

Sebagai orang yang pernah mengendarai pesawat itu, Indranil pastinya merasa bahagia dan bangga.

"Saya merasa happy dan cukup bangga karena bisa mengendarai pesawat komersial terbesar," katanya dalam konferensi pers di MU Cafe, Jakarta, Jumat (25/4/2008).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak mudah menerbangkan pesawat superjumbo itu. Harus memiliki keahlian dan jam terbang yang cukup untuk bisa melakukannya.

"Memang meskipun banyak pengalaman perlu latihan khusus untuk bisa mengemudikan pesawat ini, jadi tidak sembarangan pilot bisa mengendarai pesawat sebesar ini," urainya.

Dengan kecanggihan pesawat tersebut, Indranil tak merasa khawatir akan ada kerusakan meskipun kemungkinan tersebut selalu ada.

"Kemungkinan itu ada, tapi kan pesawat itu dilengkapi dengan peralatan komunikasi yang lengkap dan ada cadangannya. Saya rasa sangat aman pesat ini karena teknologinya paling canggih," imbuhnya.

Dia mengatakan pesawat A380 ini dilengkapi dengan sistem navigasi yang berteknologi tinggi, selain itu juga kabin pesawat berukuran raksasa ini sangat nyaman bagi penumpangnya karena pergerakan pesawat cukup stabil.
 
"Pesawat ini dilengkapi dengan mesin Trent sebanyak 4 buah, jadi cukup besar tenaganya, selain itu badan pesawat tidak dibuat dari alumunium melainkan menggunakan bahan khusus sehingga cukup enteng," tuturnya .

Ray mengatakan sistem teknologi bagi pilot di pesawat ini sudah digital secara kesuluruhan, sehingga keamanan dan kondisi pesawat selalu dipantau komputer di dalam pesawat.
 
"Pesawat A380 merupakan pesawat terhening yang pernah ada dan secara signifikan mengurangi pembakaran bahan bakar per kursi kilometer dibanding pesawat besar lain," jelasnya.
 
Pesawat ini memiliki kapasitas 471 kursi dalam 3 kelas yaitu 12 suite yang ultra mewah, 60 kelas bisnis, dan 399 kursi kelas ekonomi. "Saat ini Singapore Airlines memiliki 3 pesawat A380 daPertamlam operasional, masih ada 16 pesawat pesanan pasti dan 6 pesawat pilihan," ucapnya.

 Ia juga menjelaskan, pesawat berbadan lebar A380 itu untuk sementara belum beroperasi di Jakarta. Bandara terbesar di Indonesia, Soekarno-Hatta belum cukup memadai sampai saat ini untuk menjada landasan bagi penerbangan atau pendaratan pesawat A380 ini.

"Jakarta hanya rute alternatif hanya jika keadaan darurat pada rute penerbangan Singapura-Australia atau sebaliknya," katanya.
 
Dalam kesempatan itu,  Singapore Airlines yang merupakan pemilik A380 pertama juga mengumumkan pembukaan rute pertama ke Tokyo mulai 20 Mei 2008.

"Penerbangan pertama A380 ke Tokyo akan meninggalkan Bandara Changi hari Selasa 20 Mei 2008 pukul 00.40 dan tiba di Bandara Narita Tokyo pukul 08.30," ujar General Manager Indonesia Singapore Airlines Lee Eugene.
 
Penerbangan ke Tokyo ini akan dilakukan 20 kali seminggu, dan juga terbang setiap hari ke Nagoya, 5 kali seminggu ke Fukuoka dan 17 kali seminggu ke Osaka.
 
"Kami yakin bahwa pelanggan warga Jepang kami akan tertarik untuk mencoba produk kabin baru kami dan sistem hiburan berkelas pada A380," tuturnya. (dnl/qom)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads