Komentar tak senonoh terkait gugurnya 53 awak KRI Nanggala-402 berbuntut panjang. Saat ini, pihak berwajib tengah mengusut sejumlah akun dan memastikan dilakukan proses hukum.
Hal ini pun menjadi pelajaran penting agar tidak sembarangan menggunakan media sosial. Sebab, di dunia kerja pun aktivitas media sosial ternyata juga menjadi penentu karir seseorang.
Chairman dan Founder FutureHR (FTHR), Audi Lumbantoruan mengatakan, aktivitas media sosial sendiri menjadi penilaian tersendiri bagi karyawan maupun calon karyawan. Dia bilang, saat ini biasanya HRD membangun hubungan dengan karyawan dengan berbagai jaringan media sosial seperti Facebook, Instagram dan lain-lain.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Biasanya, tambah dia, HRD melakukan pengecekan terhadap karyawan secara acak untuk mengetahui aktivias karyawannya.
"Kadang-kadang juga pengin tahu bagaimana mereka aktif karena kan harusnya jangan sampai bekerja terlalu banyak media sosial, kecuali bidangnya PR atau sosial media," katanya kepada detikcom, Senin (26/4/2021).
Dia bilang, kalau karyawan mengunggah konten yang tidak pantas biasanya HRD melakukan mediasi. Tentunya, HRD juga telah menyiapkan bukti postingan yang tidak pantas tersebut. Menurutnya, jika postingan yang tidak pantas terkait bisnis perusahaan, maka karyawan itu bisa diberhentikan alias dipecat.
"Kalau berkaitan dengan bisnisnya perusahaan yang pasti langsung dikeluarkan, misalnya nggak sesuai nilai-nilai dipegang perusahaan," ujarnya.
Tak hanya untuk karyawan, calon karyawan pun kadang dicek media sosialnya oleh HRD. Biasanya, pengecekan dilakukan usai tes wawancara, atau dalam proses cek kesehatan dan latar belakang (background).
"Di background check biasanya dilihat ada dua model, ada yang dilakukan oleh HRD-nya sendiri, ada yang melalui pihak ketiga. Di background check inilah yang dilihat salah satunya aktivitas di sosial media. Di luar dari itu juga dilihat apakah betul CV-nya, apakah betul bekerja di situ, termasuk juga pendapat-pendapat dari perusahaan sebelumnya," jelasnya.
Nah, pengecekan latar belakang ini juga menentukan apakah calon karyawan itu diterima atau ditolak.
"Karena mau nggak mau dia mencerminkan merepresentasikan perusahaannya. Kan namanya karyawan digaji kan," ujarnya.
(acd/dna)