Seringkali pegawai dibikin resah dengan gaji yang dirasa cenderung stagnan dan tak naik sesuai harapan. Terkadang, mengundurkan diri dari pekerjaan atau resign jadi opsi yang dipilih pegawai dalam mengatasi hal ini. Apa yang perlu diperhatikan dalam mengambil keputusan resign?
Business Transformation Advisor Stanford Graduate School of Business, Audi Lumbantoruan, mengatakan ada sejumlah kondisi yang menyebabkan pegawai mengambil keputusan resign. Salah satu contohnya adalah kondisi pekerjaan yang tidak kohesif atau tidak disukai, seperti soal komunikasi dengan rekan kerja dan atasan, atau bahkan lingkungan kerja yang sudah membosankan dan tidak menyenangkan.
"Termasuk juga tuntutan pekerjaan yang mungkin semakin bertambah. Tetapi, alasan karyawan untuk pindah kalau berdasarkan gaji, itu biasanya karena ada negosiasi dengan pihak lain yang di luar perusahaannya. Misal, karena penawaran dengan posisi baru yang diberikan mungkin jauh lebih baik dari yang didapatkan sekarang," bebernya saat dihubungi detikom, Sabtu (8/2/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Audi, jika melihat isu karyawan yang sudah bekerja bertahun-tahun tetapi jarang atau bahkan tidak mengalami kenaikan gaji, ada dua hal utama yang perlu diperhatikan.
"Pertama, apakah suatu perusahaan mempunyai skala struktur gaji yang sudah tepat, atau mengikuti dengan kondisi pasar, kondisi industri. Karena memang perusahaan juga harus selalu mengevaluasi skala gajinya itu sudah dirancang dan dibikin sesuai dengan harga pasar dan kondisi industri," bebernya.
Audi mengatakan, pegawai harus mengecek alasan di balik nominal gaji yang cenderung stagnan. Bisa jadi pula, Audi bilang, karena perusahaan tidak punya dana untuk dapat menaikkan gaji para pekerjanya.
"Itu juga bisa jadi karena anggarannya tidak ada, jadi perusahaan hanya berusaha 'paling tidak naik', tetapi idealnya kenaikan gaji itu harus dilihat terhadap misalnya pendapatan minimum seperti UMR, atau yang ada di provinsi juga ada skalanya, ada minimumnya," tambah Audi.
Kemudian, Audi bilang, perusahaan juga harus melihat kondisi karyawannya saat bekerja sudah mampu memenuhi tanggung jawab pekerjaannya. Artinya, dari sisi antara ia bekerja dan memberikan kontribusi juga seimbang dengan yang didapatkan pegawai.
"Karena ujung-ujungnya, perusahaan mau menahan pun tidak bisa juga, kadang-kadang karyawan sekarang juga lebih pintar. Ia mau lakukan crosscheck dengan survey salary. Zaman sekarang, informasi lebih mudah didapatkan dibandingkan dulu," pungkasnya.
(fdl/fdl)