Buka-bukaan Soal Mobil Murah dan HP Impor

Wawancara Khusus Menperin MS Hidayat

Buka-bukaan Soal Mobil Murah dan HP Impor

- detikFinance
Jumat, 16 Mei 2014 07:32 WIB
Buka-bukaan Soal Mobil Murah dan HP Impor
Jakarta - Menteri Perindustrian (Menperin) MS Hidayat hampir 5 tahun menjabat sebagai menteri. Mantan Ketua Umum Kadin ini, sempat mengeluarkan beberapa kebijakan yang cukup kontroversial antara lain program mobil murah atau Low Cost and Green Car (LCGC).

Sampai saat ini, sektor industri otomotif jadi 'anak emas' yang menjadi andalan pemerintah dalam menopang pertumbuhan ekonomi. Bagaimana dengan sektor industri lainnya di bawah kepemimpinan MS Hidayat?

Bagaimana program hilirisasi yang dicanangkannya sejak awal jadi menteri? Bahkan yang fenomenal soal rencana raksasa elektronika asal Taiwan Foxconn yang akan membangun ponsel pintar di Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut wawancara detikFinance dengan pengusaha properti ini, saat ditemui di kantor Kementerian Perindustrian, Jalan Gatot Soebroto, Jakarta, Rabu (14/5/2014).

Program LCGC salah satu kebijakan Anda yang menjadi kontroversi, apa tanggapan Anda?
Ada program kemandirian, yaitu program di mana pembuatan mobil LCGC itu dipersyaratkan dengan teknologi mereka pengehmatan itu yaitu 1 liter 20 km, itu bisa mengurangi konsumsi. Orang jadi menggunakannya nggak banyak.

Kedua kita mensyaratkan mereka membangun industri komponennya di Indonesia. Dalam tempo 5 tahun itu diharapkan seluruh mesinnya komponennya dibuat di Indonesia. Industri komponennya semua sudah mulai masuk. Tujuan dari Kemenperin sebetulnya kemandirian pembuatan industri ini.

Ketiga karena ini sebuah teknologi baru di bidang, city car mobil sederhana, sekarang sedang trendi, maka kalau kita nggak membuat dan melakukannya sendiri, kebutuhan itu akan dipenuhi mobil LCGC import, Jepang juga membuat di Thailand itu akan banjir di sini.

Sekarang saya yakin dia nggak bisa compete karena kita lebih murah. Karena kalau kita impor seringkali barangnya kompetitif. Sekarang ini, selain kompetitif, dan dibuatnya dalam negeri sendiri.

Pasti lebih kompetitif, karena di pasar dalam negeri semua didominasi kita. Saya belum dapat laporan kalau LCGC itu didominasi dari Thailand. Padahal di negara ASEAN yang lain, dari thailand sudah mulai membanjiri. Investornya dari Jepang.

Komponen lokal LCGC katanya belum sampai 100%?
Belum, dari Daihatsu itu sudah 80%. Saya menargetkan sebelum 5 tahun itu sudah 80%. Kalau saya memberikan fasilitas pajak PPn BM, bukan buat produsen tapi buat konsumen sehingga dia nggak perlu bayar PPn BM. Sehingga orang tertarik. Kompensasinya adalah mereka dipersyaratkan membagun di dalam negeri. Ini industrinya bukan hanya perakitan.

Bulan Juni lima-limanya sudah mulai membuat mesin. Ada 5 pemain Jepang, yang mulai mau masuk satu lagi Datsun. Saya membuka ke semua merek. Industri non LCGC yang berani masuk adalah VW, meskipun dinominasi Jepang, mereka tetap akan masuk.

Selama Anda jadi menteri, industri mana saja yang paling pesat tumbuhnya?
Pertama, otomotif, yang sekarang kita arahkan sedang diarahkan kemandiriannya, mereka sudah lebuihg dari 30 tahun industri assembling. Sedikit pemaksaan dengan strategi, hasilnya sudah mulai kelihatan.

Kalau 5 tahun setelah saya ada orang men-declare kita sudah bisa membangun sendiri mobil buatan Indonesia, itu benar, karena sekarang menuju ke sana secara konkrit.

Saya yakin otomotif kita bisa ada kemajuan baik di bidang produksi dan kemandiriannya, dia juga sudah ditetapkan menjadi production base untuk kawasan Asean dan global.

Kedua, Industri baja dan iron steel, kalau kita men-declare, Indonesia sebagai negara industri 2025, tidak mungkin itu tidak dimulai tanpa industri baja, karena itu mother of industri. Tak ada negara industri yang bisa mengklaim negara maju kalau tak punya industri baja yang kuat.

Itu dilakukan Korea meskipun tak ada bahan bakunya, RRT, Amerika, dan negara maju lain. Jadi dengan segala daya per kapita kita sekitar 30 kg, negara sudah maju di atas 300 Kg, Jepang hampir 500 Kg. Sampai 2 tahun lagi dari sekarang kita mau mencapai 60-an, itu artinya konsumsi orang meningkat.

Meningkatkan penggunaan kebutuhan, untuk besi baja, dan industri berat atau heavy industry, bukan hanya perkapalan, tapi oil and gas, membuat pipa dan sebagainya, otomotif, yang membutuhkan besi bajan lambat laun akan kita kurangi impornya.

Kapasitas industri nasional 6 juta ton, kebutuhan kita 11 juta ton, sisanya masih mengimpor. Kalau ada pabrik baja baru terpenui kebutuhan orang juga meningkat, itu sebabnya saya mondar mandir ke daerah kalau pabrik baja itu diperlukan. Gangguannya juga banyak, terutama listrik, karena itu saya suka berteriak sebagai menteri, kalau masalah tarif listrik, ada kenaikan tapi sistem kenaikannya tidak sesuai. Saya nggak ingin kinerja ini terganggu.

Mereka mencoba membuat powerplant sendiri, tapi itu menambah investasi baru. Itu kurang menarik, kalau membangun pabrik baja di kawasan lain, kompetisi kita lama-lama bisa kalah.

Program soal hilirisasi industri bagaimana perkembangannya?
Program hilirisasi, kita sudah mulai dengan industri agro, kelapa sawit, kakao, rubber, rotan, termasuk bajam itu kan sebetulnya proses hilirisasi.

Jadi kita percaya bahawa mengutamakan, hilirisasi, atau juga processing industry yang memberikan nilai tambah itu salah satu jalan, yang penting untuk mencapai tingkat industrialisasi.

Sekarang ini raw material itu kita jual. Kita terima devisa. Kita dapatkan nilai tambahnyan dan kita juga tak punya know how. Tentu orang akan protes yang selama bertahun-tahun mempunyai gain, keuntungan dari bahan baku tersebut. Kita siap melakukan kerjasama dengan mereka ini untuk kepentingan jangka menengah dan jangka panjang. Kalau nggak seumur hidup kita akan melas untuk investasi industri bernilai tambah.

Bagaimana dengan industri elektronika?
Itu termasuk industri yang relatif maju di Tanah Air. Tapi industri ini rawan penyelundupan, jadi banyak barang ilegal yang masuk membuat industri dalam negeri disaingi secara tidak fair. Kalau melihat kebutuhan domestik demand itu meningkat terus.

Penyebab penyelundupannya apa sebenarnya?
Ada kelemahan aparat, kedua geografis kita ini sebagai negara kepulauan menyebabkan begitu banyak celah atau pelabuhan tikus. Anda bandingkan negara kita yang mudah dimasuki dari mana-mana, dengan Singapura dan Malaysia yang gatenya terbatas.

Harus ada ekstra pengawasan, bea cukai atau aparat. Kalau di tengah laut terjadi transaksi kan kita nggak ngerti. Para pengusaha pelayaran saran, agar ada safeguard pasukan pengamanan pengairan, karena dia adalah nanti yan menjadi otoritas. Ratusan ribuan kapal niaga mondar-mandir itu harus ada.

Jadi khusus untuk barang elektronik gadget HP dan semua jenisnya itu memang sudah menggiurkan para investor untuk berinvestasi di sini. Kareka selama ini kita impor. Terakhir saya dapat laporan impor untuk ponsel saja kira- 70 juta unit tahun lalu, 60-70 juta. Jadi demand kita tinggi sekali, maka saya akan memfasilitasi bagi mereka yang memang mempunyai brand dan reputasi, terutama Foxconn dan Samsung.

Tapi Foxconn permintaannya terlalu rumit, minta tanah gratis dan sebagainya. Mudah-mudahan ada titik temu. Yang saya khawatirkan kalau mereka investasinya di Malaysia tujuannya ekspor ke Indonesia. Jadi kita sebagai konsumen aja. Apalagi MEA, itu yang saya paksakan untuk dibuat di Indonesia. Supaya pajak, tenaga kerja, ahli, itu semua bisa dilakukan di Indonesia.

Jangan sampai ketika ASEAN community terjadi di mana regulasi 10 negara itu berlaku sama. Karena efisiensi dan high cost kita dan infrastruktur kita yang kalah dibandingkan dengna negara lain, mereka memilih ke sana dan ekspor ke kita.

Apa memang ada potensi mereka bangun pabrik di Malaysia?
Ada. Makanya kita mau menarik ke sini agar tidak neko neko aja. Bisa ke Malaysia karena dia punya kawasan industri. Saya sama Gita (Mantan Mendag) berunding, khawatir dia investasi besarnya ke sana.

Di ASEAN ini dari 10 atau 11 negara, total penduduknya 550 juta, yang 240 itu dari satu negara yaitu Indonesia jadi pasar domestik kita menggiurkan. Jangan sampai investasi ditentukan di luar karena setelah dihitung production cost-nya di sana, tapi dijualnya di sini.

Mungkinkah pemerintah memberikan lahan gratis ke Foxconn?
Mereka kemarin berunding lewat Jokowi dengan KBN, itu KBN kan BUMN punya, dia minta 200 hektar, KBN bilang kalau nggak mau membeli saya ikut saham dengan equity lahan kita. Kalau dikasih gratis kan ditangkap KPK, itu tanah negara.

Kalau swasta diminta gratis dia nggak mau. Dia membangun 10 proyek besar di China. Di sana memang counterpartsnya pemerintah, kalau negara komunis bisa menghandle begitu. Saya nggak bisa membujuk pengusaha yang punya tanah di sini biar kasih gratis. Paling nggak yang kayak KBN itu.

Mereka belum tertarik dengan konsep itu?
Belum jawab. Saya kira hal-hal seperti itu harus diselesaikan segera.

Kemarin dulu saya diundang BB untuk dinner dengan Mendag Lutfi, dengan Mahendra. Saya titip ke Lutfi, karena setahu saya BB dengan Foxconn sudah menjalin kerjasama untuk mengembangkan di Indonesia dengan di China. Dia sedang launching itu Z3, kalau dia cuma launching itu otoritas perdagangan. Kalau dia ngomong dia mau investasi tahun ini, biar saya yang menghadapi, saya beri fasilitas segala macam. Itu lebih banyak trading.

Kendala lain Foxconn?
Paling penting lahan, dia membutuhkan 200 hektar bertahap, kalau pajak bisa dinegosiasikan. Karena saya mau memproduksi di sini untuk subsitusi impor kita yang makin lama makin tinggi. Itu yang di China lakukan. Pokoknya harus bikin di Tiongkok, karena di sana lebih besar dari kita. Menurut saya Foxconn dan Samsung lah.

Samsung mau masuk?
Dia belum memutuskan, tapi dia menghitung market kita yang semakin besar. Sekarang ini seluler phone, nggak dimiliki kelas menengah saja, segmen bawah saja sudah masuk. Supir kita, tukang kebun di rumah pakai HP.

Katanya lahan juga kendalanya Samsung masuk ke Indonesia?
Karena itu belum menjadi sesuatu yang formal, saya belum berani komentar. Tapi kita melayani investasi di sektor itu dan nama yang brandnya tinggi. Tapi saya juga ingin memfasilitasi para investor lokal yang sekarang sudah mulai termasuk Polytron.

Ada 4 yang sudah ditangani secara khusus. Insutruksi saya layani mereka fasilitas apapun yang mereka minta jangan cepat ditolak dan kita pelajari bersama. Karena hanya dengan mengembangkan diri seperti itu baik investasi dari luar dan dalam, kita bisa mengatasi sektor ini. Yang ideal itu memang yang lokal joint dengan yang punya brand. Malah bisa ekspor nanti.

Masyarakat kita banyak yang pakai barang bermerek, budayanya seperti itu, Anda setuju?
Setuju. Itu sudah kebiasaan, karena merek itu yang sudah familiar kita pakai. Kalau merek yang sama joint dengan lokal dan buat merek baru, kan sama saja bisa kita beli karena kita percaya dengan investornya. Itu yang saya inginkan. Misalnya Foxconn masuk sini, ciptakan brand baru, orangnya tau siapa pembuatnya.

Anda yakin masalah ini bisa sukses sebelum kabinet selesai?
Yang terakhir ini jadi warisan saya juga, UU perindustrian. Setelah 30 tahun UU yang lama, dengan UU yang baru ini merupakan pembaruan dari program perindustrian melalui UU yang baru, UU yang baru ini juga bisa berarti semacam roadmap dari rencana jangka panjang per 5 tahun ke depan.

Itu salah satu hal strategis dan besar yang kita hasilkan, setelah. Intinya juga melakukan revitalisasi industri dalam arti memperkuat kemenperin dengan kinerja, dulu sektor industri tersebar di semua kementerian. Dulu sektor industri tersebar di semua kementerian, sekarang industri strategis ditarik kembali karena di sinilah jadi pusat dari kegiatan industri maupun inovasi

Foxconn, sempat dijanjikan bangun pabrik 25 Desember 2012?
Kemarin terakhir sama Jokowi, mungkin dia ngitung ini calon presiden baru, dia neken. Biar aja, yang penting buat saya masuk. Saya sama sekali nggak keberatan dia mau berundingnya dengan siapa, asal masuk beneran.

Rencananya Foxconn di Indonesia seperti apa?
Dia mau bawa engineer 3.000. Dia ingin yang cepat bisa melayani kepentingan dia. Kepentingan dia itu nomer satu lahan. Dan dia pengen di dekat airport, karena hampir semua mesin dia itu diangkut melalui air cargo. Jadi selalu dia minta di seputar airport.

Samsung kapan?
Saya belum berani komentar karena dia belum resmi, meskipun saya tahu dia mempelajari.

Samsung akan produksi apa nanti?
Saya kira kalau dia bicara kelas menengah di Indonesia. Itu berarti hampir 60 juta orang, 2 kali lipatnya penduduk Malaysia. Berapa kalinya Singapura, bayangkan kita punya bargaining position begitu kuat. Jadi deal-nya mesti benar. Karena dia mengadalkan market kita. Tak apa-apa asal dibuat di sini, menggunakan teknologi di sini, join sama lokal di sini, menggunakan tenaga kerja di sini. Dia transfer.

(zul/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads