Cerita Menkeu Bambang: Super Sibuk di Tahun Pertama Jokowi

Wawancara Khusus

Cerita Menkeu Bambang: Super Sibuk di Tahun Pertama Jokowi

Maikel Jefriando - detikFinance
Rabu, 20 Jan 2016 07:18 WIB
Jakarta - Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro, dipilih oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai bagian dari Kabinet Kerja di akhir Oktober 2014 silam. Bambang dipercaya untuk mengisi kursi Menteri Keuangan, menggantikan posisi sebelumnya yang dipegang oleh Chatib Basri.

Melihat rentetan karirnya, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) bukanlah sesuatu yang baru bagi Bambang. Guru Besar Ekonomi Universitas Indonesia ini, dulu pernah menjabat sebagai Kepala Badan Kebijakan Fiskal. Dia juga pernah menjadi Wakil Menteri Keuangan.

Akan tetapi hal tersebut tak menghindarkan Bambang dari kesibukan di tubuh pemerintah. Tantangan eksternal dari berbagai lini dan penyempurnaan kondisi internal harus dilewati. Hingga akhirnya Bambang bisa bernafas lega saat tutup buku APBN Perubahan (APBN-P) 2015.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengingat salah satu kutipan saat berbincang dengan detikFinance pasca terpilih sebagai Menteri Keuangan. Saat itu, Bambang menjelaskan cara koordinasi yang akan dilakukan kepada jajarannya.

"Karena kita sebagai menteri kan bukan Superman yang bisa tidak tidur 24 jam atau bisa menyelesaikan dalam waktu cepat. Kita harus pintar membagai tugas ke Wamen atau ke eselon I," kata Bambang.

Di sela-sela kesibukan saat menghadiri acara Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) di Beijing pekan lalu, Bambang menyempatkan diri berbagi cerita kepada detikFinance, terkait setahun pertama di Kabinet Kerja.

Berikut kutipan wawancaranya.

Bagaimana setahun pertama di pemerintahan Presiden Jokowi?

Saya kalau boleh sih mengacu ke pengalaman APBN Perubahan 2015, yang di tengah awal yang berat. Terlambat dalam artian memang baru disepakati Februari dan perubahan nomenklatur. Realisasi penyerapan terlambat mulainya, tapi ketika akhirnya belanja K/L (Kementerian/Lembaga) itu bisa sampai 91% dengan jumlah besar, itu menurut saya sudah kemajuan yang luar biasa. Dan kalau saya lihat beberapa K/L seperti Kementerian PUPR bisa menyerap di atas 90%, Kementerian Perhubungan yang sejarahnya rendah juga bisa di atas 70%, terus Kementerian Pertanian di atas 80%. Saya pikir sudah mulai jalan koordinasi antar kementerian, dan mereka juga sudah paham pentingnya menyerap anggaran tepat waktu.

Apa yang paling dikhawatirkan selama 2015?

Pertama, kekhawatiran soal belanja yang tidak tepat sasaran, atau sekedar hanya mempercepat penyerapan tanpa kualitasnya. Itu pasti ada pemikiran kita. Tapi setelah pada akhirnya kita perhatikan, ternyata kecil sekali persentase itu. Kebanyakan belanja modal di 2015 itu hampir di atas Rp 90 triliun di atas realisasi tahun sebelumnya. Dengan waktu yang lebih pendek dan K/L-nya juga itu-itu saja, jadi saya rasa ada perbedaan. Ada perubahan semangat untuk merealisasikan APBN tepat sasaran itu muncul.

Dari sisi penerimaan seperti tampak begitu berat untuk mencapai target?

Kebetulan setahun ini kita berhadapan dengan sangat berat, karena biasanya PNBP (Pendapatan Negara Bukan Pajak) menyumbang sekitar Rp 200 triliun, kita ambil data 2014 ketika PNBP Rp 150 triliun itu, pajak Rp 980 triliun, dan Bea Cukai sekitar Rp 150 triliun.

Saat 2015, PNBP drop karena harga minyak turun, PPh migas juga demikian. Jadi tantangan terbesarnya adalah ketergantungan penerimaan itu ada pada Kemenkeu, pajak dan Bea Cukai yang kalau kita hitung persentasinya itu bahkan 85%. Jadi kalau dilihat tantangan terbesar, di satu sisi kita harus aktif menggali penerimaan untuk belanja yang dibutuhkan K/L, tapi kadang-kadang sifat yang mungkin tidak sepaham dengan perlunya pajak dengan intensif dan lainnya. Tapi akhirnya paham bahwa APBN yang harus dari pajak.

Sibuk sekali Pak sepertinya sekarang, masih sempat nonton sepakbola?

Mana bisa nonton bola, nonton TV saja sudah jarang. Saya cuma lihat sepintas di internet saja berita-berita. Nggak sempat lah nonton. Pertandingan malam. Saya lebih tertarik nonton bulu tangkis sekarang, makin lama makin cepat.

Untuk olahraga masih sering Pak?

Olahraga saya bulu tangkis sampai Desember kemarin. Cuma sekarang karena weekend pergi terus jadi nggak sempat olah raga, main double kan santai. Yang penting fun, dan satu jam keringetan itu segar rasanya. Itu Sabtu Minggu biasanya.

Pak Presiden jarang memanggil saat weekend?

Sabtu Minggu nggak pernah, sejauh ini bertemu saya saat weekday.

(mkl/dnl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads