Menkeu Bicara Soal Utang Hingga Panda Bond

Wawancara Khusus

Menkeu Bicara Soal Utang Hingga Panda Bond

Maikel Jefriando - detikFinance
Rabu, 20 Jan 2016 16:08 WIB
Menkeu Bicara Soal Utang Hingga Panda Bond
Jakarta -

β€ŽNegara butuh sumber pembiayaan saat ingin menggenjot pertumbuhan ekonomi. Salah satu sumber pembiayaan itu adalah utang.

Utang juga dibutuhkan untuk menopang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016 yang dirancang defisit. Sumber utang itu antara lain dari pinjaman multilateral dan menerbitkan surat utang negara (SUN) dalam rupiah maupun valas (valutas asing/mata uang asing).

Namun, memperoleh utang sesuai target bukanlah persoalan mudah. Sebab, instrumen surat utang yang diterbitkan pemerintah bisa saja laris diburu investor, tapi bisa juga tidak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Harus ada banyak ide bagi pemerintah agar sukses mencari sumber pembiayaan dari utang. Misalnya, meminta perusahaan asuransi hingga dana pensiunβ€Ž membeli surat utang atau juga dengan menerbitkan Panda Bond (surat utang berdenominasi Yuan dan diterbitkan di China).

Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang Brodjonegoro menjelaskan tentang upaya pemerintah memperoleh utang, dalam wawancara dengan detikFinance di sela-sela menghadiri acara Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) di Beijing.

Berikut petikan wawancaranya:

Dari sisi penarikan utang, bagaimana tantangannya di 2016?

Kalau melihat prefunding kemarin lancar, selang hari Minggu pertama lancar, ya melihat peluangnya bagus. Apalagi dari multilateral terutama dari World Bank dan ADB juga sepakat dengan jumlahnya masing-masing.

Ada wacana memaksa perusahaan yang mempunyai dana jangka panjang β€Žuntuk membeli surat utang negara (SUN), bisa dijelaskan?

Kita menunggu peraturan OJK yang nanti mensyaratkan dana pensiun, BPJS, Taspen untuk membeli SUN minimal sekian persen dari kelolaan mereka. Jadi peluangnya cukup bagus untuk menjaga keamanan pembiayan di 2016.

Seberapa besar porsi asing di SUN akan dikurangi nantinya?

Pelan-pelan harus kita turunkan, sekarang 38% asing yang memegang rupiah. Jepang juga kuat di dana pensiun, Belanda itu juga dari dana pensiun, saya kan pernah datangi untuk membeli SUN kita, karena banyak bener. Australia juga bisa kita datangi tempat pengelolaan dana pensiunnya. Itu juga gede duitnya. Kita kan dana pensiun baru diatur. Asuransi kecil sekali, mereka lebih senang simpan uang di bank dibandingkan membeli SUN.

Makanya sekarang kita paksa, karena di negara lain sudah berlaku perusahaan dengan long term funding untuk di SUN.β€Ž Mudah-mudahan Peraturan OJK bisa mengatur di awal. Rencanaya bulan-bulan ini keluar.

Saat bertemu Menkeu China, sempat membicarakan soal Panda bond?

Saya bilang kita ada pemikiran untuk Panda Bond. Mereka bilang silahkan saja asalkan ini kan katanya mengacu ke mekanisme internasional. Saya pikir kalau dengan Jepang bisa, kenapa dengan China nggak bisa. Jadi hal teknis itu nggak jadi isu.

Bagaimana Peluang Terbitkan Panda Bond?

Kayaknya di China kan banyak uang nganggur yang lumayan gede. Cadangan devisa gede banget.

Yield kita apakah menarik?

Nanti kita lihat lah, terutama penilaian dari S&P.

(mkl/hns)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads