Sebagian besar tersebar di Nusa Tenggara Timur (NTT), Nusa Tenggara Barat (NTB), Papua Barat, dan Papua. Sementara sisanya berada di pulau-pulau kecil Sumatera dan sebagian Pulau Jawa.
Masalah tersebut tak semata berkutat pada kekurangan pangan, namun meluas pada masalah ketiadaan akses untuk pemenuhan makanan yang layak, sehingga berbuntut pada gizi buruk. Jika diuraikan benang kusutnya, maka kemiskinan menjadi penyebabnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berapa jumlah orang di dunia yang masih mengalami kekurangan konsumsi pangan?
Ada sekitar 800 juta orang masih kelaparan di dunia. Ini karena kekurangan makanan atau masih kelaparan saat mereka pergi tidur setiap malamnya, tidak cukup kalori. Karena makanan yang tidak cukup, tidak ada energi untuk bisa menjalankan aktivitasnya.
Bagaimana dengan Indonesia, berapa jumlah orang yang masih kekurangan konsumsi pangan?
Di Indonesia ada 7,9% dari 250 juta orang atau sekitar 20 juta orang mengalami kekurangan pangan. Tidak cukup protein, tidak cukup vitamin dan mineral, harusnya makan lebih banyak mengandung protein dan sayuran untuk melengkapi nasi putih.
Di Asia Tenggara ada 60 juta penduduk kekurangan makanan yang layak, dan sepertiganya ada di Indonesia yang tidak cukup mendapatkan makanan layak karena kemiskinan. Ini sebagian besar di NTT, NTB, Papua, Papua Barat.
Bank Dunia dan BPS (Badan Pusat Statistik) memperkirakan 11% populasi hidup di bawah kemiskinan, itu kira-kira 28 juta orang yang tidak punya cukup uang untuk membeli makanan. Hanya makan sekali, hanya makan dua kali karena tidak cukup uang.
![]() |
Adakah temuan lainnya selain masalah kekurangan konsumsi pangan?
Sekitar 37% malnutrisi terjadi pada anak-anak di bawah 5 tahun. Khususnya di NTT, sebagian NTB, Papua, Papua Barat, kemudian di Sumatera Barat, Sumatera Utara, terutama di pulau-pulau kecil di wilayah itu. Pulau-pulau itu merupakan beberapa daerah yang sebelumnya terdampak tsunami.
Menurut FAO, apa yang harus dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah kekurangan konsumsi pangan ini? Sudahkah pemerintah melakukannya?
Pemerintah umumnya sudah punya kebijakan berupa komoditas strategis seperti beras, jagung, dan kedelai. Namun itu sebenarnya tak cukup hanya dengan usaha memproduksi makanan. Tapi sebenarnya lebih tepat dengan intensifikasi lahan. Lahan-lahan (pertanian) di Indonesia kecil-kecil, sehingga tak menghasilkan pendapatan yang cukup untuk petani.
Jadi kita dorong pemerintah lebih melakukan arah perbaikan manajemen, mengantisipasi perubahan iklim, dan program seperti intensifikasi dengan mina padi, karena produksinya menghasilkan pendapatan yang bagus.
Selain itu, kita juga mendorong untuk mengatasi malnutrisi. Ini terjadi karena sulitnya akses pada makanan yang higienis dan air bersih. Pemerintah perlu memperhatikan hal ini agar kualitas makanan terjaga. (hns/wdl)












































