Kisah Mantan Bos Astra yang Hobi Bagi-bagi Beasiswa

Wawancara TP Rachmat

Kisah Mantan Bos Astra yang Hobi Bagi-bagi Beasiswa

Ardan Adhi Chandra - detikFinance
Senin, 02 Apr 2018 08:35 WIB
1.

Kisah Mantan Bos Astra yang Hobi Bagi-bagi Beasiswa

Kisah Mantan Bos Astra yang Hobi Bagi-bagi Beasiswa
Foto: Ardan Adhi Chandra/detikFinance
Jakarta - Nama Theodore Permadi Rachmat atau TP Rachmat bagi beberapa kalangan cukup dikenal. Pria kelahiran Majalengka, 15 Desember 1943 merupakan Direktur Utama Astra pada 1984.

Perjalanan karier pria yang akrab disapa Teddy berjalan cukup apik. Kariernya di Astra dimulai di tahun 1968 sebagai sales alat berat hingga di puncaknya menjadi Direktur Utama Astra.

Selepas dari Astra, ia mendirikan perusahaan sendiri yaitu Triputra Group yang bergerak di beberapa bidang seperti karet olahan, batu bara, perdagangan, manufaktur, dan agribisnis pada 1998.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keputusannya membuat perusahaan sendiri tidak terlepas untuk mencari kesibukan selepas pensiun. Selain itu, ia juga memiliki tujuan untuk mengentaskan kemiskinan di Indonesia dengan memberikan bantuan dan beasiswa kepada ribuan mahasiswa tingkat Strata 1.

Melalui Yayasan Pelayanan Kasih (PK) A & A Rachmat, ia memberikan beasiswa kepada ribuan mahasiswa, ia berharap kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia bisa lebih baik lagi. Dengan begitu, ekonomi Indonesia ke depan bisa lebih baik.

Selain fokus pada pendidikan, Yayasan PK A & A Rachmat juga fokus pada bantuan kesehatan dengan mendirikan balai pengobatan, bantuan kursi roda, operasi katarak, bantuan tempat tidur pasien, hingga pemberian kaca mata untuk anak-anak dan guru-guru.

Dalam bantuan sosial lainnya, yayasan milik Teddy juga dalam beberapa kesempatan mengulurkan tangan meringankan penderitaan korban bencana di beberapa lokasi, antara lain gempa di Yogyakarta, Nabire, Padang, Banda Aceh, Nias, Wasior, Mentawai, hingga saat Gunung Merapi meletus.

Yayasan A & A Rachmat juga menjalin kerja sama dengan 120 panti asuhan di berbagai daerah di Indonesia, antara lain Jabodetabek, Sumatera, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kalimantan, hingga Papua. Saat ini, berhasil menyantuni 6.759 anak yatim piatu.

Berikut petikan wawancara khusus detikFinance dengan Teddy, Kamis (29/3/2018).
Boleh diceritakan dari awal merintis karier sampai tantangannya dan akhirnya memutuskan membuat perusahaan sendiri?
Persis 50 tahun lalu saya dipanggil pak William Juni 1968 mulai lah kerja di Astra. Mulai dari situ terus naik jadi Dirut (Direktur Utama).

Posisi pertama waktu kerja di Astra apa?
Sebagai salesman. Suruh bangun UT (United Tractors). UT itu kalau dibilang saya pegawai nomor satu di UT. Terus naik sama-sama jadi Dirut di 1984 di Astra. Di UT akhir 1970an akhir 1984 jadi Dirut di astra sampai 1998.

Kenapa akhirnya memutuskan untuk bikin perusahaan?
Tahun 1998 saya umur 55 tahun, ngapain? Orang bisa hidup sampai 90 tahun masa 35 tahun nggak ada kerja cari kerjaan sendiri saja. Kerja sendiri saja lah.

Awal jadi sales ada target penjualan kendaraan?
Heavy equipment.

Yang penting saya umur 55 tahun di 1998, akhirnya mesti ngapain kan mau pensiun umur 55 tahun, mau main golf terus bosen, ya udah bikin sendiri saja.

Kan mesti hidup dong selama nanti berapa puluh tahun nggak ada kerjaan, ya udah kerja sendiri aja.

Dulu ada tiga taruhan di Adaro dan juga di Adira?
Saya hanya bikin tiga bet aja, satu di Adira, satu di Adaro, satu di TAP. Udah itu aja tiga bet.

Selama 35 tahun di Astra posisinya pernah apa saja?
Dari salesman jadi Dirut lah naik.

Dulu 1998 bikin perusahaan sendiri perjuangannya apa?
Nggak punya duit, nggak punya apa, hanya punya cara berpikir aja sama punya reputasi, itu aja.

Kesibukannya saat ini apa aja selain fokus di perusahaan?
Kan begini sekarang semua sudah ada organisasi udah lengkap lah, tinggal minta organisasi bergerak. Sekarang mikirnya dan milih orangnya. Ke depan concern Indonesia kan kesenjangan sama, tiga lah. Jadi ekonomi Indonesia adalah satu oleh economic growth, nomor dua adalah kesenjangan, nomor tiga adalah radicalism, intoleransi. Itu kalau kita bisa bantu untuk kurangi itu aja.

Cara mengurangi itu bagaimana?
Pemberantasan kemiskinan paling besar selama sejarah dunia itu di mana? Pengentasan kemiskinan paling hebat kapan dan di mana? Di Dunia ini selama ini ada berapa revolusi. Tiga revolusi, satu revolusi Inggris grothnya berapa? Hanya 1,5% terus kedua industrialisasi di mana? Di Amerika kan, Rockefeller segala macam growthnya 1,5% juga. Terus ada revolusi baru ada dari Jepang waktu dia kalah perang itu growthnya mulai 10%, 11%, 12%. Lalu diikuti Korea sama Taiwan tapi yang paling remarkable adalah 30 tahun terakhir terjadi di China.

China itu saya masih ingat saya datang ke China tahun 1984, 34 tahun lalu makan masih bubur semua pakai sepeda, ini semua (baju) pakai blacu warna biru, nggak ada gedung tinggi. Bayangkan 35 tahun dia jadi negara nomor dua di dunia.

Nah, berapa orang yang miskin yang jadi mapan selama ini? 500 juta. Jadi ini contoh untuk mengentaskan kemiskinan yang paling manjur adalah economic growth. Indonesia economic growth kan cukup baik, tapi nggak cukup. Bagaimana 5% ke 7%. Itu kan mestinya investor-investor kan, baru tadi pagi kan pemerintah bilang mau dikasih tax insentive, semua peraturan yang menghalangi, itu udah benar semua.

Tapi, bahwa 2030 kita jadi negara kaya atau tidak tergantung pemimpinnya. Venezuela dulu makmur, sekarang dengan Chavez sama Maduro makan aja nggak bisa, tergantung kita memilih pemimpin yang baik.

Kalau saya, satu nggak ada yang bisa ngalahin economic growth. Kita lihat di Amerika, university-university terkenal didirikan oleh siapa, nama orang kan sumbangan. Ada lagi siapa, sumbangan kan. Semua university di Amerika kan sumbangan semua dari orang-orang yang berempati, kaya Warren Buffet kan nanti kalau dia meninggal kan 90% disumbangkan, Bill Gates.

Di Indonesia kan kurang kaya gitu kan, ngumpulin terus duit kan buat sendiri, buat keluarga. Jadi mesti ada dua strategi, yang paling penting economic growth, sesudah economic growth harus ada affirmative itu keberpihakan. Kalau nggak ada keberpihakan yang kaya tambah kaya, yang miskin tetap miskin, itu satu itu tugas pemerintah.

Tugas pengusaha adalah sebagai investor, karena pemainnya siapa? yang invest siapa ? ya pengusaha. Kalau pengusaha nggak invest nggak tumbuh ekonominya.

Contohnya?
Misalnya gini, namanya demonstrasi buruh bangga kan wah pakai seragam, pakai baret. Itu baik nggak? Takut nggak? Khawatir. Sekarang yang 212 khawatir nggak pengusaha? Jadi hal-hal yang kaya gitu tuh positif atau nggak bagi negara ini. Kita harus bikin Indonesia seramah mungkin. Tadi intoleransi, kesenjangan, economic growth ini yang harus ditackle. Kita sebagai pengsuaha coba bantu pemerintah karena banyak pengusaha rada ngomel nih kan sekarang kan barang-barang kiriman, kiloan yang Bea Cukai orang bawa sekarang kan ditutup semua kan sama ibu Sri, bener nggak? Kita mesti bantu nggak? Tapi pengusaha yang biasa main kotor ngomel nggak?

Indonesia rumahnya kamu rumah saya juga, kalau ada orang buang kotoran di rumah marah nggak? Jadi kalau ada pengusaha yang nggak betul, pejabat yang nggak betul kamu marah nggak. Kita harus komentar nggak? Harus marah-marah nggak?

Peran pengusaha nggak hanya memperkaya diri sendiri tapi juga membantu mereka yang kurang mampu?
Iya lah, kalau kita kaya sendiri nanti orang sekolah aja nggak bisa. Ini speech saya di JIS, jadi bisa kan. Saya selalu bilang kalau ada anak kecil di jalanan minta-minta tanggung jawab siapa? Kamu ikut tanggung jawab nggak? Ikut tanggung jawab kan. Ada persamaan antara cucu saya sama anak kecil itu, mereka hanya punya satu kesempatan, mereka punya satu kehidupan. Kalau satu kehidupan kita nggak bantu mereka kan udah hilang. Kesempatan kan nggak datang kedua kali. Kalau masih muda, makan saja nggak cukup, jadi stunting mereka kan kehilangan kesempatan ke depan.

Klik next untuk melanjutkan

Peduli sama masyarakat yang miskin bentuk perhatiannya seperti apa?
Jadi kita kebanyakan konsentrasi di pendidikan. Saya kira-kira kasih 2.000 beasiswa nggak full ya, sebagian.

Beasiswa untuk tingkat pendidikan?
S1.

Cara mereka untuk mendapatkan beasiswa itu?
Syaratnya di Rektornya, kita kerja sama sama rektor-rektornya. 80% orang Islam kok yang dapat beasiswa bukan orang Kristen.

Di universitas mana saja?
Di seluruh Indonesia. Jadi dari kaya tambah kaya supaya bisa tambah dua nol (jadi 200.000 penerima) itu aja simple. Kenapa mesti complicated. Kalau kurang dua nol ya tiga nol lah. Yang penting kan bukan hanya berwacana, kan berbuat.

Untuk beasiswa berapa yang didapatkan?
Mungkin Rp 10 juta satu mahasiswa.

Selalu 2.000 tiap tahun?
Selalu 2.000 kan ada yang lulus jadi masuk. Akumulatif ada 10.000 lah kira-kira.

Cerita awalnya bagaimana?
Ingat tahun 1998, krisis kan. Kan banyak mahasiswa kan berhenti sekolah, itu putra pertama saya bikin yayasan sama teman-temannya namanya Ijari, Indonesia Belajar Mandiri. Tapi akhirnya, itu 1998. Udah berapa tahun sibuk yaudahlah saya yang ambil.

Ada kesan mengelola yayasan ini?
Mukadimahnya, ceritanya ada anak kecil jalan di pantai banyak bintang laut kesapu sama ombak tergeletak di pinggir pantai, satu-satu dikembalikan. Terus ada orang tua, nak ngapain kamu? Ini ribuan. Si anak kecil gini, for the few untuk beberapa yang saya lempar balik tadi belum tentu kita bisa ubah dunia tapi kamu bisa ubah sekeliling kamu kan. Cerita itu bagi saya terpacu, gitu aja.

1998 anak pertama bikin yayasan sama teman-temannya dan diambil alih kapan?
Mungkin 2003 terus sampai sekarang. Tapi kan dulu saya belum ada duit hanya sedikit. Sekarang rada punya banyak kasihnya rada banyak. Pak Tahir juga bagus sumbang Rp 250 miliar ke Muhammadiyah, kan harusnya gitu pengusaha jangan ngotorin, ngebersihin dan nyumbang.

Kenapa mereka masih berpikir memperkaya diri sendiri?
Itu semua kan tergantung motif, motif tiap orang kan lain. Itu mah hak tiap orang tambah kaya, dan dia tambah kaya investasi bagus untuk negara. Tapi kan kalau udah kaya..

Berarti 2.000 mahasiswa per tahun berapa kampus?
Ada puluhan.

Selain memberikan beasiswa ke mahasiswa?
Saya sering ke mana-mana datang pak terima kasih saya lulus karena dapat beasiswa bapak, kenal aja nggak.

Sekarang A & A Rachmat nama yayasannya.

Beberapa pencapaian terbesarnya sudah kesampaian dan sudah memberikan beasiswa, masih ada impian yang belum?
Saya bilang kalau bisa tambah tiga nol, kalau sekarang 2.000, 2 juta perumpamannya. Jadi lebih banyak bintang laut bisa dikembalikan lebih baik.

Tipsnya untuk sukses menjalani hidup?
Hanya satu punya purpose dalam hidup, punya tujuan.

Termasuk bantu mahasiswa?
Salah satu, kalau bantu nggak punya duit bisa bantu apa.

Hide Ads