Gibran Blak-blakan soal Bisnis Katering hingga Markobar

Gibran Blak-blakan soal Bisnis Katering hingga Markobar

Ardan Adhi Chandra - detikFinance
Rabu, 18 Jul 2018 20:25 WIB
1.

Gibran Blak-blakan soal Bisnis Katering hingga Markobar

Gibran Blak-blakan soal Bisnis Katering hingga Markobar
Foto: Angga Aliya/detikFinance
Jakarta -

Statusnya sebagai anak Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) tak membuat Gibran Rakabuming mengikuti jejak sang ayah di jalur politik. Gibran malah memilih untuk membesarkan bisnisnya sendiri tanpa harus terpaku pada orang tuanya.

Ia memilih mengikuti jejak ayahnya, Jokowi, saat muda dulu yaitu menjadi pengusaha. Sebelum terjun ke dunia politik dan birokrat, Jokowi adalah pengusaha mebel sukses di Solo dan produknya sudah beredar hingga mancanegara.

Namun, bisnis yang dipilih Gibran berbeda dengan ayahnya. Anak sulung Jokowi ini memilih menggeluti bisnis katering dengan nama Chilli Pari di akhir 2010 silam. Selain itu, ia juga memiliki bisnis martabak yang dinamakan Markobar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut petikan wawancara khusus detikFinance dengan Gibran, Rabu (18/7/2018).

Dikenal sebagai anak Presiden kenapa memutuskan menjalankan bisnis dibandingkan meneruskan usaha bapak?
Pengin mandiri aja sih.

Waktu mulai usaha bapak sendiri tanggapannya seperti apa?
Ngasih dukungan kalau namanya orang tua pengin anaknya melanjutkan usahanya, tapi bapak nggak apa-apa sih.

Dukungannya seperti apa? Apa ada bantuan modal?
Kalau modal nggak sih. Saya dari dulu apa-apa sendiri sih. Bapak juga sibuk sama urusan wali kota. Saya nggak pernah ini sih, nggak pernah mengganggu sih. Urusan pekerjaan jalan sendiri-sendiri.

Awal memulai bisnis kapan?
Awal 2010. Itu paling pertama Chilli Pari katering.

Tantangannya apa?
Tantangannya banyak, kalau restoran sama katering tuh beda. Kalau restoran biasanya restoran baru orang kan lebih punya rasa penasaran. Jadi kalau ada restoran baru biasanya orang bilang 'eh ini ada restoran baru kita coba ini yuk' kan gitu. Kalau katering kan nggak mungkin, misalnya ada orang mau nikah terus pengin nyoba-nyoba katering baru itu sangat jarang sekali. Jadi pas awal-awal banget itu kita menjual brand-nya, mencoba mendapatkan trust dari customer. Soalnya kalo katering kan beda dengan restoran kan. Kalau katering kan kapasitasnya ribuan, puluhan ribu yang kita bangun itu dulu. Kita bangun kepercayaan dari customer.

Membangun kepercayaannya seperti apa?
Dari teman-teman terdekat, relasi terdekat, saudara-saudara. Kan awal-awal saya nggak punya portfolio apa-apa. Jadi kita mengambil pesanan yang jumlahnya sedikit-sedikit dulu baru tahun berikutnya mulai berani ambil pesanan ribuan, puluhan ribu.

Pesanan pertama untuk berapa orang?
Wah lupa banget, 50 atau berapa gitu. Dikit banget.

Kalau sekarang pesanannya berapa?
Kalau sekarang udah banyak banget sih. Tergantung sih, kalau katering kan ada masa-masa ramainya, ada masa-masa sepi. Kan ada bulan-bulan orang ramai pernikahan, bulan-bulan sepi pernikahan. Naik turun sih.

Dulu di 2010 modal awal bikin katering ini berapa?
Nggak perlu disebutin lah. Ya ratusan juta.

Sekarang bisnisnya nggak cuma di katering, apa saja?
Ada beberapa, kalau sekarang yang benar-benar kita push untuk membuka cabang-cabang itu Markobar, martabak manis kita udah di Indonesia udah ada 35 kalau nggak salah. Kita juga mulai push buka cabang di luar negeri juga.

Di mana?
Kita insya Allah Oktober ini buka di Manila.

Selain Chilli Pari dan Markobar, bisnis yang lainnya apa?
Ada bisnis-bisnis makanan kecil-kecilan lah. Kita bikin beberapa aplikasi juga namanya Madang. Kalau Madang dengan Kaesang, ada aplikasi juga Kerja Holic. Terus kita punya jas hujan juga.

Aplikasi Madhang sama Kerja Holic seperti apa?
Kalau Madang itu kita kerja sama sama PayTren sama Grab. Itu hampir mirip sama Grab Food atau GoFood, tapi kita nggak pakai restoran atau kafe. Itu ibu-ibu rumah tangga yang di rumah mungkin tidak punya cukup modal untuk menyewa tempat atau ruko jadi mereka bisa jualan dari rumah, bisa menjual makanan-makanan rumahan.

Jadi nanti pembayarannya bisa pakai Paytren atau delivery-nya bisa pakai Grab.

Bisnis mana yang saat ini paling besar omzet dan tantangannya?
Paling gede omzetnya ya Chilli Pari gede, Markobar gede. Lumayan lah dikit-dikit.

Omzetnya sampai ratusan juta?
Nggak dong, kita di atas Rp 1 (miliar). Kalau makanan cepat lah, kalau cabangnya udah banyak pasti di atas Rp 1 (miliar).

Bisnis lain apa lagi?
Kita punya jas hujan, bisa dibeli di hypermart, kita suplai jas hujan ke Grab untuk driver sama penumpangnya.


klik selanjutnya untuk membaca

Ada tips khusus buat teman-teman berani memulai bisnis?
Yang penting jangan malu untuk memulai dari sesuatu yang kecil. Jadi kalau saya prinsipnya daripada ikut orang lain jadi PNS lebih baik buka warung kecil bisa jadi, bisa membuka lapangan pekerjaan, bisa mandiri, nanti kalau sukses bisa dikembangkan, bisa buka cabang. Intinya itu sih.

Mengenai permodalan bagaimana?
Kalau modal kan bisa didapatkan berbagai cara, misalnya pinjam. Pinjam dari bank, atau kali dari bank ditolak bisa pinjam dari koperasi atau kalau sekiranya dua cara ini terlalu riskan karena ada bunganya kita bisa cari partner, jadi kita bisa menyumbangkan ide, partner kita menyumbangkan, menyetorkan modal.

Ada ketertarikan untuk terjun ke dunia politik?
Kalau saat ini sih nggak sih. Belum tertarik aja. Kita pengin fokus sama yang ada sekarang aja.

Banyak orang mencibir anak presiden malah bisnis makanan tanggapannya bagaimana?
Ya nggak apa-apa. Halal kok, daripada saya bisnis macam-macam terus nama saya disebut di persidangan KPK atau apa.

Cara menyikapi mereka bagaimana?
Ya nggak apa-apa diemin aja. Ya biarin aja lah, nggak usah ditanggepin.

Dari bapak ikut campur di bisnis atau saran?
Kalau saran sih ada, saya sering konsultasi. Tapi kalau anu sih nggak terlalu ikut campur udah urusan masing-masing.

Saran-saran dari bapak seperti apa?
Yang penting jujur, tidak memanfaatkan jabatannya bapak, itu saja.

Modal utama menjadi pengusaha?
Jujur sama kerja keras, itu aja.

Belum lama ini ada aksi demo #2019gantipresiden di depan Markobar, bagaimana tanggapannya?
Itu sebenarnya waktu itu saya nggak tahu ada aksi seperti itu. Itu sebenarnya bukan demo, itu kan cuma jalan sehat yang kebetulan ada di depan Markobar. Itu kan memang tempat, jalan raya kan dekat situ ada car free day.

Sebenarnya saya nggak tahu ada kejadian seperti itu, waktu itu kan saya masih di Manila, masih pameran sama Markobar. Waktu pulang ternyata jadi rame. Itu aksinya tertib nggak ada yang aneh-aneh.

Apakah aksi #2019gantipresiden itu menambah keuntungan buat Markobar?
Promosi gratis. Itu kan bukan demo, jalan sehat yang kebetulan lewat depan Markobar.

Apakah aksi #2019gantipresiden itu menambah keuntungan buat Markobar?
Udah risiko sih. Ini kan bukan pertama kalinya. Biasa sih.

Diminta masukan sama bapak soal cawapres?
Iya

Masukannya apa?
Nggak, saya nggak pernah ngasih masukan sih. Saya dikasih beberapa nama terus nih yang bagus mana, oh yang ini. Itu aja sih. Jangan sebut nama, bagus semua kok. Tapi saya jangan sebut nama lah.

Pertimbangan bagusnya dari mana?
Track record-nya lah dia udah menjadi apa saja sebelum ini. Kita nggak mungkin cari orang yang instan-instan.

Kemungkinan besar 2019 bapak sama pak Prabowo lagi, kalau mas Gibran melihatnya gimana terulang lagi?
Ya nggak apa-apa bagus kan tarung lagi.

Atau mending ada calon lain lagi?
Ya nggak apa-apa, ada calon baru lagi juga bisa makin banyak pilihan lah.

Selama ini bisnis katering, ada investasi di bidang lain?
Ada

Saham atau reksa dana?
Nggak

Selain itu apa?
Itu tadi ada jas hujan ada beberapa perusahaan IT

Tren katering pernikahan dan bagiamana bisa bersaing?
Kalau dari katering saya tren pernikahan yang simple-simple.

Hide Ads