Buka-bukaan Menhub soal Sanksi untuk Lion Air

Wawancara Khusus Menteri Perhubungan

Buka-bukaan Menhub soal Sanksi untuk Lion Air

Selfie Miftahul Jannah - detikFinance
Senin, 19 Nov 2018 19:04 WIB
Buka-bukaan Menhub soal Sanksi untuk Lion Air
Foto: Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (Ari Saputra-detikcom)
Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi buka-bukaan mengenai sanksi Lion Air pasca satu bulan tragedi jatuhnya Pesawat PK-LQP di perairan Karawang, Jawa Barat.

Hingga saat ini penyebab soal jatuhnya pesawat baru milik Boeing, masih diselidiki. Berbagai indikasi muncul, mulai dari kerusakan mesin sampai kelalaian mekanik memeriksa kondisi pesawat sebelum terbang.

Sebagai langkah hukuman awal Kementerian Perhubungan hanya membebastugaskan sementara direktur teknik Lion Air beserta divisi teknik yang menangani Pesawat dengan nomor badan PK-LQP itu. Sementara sanksi berat tidak dikenakan kepada maskapai dengan logo singa merah itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

detikFinance mendapatkan kesempatan wawancara khusus bersama Budi Karya di rumah dinasnya akhir pekan kemarin. Budi membahas mengenai apa saja yang sudah dilakukan Kementerian Perhubungan untuk memperbaiki tingkat keselamatan dan ketepatan waktu dari beberapa maskapai nasional terutama Lion Air.

Selain itu, Budi Karya juga buka-bukaan soal Merpati hidup kembali, transportasi online sampai persiapan mudik untuk pemeriksaan jalur di tol Trans Jawa jelang Natal dan Tahun Baru. Berikut wawancara lengkapnya:
Setelah tiga pekan tragedi kecelakaan Lion Air, kemudian setelah itu bapak mengganti direktur jenderal perhubungan udara kemudian sebelumnya juga bapak mengganti direktur teknik Lion Air untuk berhenti sementara. Apakah ini salah satu bentuk rangkaian pembenahan atau hal lain?
Kalau membebastugaskan direktur teknik ada hubungannya. Karena ini adalah satu rangkaian ada satu kegiatan-kegiatan yang menurut kami direktur teknik ini harus klarifikasi. Tapi bukan diberhentikan, kalau dirjen udara itu karena dirjen sebelumnya itu sudah pensiun sekitar 2 bulan lalu. Kemudian ada proses assesment ada beberapa calon kemudian Bu Polana merupakan calon terpilih.

Ini merupakan salah satu cara penyegaran?
Iya penyegaran

Karena memasuki masa pensiun?
iya betul

Soal tragedi Lion Air ini kalau buat saya pribadi saya mengaitkan ini dengan Adam Air. Dulu kan Adam air langsung di-lay off kan itu. Kok kalau yang Lion Air itu ada perlakukan berbeda, ini benar nggak seperti itu kondisinya?
Mungkin lain ya kalau Adam Air itu adalah salah satu airline yang kecil ya dan ada satu rentetan kegiatan yang memang dahsyat sekali. Lion ini sebenarnya, satu penerbangan mencover kira-kira 50% coverage daripada penerbangan nasional dan dia juga punya Batik Air.

Jadi memiliki reputasi sebenarnya, dalam hal melayani dan dalam hal coverage ya dan oleh karena itu kami memang menganut rezim tidak pada Lion saja, kita bukan rezim yang senang memberikan peringatan-peringatan luar yang membuat orang makin gerah. Jadi kalau kita bicara hal ini sebelum kejadian, kita banyak memberikan teguran baik pada Lion Air maupun ke beberapa airline lain.

Jadi bahkan maskapai Lion itu kita tegur cukup keras kita minta mereka lakukan suatu klarifikasi untuk hal itu dan sudah kita temukan dan selesai. Tapi kita tidak sampaikan. Jadi, kalau sekarang terhadap Lion kami melakukan dialog-dialog dan kami memberikan catatan-catatan apa yang harus diselesasikan oleh Lion.

Sementara yang formal kita serahkan pada KNKT untuk memutuskan dan memberikan rekomendasi, sementara untuk rekomendasi-rekomendasi yang sudah kita sampaikan pada Lion untuk perbaikan-perbaikan itu kita lakukan tidak usah menunggu KNKT menyelesaikan. Tapi kami memang tidak terbuka itu tertutup kita panggil direksinya, kita sampaikan surat dan lain sebagainya.

Banyak orang menilai Lion Air ini untouchable company, peringatan teguran dari pemerintah terhadap pemerintah tapi tampaknya pelayanan ke publiknya ini kurang signifikan. Delay masih kerap terjadi tiap bulan terjadi ini bagaimana?
Kalau dibilang tidak ada perubahan signifikan sebenarnya terjadi. Jadi ingat waktu saya masih ada di Anggkasa Pura 2 itu terjadi, nggak dibayar refund-nya kita selesaikan. Nah sejak saat itu kita lakukan pembinaan, jadi ukurannya gampang. Ontime performance, jadi ontime perfomance-nya naik dia memang bukan nomor satu tapi dia bukan ranking bawah. Itu dari populasi yang banyak banget, dari 52%. Jadi memang tampaknya Lion Air lebih ter-expose dibandingkan yang lain.

Padahal yang lain juga ada. Tanpa bermaksud untuk mengatakan apa-apa. Sebenarnya, penerbangan nasional ini sedang kita bina untuk kita tingkatkan. Untuk ditingkatkan safety, pelayanan dan sebagainya. Ada bukti ada endorsment pada awal tahun ini ada tiga yang satu hasil evaluasi tentang savety baik itu FAA, ICAO baik itu IU Lion dengan 52% coverage bagian yang dinilai dan kenaikannya itu signifikan.

Jadi saya tidak mengatakan, Lion yang improve dan ini kan semuanya sedang dilihat kan. Semuanya membaik, Lion juga membaik. Secara nasional ini safety kita membaik. Jadi kejadian itu saya memang agak kaget, di tengah-tengah ini kok ada kejadian yang seperti ini.

Jadi oleh karena itu kita lakukan diskusi-diskusi yang akan dilakukan oleh KNKT, dengan FAA ada Boeing disini, ada NTSB KNKT-nya Amerika disini. Mereka lagi diskusi, sebenarnya apa yang akan direkomendasikan.

Lion Air ini kan merupakan salah satu maskapai dengan penerapan LCC ya, kemudian dia punya Batik Air. Nah Lion sama batik ini ada di bendera yang sama dengan pemilik yang sama, tapi kok terjadi perbedaan yang cukup signifikan lah ya. Sebetulnya apa yang paling mendasar dari Lion yang perlu dibenahi?
Ini satu potensi ya, bahwa mereka bisa ke arah Batik, karena kalau saya lihat memang karena banyak penerbangan yang di lakukan dan terjadi suatu masalah di pagi itu akan berbuntut panjang. Nah kita akan melihat lagi kita akan petakan Batik itu seperti apa. Lion seperti apa, saya juga sudah sampaikan hal ini pada Pak Rusdi.

Pak Rusdi, bapak itu bisa bikin Batik tapi kok nggak bisa bikin Lion seperti Batik yang ontime performanya tinggi. Itu yang akan kita upayakan untuk nanti kita petakan. Nanti selayaknya ada satu perubahan untuk ke arah itu

Sebenarnya dunia penerbangan itu adalah sarana transportasi paling aman, karena pengemudinya andal tapi kecelakaan banyak terjadi ketika adanya kebijakan LCC. Apakah ini perlu dikaji ulang?
Sebenarnya kalau dibilang pasca penerbangan murah itu nggak, kita itu dari 2016 sampai sekarang itu tidak. Apa lagi jika dibandingkan dengan negara-negara lain tidak ada kecelakaan yang serius ya, apalagi kalau kita bicara di Papua. Papua dulu itu kayak minum kopi setiap minggu ada kecelakaan sekarang kan udah nggak ada.

Sebenarnya satu setengah tahun kemarin kita berhasil melakukan suatu perbaikan yang signifikan. Nah ini memang menjadi suatu pelajaran yang harus kita kaji lagi bagaimana kita menghadapi masalah ini.

Nah apa yang dilakukan KNKT ini menjadi penting karena saya juga sudah melaporkan FAA dan ICAO tentang kejadian ini. Ada satu respon positif ya bahwa apa yang kita lakukan itu tetap dihargai.

Kita akan melaporkan lah apa yang terjadi pada saat Lion ini menjadi satu bagian yang harus menjadi introspeksi kita semua.

Kecelakaan itu kan menyangkut Pesawat Boeing yang baru ya, sementara kita tau nggak cuma Lion yang punya. Maskapai lain juga punya dari hasil pemeriksaan acak itu bagaimana? apakah ada masalah?
Jadi apa yang dihasilkan tentunya KNKT akan menjelaskan, tapi buletin dari Boeing yang menjelaskan bahwa proses paleting atau menahkodai pesawat itu ada fungsi-fungsi manual yang harus dilakukan.

itu dari buletin itu, karena itu sudah jadi buletin publik itu bisa saya nyatakan. Ini jadi kondisi tertentu yang akan dibahas lebih jauh dengan tim Boeing yang akan dibahas dengan FAA disini mendasarnya seperti apa. Dengan dasar itu, sudah dilakukan satu exercise atau suatu upaya-upaya perbaikan yang dilakukan oleh Lion sendiri.

Karena SOP dari kegiatan itu menjadi domain dari interal penerbangan. Kami memantau apakah mereka sudah dilakukan, mereka menambahakan rekomendasi mengenai satu langkah-langkah manual tersebut

Kalau sebagai menteri pernah nggak menggunakan Lion Air?
Saya memang sering pakai Garuda, tapi hampir saya share mereka itu kebagian sekali-sekali macam kemarin kebagiannya Batik. Kemudian waktu saya ke Surabaya itu kebagiannya Citilink, Lion itu sering saya pakai. Saya sering pakai beberapa kali pakai. Waktu itu saya ke Bali mondar mandir kira kira 3 minggu lalu saya pakai Lion

Dari masa bencana seperti ini masih memiliki keberanian untuk naik Lion?
Ya memang kalau harus pakai Lion ya pakai Lion. Menyesuaikan waktu saya kan karena saya selalu bernagkat pagi. Saya itu jarang menginap, kalau pulang malam. Kemudian pas nya dapat Lion ya kadang saya sengaja oh harus Lion oh harus Sriwijaya. Jadi tanya ke mereka-mereka, saya ikuti semua.

Nggak pilih-pilih harus Garuda?
Nggak, memang mayortas Garuda Indonesia. Karena kan, dia kan relatif banyak penerbangan dan dia plekcarier . Jadi saya utamakan Garuda.

Mengenai hal lain, pekan lalu pengadilan niaga Surabaya memenangkan proposal Merpati itu, banyak orang yang bertanya apakah sesederhana itu? apakah ada tahapan lainnya lagi setelah ini?
Kalau penerbangan ini memang ada satu tahapan-tahapan yang harus dilakukan. Satu kita mengharuskan bahwa perushaan ini merupakan perusahaan yang sehat ya. Jadi proses restrukturisasi proposal itu memang harus kita ikuti dengan baik. Tetang hutang, tentang equity tentang kewajiban pada karyawan. Itu harus selesai, nah setelah selesai itu baru koorporasi baru bisa mengusulkan kepada kami tentang rencana itu.

Pada saat pengusulan pada kami maka kami secara detail akan mengkaji mengenai proposal pesawat apa yang akan digunakan. Jumlah Pesawat yang dimiliki minimal berapa kemudian disewa berapa ini sama nggak dibeda-bedakan dengan yang lain.

Ini adalah satu proses yang cukup detail karena ini berkaitan dengan klarifikasi terhadap pesawat-pesawat yang akan dilakukan. Tidak hanya itu saja tapi berkaitan mengenai awak pesawat, kalau kita tiba-tiba kita harus membuat banyak perlu juga awak peswat ini juga kita harus melakukan penelitian harus melakukan klarifikasi soal kompetensi awak-awak pesawat ini. Kita tidak sesederhana, seperti kita membuat taksi, begitu ada uangnya baru beli taksi ini ada prosesnya.

Jadi pasca pemutusan itu belum ada pembahasan dengan menteri BUMN terkait Merpati ini apakah akan BUMN atau swasta?
Belum, belum ada. Saya mendengarnya malah ini dari wartawan. Tentang proposal itu juga saya nggak pernah lihat, tentang keputusan itu pertama kali wartawan yang tanya ke saya. Ya kemudian saya jawab, saya menyambut baik tentang satu keadilan yang diperoleh apalagi ini adalah satu proposal dari swasta, welcome-welcome.

Andai jadi, kemudian slot penerbangan Merpati ini akan seperti apa perintis atau bagaimana?
Belum dapet konfirmasi dari Kementerian BUMN yang memang punya domain itu ya. Bisa bisa saja. Karena memang tujuan-tujuan di seluruh Indonesia itu banyak sekali yang belum terpenuhi. Indonesia bagian timur kemudian banyak kabupaten-kabupaten. Contoh Wakatobi, Wakatobi ke Bali itu nggak ada sampai sekarang itu padahal Wakatobi akan bagus kalau ada koneksi yang rutin ada di sana .

Contoh lagi, Bengkulu itu Bengkulu kekurangan supply itu jadi kedepan diharapkan supply itu lebih merata. Jadi banya titik-titik yang harus dilayani yang baru dan sekarang ini tidak semua cover semuanya

Kita tau ini kan ada taksi online kan ya pak yang beberapa hari lalu dia berunjuk rasa di jam kerja yang buat macet luar biasa. Dari pihak bapak sendiri apa yang bapak tawarkan ke mereka dari tuntutan yang mereka inginkan?
Sebenarnya di antara mereka ini sedang dilakukan suatu proses inventarisasi apa yang jadi permasalahan mereka. Apa yang mereka usulkan untuk PM yang baru yang sedang kita buat untuk pengganti PM 108 itu.

Semua kita libatkan, operator pengemudi. Masyarakat, profesional segala macam. Nah itu terjadi memang sudah menjadi satu pertentangan di antara mereka dan itu memang saya prihatin dan saya mengharapkan pengemudi itu lebih dewasa.

Kemudian jangan demonstratif ya, toh kita sudah bicarakan. Nah di sisi lain, operator ini juga harus konsisten. Harus memberikan suatu yang baik ya, bukan cuma ingin berkompetisi dia korbankan itu driver.

Kemudian yang signifikan ini terkait tarif. Tarif itu sering membuat penerimaan dari pengemudi turun, itu yang paling buat saya concern. Saya sudah minta Direktur Jenderal Darat, untuk ketemu dengan pihak Grab diskusikan lah bahwa kalau mereka melakukan diskon promosi itu tujuannya apa.

Kalau tujuannya untuk mematikan yang lain saya pikir ya jangan lah, kita hidup sama-sama. Kemudian bersaingnya secara sehat, sehatnya dari service. Sayangnya ada salah satu gejala ini service yang harus dikorbankan.

Kalau dia ingin mendapatkan pendapatan yang sama, service itu yang pertama yang dia korbankan. Keselamatan berkaitan dengan mesin. Sebulan sekali ganti oli dia jadi dua bulan sekali.

Kemudian kalau dia operasinya dia cuma 12 jam ini jadi 18 jam. Sehingga taksinya nggak pernah dibersihkan, pengemudi juga kurang rapi dari segi pakaian. Kemudian ada sisi-sisi lain yang juga saya minta pada operator be gentle lah lakukan yang terbaik untuk masyarakat ini.

Masih terkait dengan taksi online pak, ada evaluasi untuk ojek online nggak, soal ojek online yang suka ngetem?
Iya kita juga sudah kerja sama dengan Pemda DKI Jakarta dengan Pemda Surabaya. Sudah cukup soft ya menghadapi mereka. Kemudian mereka mengikuti apa yang di sarankan. Jadi memang kuncinya adalah dialog ya.

Dialog ini harus kita lakukan secara rutin. Kita ajak bicara tentang apa aspirasi mereka. Kan aspirasi mereka kan mendapat penumpang sebanyak banyaknya kan. Nah itu diatur. Mereka bisa diatur, dan upaya dari pemda DKI juga sudah ada kita harapkan dan kita dorong supaya mendapatkan solusi.

Pak beberapa waktu lalu ada pesawat asing yang masuk ke Indonesia, kemudian ada kebijakan untuk mengadaan radar FIR dengan Singapura gimana?
Kan memang ada beberapa hal yang kita lakukan adalah satu persiapan teknis jadi ada peralatan navigasi kita yang disiapkan oleh Airnav dari apa yang saya koordinasikan satu menerima pelimpahan FIR ABC. A itu dengan Singapura kemudian yang B C itu dengan Malaysia. Kemudian yang kedua adalah soal kinerja diplomatik saya secara rutin berkonsultasi saya bersama sama dengan kementerian luar negeri untuk dibahas dengan Singapura dan Malaysia. Sekarang sedang dibahas dan insyaallah akan ada kemajuan tentang kita segera bisa manage atau dengan sesama.

Ada itikad baik dari Singapura gimana, apakah mereka mengulur waktu atau gimana?
Ada waktu bahwa ada mengulur-ulur mungkin iya ya. Tapi saya nggak bisa menduga seperti itu tapi sudah ada pertemuan secara teknis kita sudah ada pertemuan

Radar dan perlengkapan lainnya kita bisa beli, tapi SDM-nya gimana pak apa kita sudah siap?
Kalau soal SDM ya, SDM kita itu nggak kalah. Dua hal yang kita buktikan, Airnav Indonesia Bandara Sokarno Hatta movementnya itu lebih padat daripada Singapura. Sekarang ini ada 81 takeoff landing ada di Soekarno Hatta, Singapura itu hanya 70 atau 75 takeoff landing itu per jam.

Satu hari takeofflanding itu ada 1.200, dan kemarin kan kita baru mendapat penghargaan 10 besar mega hub di seluruh dunia. Itu Bandara Soekarno Hatta. Kemudian kalau kita lihat Papua, itu luar biasa medannya banyaknya cuacanya juga, dulu kan sering kecelakaan dua tahun ini kan kita tugaskan Airnav, dia lakukan suatu pengembangan dia nggak mungkin sendiri. Kerjasama, dengan Angkatan Udara, ya kalau sekarang alhamdulilah lah ya. Kecelakaan overshute di Papua itu jarang terjadi.

Jadi kalaupun dia terbang pakai visual itu dia diberikan rekomendasi. Dengan syarat mereka harus kembali ke Bandara sebelumnya jadi improve orang orang kita. Jadi saya harus katakan bangga saya bangga teman-teman dari navigasi konsisten mereka bisa melakukan itu.

Jelang libur Natal dan Tahun Baru, ini identik sama mudik dan pemerintah kan sudah bilang kalau Tol Trans Jawa ini sudah selesai. Tapi banyak yang mengomentari soal kualitas jalan dari Trans Jawa ini kurang baik ini bagaimana?
Mungkin akhir bulan ini harus keliling ya, karena saya pada saat selesai Lebaran kemarin ada rekomendasi yang kita berikan kepada Kementerian PUPR yaitu adalah rest area. Rest area ini punya dua fungsi yang pertama adalah untuk menghilangkan rasa lelah kemudian yang kedua adalah suatu bagian dari pariwisata dan ini berkaitan dengan kota yang ada di dekat dekat sini.

Nah saya kan lihat lagi dengan Kemeneterian PU apakah itu sudah ada. Jadi kalau belum ada harus kita segera lakasanakan. Jadi memang segala sesuatunya harus kita tingkatkan. Saya sih salut dengan teman-teman dari Kementerian PUPR kementerian BUMN bisa membuat Jakarta-Surabaya itu luar biasa.

Karena itu di antaranya udah diambil orang kan investasinya. Jadi effort dari kelembagaan effort dari pembiayaan itu luar biasa. Secara teknis kalau kita bilang sempurna harus kita harus tingkatkan. Karena beberapa itu diambil alih dari investor sebelumnya yang kurang bertanggung jawab itu tuh Cipali itu baru bisa diselesaikan. Kemudian berkaitan dengan rest area ini kan soal daya dukung konsumennya juga. Kalau tempat yang sepi ya kita harus subsidi nah ini yang kita imbau.

Belum lagi ada soal daerah itu ya kalau Jakata Surabaya bo mampir Cirebon, mampir Pekalongan mereka akan kehilangan ini. Nah dari situ kita minta kepada kota-kota itu dia harus ada suatu konsep wisata yang bisa sehingga mereka mau menuju tempat-tempat itu. Sepertinya akhir bulan ini saya ke Semarang untuk lihat satu-satu.

Salah satu kritik itu ada yang mengomentari soal pembangunan jalan tol akan mematikan ekonomi kecil kan, kalau mau buka toko di rest area itu kan harus punya modal besar. Bagaimana menurut Anda?
Nah Pak Presiden Jokowi tidak punya pendapat gitu, jadi walaupun itu rest area berikanlah pada pengusaha lemah. Sediakan tanah kemudian dapat kesempatan untuk berdagang. Kemudian yang kedua tadi kota-kota tadi kan jangan hanya komplain kenapa saya nggak di datengain sekarang ada batik kalau Cirebon dan Pekalongan mesti kempit. Pekalongan harus punya konsep apa soal batik kalau nggak mereka akan terlibas, ada atau tidak ada tol kompetisi itu terjadi.

Kompetisi atas tol ini dipercepat aja ini kreatifitas itu harus dipercepat. Seperti Batang, Batang ini punya lahan tanah di sebelah tol. Kemudian saya kenalkan lah dengan Jaswa Marga kemudian dibuatlah satu rest area, satu kearifan lokal orang pasti berhenti

Kritik lain soal pembangunan jalan tol ini adalah satu lobby dengan industri otomotif, padahal katanya dengan dibangunnya Tol ini merugikan sektor pertanian ini juga kenapa nggak dari awal desainnya nggak buat double track dari Jakarta-Surabaya saja?

Itu double track Surabaya sedang saya kerjakan, tapi ini saling melengkapi ngak bisa sendiri sendiri. Jadi katakakanlah kalau KA kan hanya jam-jam tertentu. Kalau logistik itu kalau masif sekali KA nggak bakal mampu dan mereka kadang butuh ke kota-kota kecil yang jalurnya nggak disitu. Jadi sebenarnya kritik itu bagus bahwa kita harus improve itu iya, tapi Jalan Tol Suranaya Jakarta is the best. Satu keniscayaan yang harus dilakukan dan alhamdulilah terwujud di tahun ke empat.

Hide Ads