Jadi waktu ada insiden gempa bumi di hari Jumat, kemudian ditambah listrik padam hari Minggu, saya kategorikan ini sebagai musibah. Tentunya tak ada yang menginginkan kejadian ini. Namun, kita pun berada dalam negara yang memiliki potensi musibah yang lumayan besar. Maka dari itu kan Ibu Kota Jakarta ini mau dipindahkan, alasannya mencari tempat yang minim musibah. Jadi kemarin itu, saya benar-benar langsung menanyakan kondisi RS kepada tim di RS. Bagaimana cara mereka mengatasinya. Dan saya mendapat laporan Mayapada Hospital dalam dua insiden ini 100% tercover. Ketika ada gempa bumi kita sudah melakukan prosedur-prosedur yang tepat, dan kita pun ada pelatihan sebelumnya. Kemudian, untuk listrik mati kita sudah persiapan, karena sangat berbahaya listrik mati ini. Terutama bila ada pasien yang sedang operasi ini berpotensi kehilangan nyawanya apabila tak ada listrik. Jadi kondisi listrik mati ini risikonya lebih besar terhadap RS.
Tapi untungnya kita sudah ada perencanaan dari sebelumnya, dimana kita memastikan bahwa actually kemarin ketika mati itu di RS kami sebetulnya business as usual, tidak ada perbedaan. Kita pun di backup oleh genset yang sangat memadai untuk meng-cover 100% RS. Jadi kalau masyarakat ke RS kami kala itu terasa tak ada perbedaan karena semuanya itu operasional seperti biasa.
Seperti kemarin ada yang mengungsi ke hotel, hotel pun harus sedia genset untuk tetap operasi. Hotel tidak bisa berhenti beroperasi, begitu pula dengan RS harus sedia genset. Saya cukup bahagia dengan tim saya mampu mengantisipasi dan menangani kalau ada musibah. Tapi saya juga menginstruksikan kepada tim kita bagaimana kita bisa lebih baik lagi dalam penanganan musibah. Bagaimana kita, jangan sampai misalnya ada musibah lain, kita jangan sampai affected. Saya pun sudah membentuk response team. Jadi insiden semacam ini harus ada response team yang siap menangani. Tapi benar-benar kita beruntung sekali bahwa kita ada persiapan. Dan faktanya dalam dua insiden ini, kita sama sekali tidak terdampak olehnya. Cara termudah kan melihat apakah ada pasien yang komplain. Dan buktinya ketika ada dua insiden ini pasien tidak ada yang komplain. Tidak ada kejadian seperti pemindahan pasien, dan sebagainya, di ketiga RS kami itu tidak ada.
Dengan mengoperasikan genset tentunya cost RS lebih besar, berapa biaya yang sudah dikeluarkan Mayapada Hospital untuk meng-cover pasokan listrik kemarin?
Pengeluaran genset memang bukan expenses yang normal. Tapi itu adalah biaya yang harus disediakan dan langkah untuk mengantisipasi segala hal. Kita pun mengambil asuransi jika ada business interuption seperti kemarinitu. Ketika terjadi hal tersebut, kita terkompensasi oleh asuransi. Karena tujuan kita membayar asuransi kan itu? Dengan hal tertentu dan jika ada insiden ya kita dikompensasi oleh asuransi.
Tapi saya melihat dua insiden ini, especially kepada PLN, ini kan PLN diserang terus kan, jujur saja saya agak kasihan. Menurut saya mungkin tidak fair juga ya untuk PLN menerima 100% atas kemarahan publik. Menurut saya tidak fair, pasti kita semua manusia melakukan kesalahan. Tapi kita bisa mengambil kesempatan ini untuk kita belajar supaya tidak mengulangi lagi. Kita melihat bahwa sebetulnya mati listrik ini tidak bisa lagi melumpuhkan seluruh kota terutama Jakarta. Untung saja kejadian ini terjadinya hari minggu, bayangkan kalau hari biasa? Jadi insiden kemarin harus diambil sebagai learning lesson. Bagi manajemen PLN adalah bagaimana caranya untuk kita tidak megulang lagi. Kalau mereka seringkali mati itu baru jadi masalah.
Tetapikan selama ini kita baru sekali, mungkin terakhir itu tahun 2002 ya. Jadi 17 tahun sekali menurut saya, bukannya saya bilang itu betul, tapi ya its not bad, tidaklah buruk. New York pun masih ada kejadian seperti ini, kota yang sudah developt. Indonesia 17 tahun mati sekali sebetulnya menurut saya lumayan bagus. Maka surprising juga kan. Jadi menurut saya tidaklah fair untuk blame ke PLN semuanya. Tapi kita bersama-sama untuk bisa bergotong-royong sifatnya ya, bukan sifat saling menyalahkan. Tapi dalam krisis apapun kita bisa bergotong royong, bekerja sama untuk bs lebih baik mengatasi. Tidak ada gunanya saling menyalahkan. Saya lihat PLN sudah sebaik mungkin langkahnya, kita sudah beruntung itu tidak over night loh, bayangkan kan kalau itu sampai hari Senin? Kan listrik mati rata-rata 8 jam ya, jadi menurut saya itu sudah oke lah. Jadi kita jangan kebiasaan suka komplain. Kita harus terbiasa jadi bangsa dan masyarakat yang produktif, jangan cuma komplain doang. Saya pun memiliki prinsip pribadi seperti itu.
Apa saja sih standar sebagai RS untuk menghadapi insiden semacam ini?
Kita membagi insidennya dalam kategori juga. Ada levelnya, dan di sana pun kita melihat dari setiap level itu ada involvement-nya berbeda level, eskalasi kelasnya berbeda. Jadi rata-rata kalau hal yang sudah, kita anggapnya pakai warna. Misalnya hijau itu normal, kuning itu biasanya sudah masuk eskalasikan kepada direktur RS dan para manajemen. Kalau sudah sampai merah pasti otomatis kami sebagai direksi dan komisaris pun harus dilibatkan juga. Pasti kita kan bagaimana bisa damage control. Tapi sebetulnya saya lihat paling penting itu di semua krisis adalah komunikasi.
Pasti yang terdampak, dalam hal ini pasien tidaklah senang, tapi dengan komunikasi yang baik, maka akan membantu. Meski tidak solve the problem, tapi saya lihat akan membantu. Jadi saya selalu mengutamakan komunikasi dan saya sampaikan hal tersebut kepada tim saya bahwa menghadapi pasien dalam kondisi krisis seperti apa pun itu komunikasi harus benar. Kita harus transparan, tidak boleh sembunyi-sembunyi, tidak boleh kabur, tidak boleh defensive dan menyalahkan orang lain. Tapi kita harus terima betul faktanya apa dan kita bisa transparan. Saya lihat konsumen atau siapa pun yang terdampak insiden apa pun itu mereka akan apresiasi kalau kita menjelaskan apa adanya, dan kita bisa mengakui kalau kita salah.
Dari adanya insiden listrik padam massal pekan lalu, berapa kerugian yang harus ditanggung Mayapada Hospital?
Insiden ini kemarin kita lihat tidak masuk ke dalam kategori merah. Jadi itu masih sangat aman. Saya pikir kategori kuning ya, dan saya mendapat pesan WA saja, oke semua sudah terkendali dengan aman. Jadi sebetulnya bukan sesuatu yang sangat berat. Mungkin di RS kita melihat salah satu yang berhubungan dengan nayawa adalah sesuatu yg kritislah. So far masih lebih baik dari itu sih.
Ketika ada listrik padam ada pasien yang sedang di operasi?
Setahu saya tidak ada. Ada yang mau dioperasi, makanya kita ini beruntung. Ini kan masalah timing semua, jadi memang kebetulan tidak ada yang sedang dioperasi. Memang ada yang baru akan dioperasi, tapi kita pastikan switch genset baru sudah lebih efektif. Jadi setelah genset beroperasi, RS beroperasi seperti biasa, pasein tersebut kembali dioperasi. Jadi memang kita tahu bahwa kebutuhan genset sangat penting. PLN kan kadang bukan masalah mati lampu, tapi juga kadang tidak stabil. Jadi kita memastikan bahwa selalu ada back up genset ya. Tapi ya PLN I think did their best. And I think we need to move on.
Sudah pernah mengalami insiden mendadak seperti ini sejak Mayapada Hospital berdiri?
Insiden mendadak tidak pernah. Pernah waktu itu kita ada sempat kebakaran kecil di salah satu RS kami, karena waktu itu ada konslet, waktu itu sedang konstruksi. Kita ada lantai yang sedang dalam proses konstruksi, itu ada percikan, ada asap dan sedikit panik. Tapi waktu itu sudah terkontrol. Bangunan itu sudah beroperasi, tapi waktu itu ada beberapa laintai yang sedang direnovasi. Karena ada percikan sedang konstruksi, kan ada kontaktor segala macam, jadi ada percikan dan sempat ada kepanikan. Tapi kita memastikan semua sudah terkendali. Dalam satu dua jam sudah beres semua.