Bandara Internasional Kertajati tak luput dari hantaman pandemi. Sejak memulai pelayanan pada 2018 lalu, bandara internasionalnya masyarakat Jawa Barat ini belum bisa banyak menarik penumpang.
Kini pandemi justru memperburuk keadaan, bisa dibilang kondisi bandara yang terletak di Majalengka ini sedang mati suri. Direktur Utama PT Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Salahuddin Rafi pun mengakui hal itu.
"Kemudian kalau dibilang sama sekali tidak beroperasi, mati suri, sebetulnya memang dialami," ungkap Rafi dalam acara Blak-blakan detikcom.
Dia mengatakan kondisi ini bukan dirasakan oleh Kertajati sendiri, ada sekitar 50 bandara yang ternyata nasibnya sama seperti Kertajati di seluruh negeri. Dia mengatakan memang tren penerbangan di Indonesia belum pulih.
"Memang kebangkitan penumpangnya yang belum normal ke seperti di tahun 2019," kata Rafi.
Bersama detikcom, Rafi akan buka-bukaan soal pengelolaan Bandara Kertajati, termasuk rencana bandara ini ke depannya. Seperti apa? Simak wawancara lengkapnya di bawah ini:
Sejak Mei 2018 orang sering sebut diresmikan pak Jokowi, padahal belum. Itu hanya historical flight. Pak jokowi yang mendarat pertama kali di sini, Mei 2018. Sampai dengan April 2020, saat ditetapkan WHO ada pandemi COVID-19, kemudian ada PSBB besar-besaran, bandara ini melayani hampir enam ribu, 6300 penerbangan datang dan pergi, take off dan landing. Penumpang itu hampir 600 ribu lebih.
Internasionalnya ada dari Malaysia. Malah Malaysia Airline itu jadikan homebase di sini, Kertajati-Kuala Lumpur-Jeddah. Lalu, yang direct itu Garuda dan Lion Air, Kertajati-Jeddah. Citilink karena pakai A-320 Kertajati-Hyderabad, India-Jeddah. Itu semua sudah berjalan.
Kemudian kalau dibilang sama sekali tidak beroperasi, mati suri, sebetulnya memang dialami. Teman-teman kalau kau lihat flightradar24 kita bisa melihat pergerakan pesawat day to day itu akurat. Bisa dilihat sampai hari ini ada 50 bandara yang nasibnya sama kayak Kertajati, nol, tidak ada penerbangan. Husein Sastranegara saja 30 hari hanya 2 pesawat, dalam satu bulan. Masih ada 15-an bandara lagi yang satu minggu paling satu atau dua pesawat. Memang kebangkitan penumpangnya yang belum normal ke seperti di tahun 2019.
Bulan Juni tahun lalu kami lakukan survei kepada 650 penumpang, ternyata penumpang domestik kita itu perjalanan dinas kebanyakan, selebihnya sekolah. Nah kalau perjalanan dinasnya biayanya dipakai buat bansos, alkes, nakes, kalau mereka juga work from home, ya nggak ada perjalanan.
Semua kampus juga dirumahkan, padahal di Jawa Barat kan gudangnya kampus, ada Unpad, ITB, ITDN. Itu banyak orang daerahnya. Setahun itu kira-kira dua session, penerimaan dan wisuda. Wisuda aja kan bawa orang tua, bawa adik. Itu sekarang sama sekali nggak ada, nol.
Tapi, bandara ini tetap operasi, hanya jam operasionalnya saja dikurangi, yang biasanya sampai jam 6 itu normal sampai 8 malam. Sekarang bertahap dikurangi sampai jam 6, ke jam 3, sekarang jam 1 siang. Itu hanya operasionalnya. Kalau secara sehari-hari, tetap harus ada petugas ATC, petugas fire rescue, dan security.
Semua bandara yang ada di negara itu yang sudah di-declare ke seluruh dunia, kayak Kertajati ini kan KJT kodenya, ini bisa jadi alternate aerodrome, bandara alternatif. Kalau cuaca buruk, atau gangguan, dia mayday ke sini. Kalau ATC nggak ada, nyawa hilang.
Perlu diketahui masyarakat, bisnis aviasi atau penerbangan adalah safety business. Maka itu lah yang menyebabkan bangun bandara pembayarannya mahal. Kalau diberhentikan sama sekali kita harus NOTAM, Kementerian Perhubungan bakal keluarkan Kertajati off total, atau tutup. Nah kalau tutup, mau operasi lagi ngurusnya dari nol lagi.
Jadi ini sekali lagi ya saya rasa bukan Kertajati aja, masih ada sekitar 50 bandara yang tersebar di Indonesia dari Sabang sampai Merauke yang belum operasi. Ibaratnya, Husein dipindahkan atau tol Cisumdawu nyambung hari ini, lalu sesuai dengan Permenhub Husein akan dialihkan ke Kertajati, seperti Polonia ke Kualanamu, seperti Adisucipto ke Kulonprogo, begitu juga Husein ke Kertajati. Nah kalau hari ini Husein-nya dipindahkan ke Kertajati, cuma satu kali seminggu, rata-rata cuma dua flight gitu 30 hari. Kira-kira itu.
Seperti diketahui harusnya kan Husein semua dipindah ke sini, tapi karena akses belum tersambung, maka baru jet penataan rutenya. Itu yang kami lakukan di tahun lalu itu, sebelum COVID-19 kami restrukturisasi pinjaman, jadi kita mundur 6 tahun. Tahun kemarin kami berhasil bunga bank-nya, tahun ini pinjaman pokoknya kita mundurkan 6 tahun ke belakang.
Jadi upaya-upaya itu sudah kita lakukan, dan tahun lalu kita juga selesai diaudit KAP dan dinyatakan wajar tanpa pengecualian. Karena ada going concern di sana BIJB-nya. Jadi saya rasa semua orang pihak bisa terima lah.
Sebetulnya cost harian operasional bandara itu seperti apa, apakah BIJB melakukan penghematan?
Nah ini seru. Pak Gubernur minta seluruh BUMD Jawa Barat melakukan recovery, refocusing, dan regrowth untuk bisnis. Semua direksi diminta konsentrasi melakukan hal yang recovery tadi. Ini mohon maaf, mungkin di sini tidak senyaman bandara normal ya, ini AC juga diada-adain. Jadi di setiap bandara itu, memang bayar listrik paling mahal itu bandara. Dari struktur cost yang tinggi listrik itu ada di chiller, AC, AC central. Rp 1,4 miliar bayar listriknya aja, per bulan.
Maka AC-nya saya matiin total di sentranya, nah ini saya pasang AC-AC split seperti ini di ruangan, toh karyawan juga dikurangi kan, tak perlu dingin. Alhamdulillah saya bisa jadi cuma bayar Rp 300 juta per bulan. Dari biasanya Rp 1,4 miliar. Itu kan bisa dimanfaatkan untuk biaya operasional lain.
Soal pegawai bagaimana, kan ada yang dirumahkan, ada yang kena PHK juga atau tidak?
Gini, kami memilih karyawan itu kita ajak, mau ikut berkorban dan berjuang dengan perusahaan ini, atau mau PHK. 'Kita mau ikut berjuang di sini pak', ya sudah saya bilang yang work from home dan uang transport-nya tidak dibayarkan, fair dong? Dia kan nggak pakai ongkos, makan juga di rumah gitu ya. Akhirnya ya sudah kita sepakat. Termasuk direksi, kalau work from home uang makan dan transport juga dipotong. Hal itu luar biasa bisa hemat 30% dari biaya operasi kita.
Kebetulan Pemprov ini masih ada sisa modal yang belum disetorkan ya, dari tahun lalu kami dapat setoran modal di APBD perubahan tahun 2020 Rp 53 miliar, tahun ini APBD murni dapat Rp 46 miliaran, jadi kira-kira Rp 100 miliar lah. Dari situ aja kami bertahan, mengelola uang itu.
Tapi masih ada sih pesawat-pesawat training, ada juga yang parkir, itu juga pendapatan buat kita. Kemudian iklan videotron dan parkir masih ada, meskipun memang nggak menutupi ya, tapi itu yang kita lakukan.
Banyak juga orang foto-foto di sini, foto prewed kabarnya juga ada, warga pun masuk ke bandara ini seperti wisata. Itu mereka bayar atau memang boleh saja masuk ke dengan bebas ke dalam bandara?
Kalau warga malah jadi tempat hiburan nih di sini. Itu ada juga odong-odong. Jadi memang kita bandara harus perhatikan sosial ya, CSR-nya ya. Karena mereka yang punya tanah dulu di sini, yang merasa tanahnya digusur, diganti untung lho ya.
Saya sih juga sengaja memang kepada petugas pengamanan jangan dilarang. Bandara ini milik rakyat, bukan milik BIJB, bukan milik Pemprov. Tapi, prokes diawasi tetap. Makanya di bawah ada toko Dum masih buka. Kadang-kadang Alfamart juga masih buka juga, itu keseharian ya begitu.
Ini hikmahnya ya memang, saya alami betul dulu pernah di Angkasa Pura 2010-2015, dulu waktu saya masuk jadi direksi, duduk, pesawat datang, penumpang datang, kargo datang. Pesawat 1.200 per hari, take off-landing. Nah hari ini dengan COVID, saya rasa seluruh pemimpin ya di dunia ini harus berpikir keras.
Jadi kami ini mulai roadshow, semua para direksi ini, para senior leader saya minta roadshow, mendatangi para UMKM, datang ke e-commerce. Bagaimana menciptakan kegiatan di bandara agar barang datang, penumpang datang, kemudian pesawat jadinya mau datang.
Jadi seru kan sekarang. Pesawatnya nggak ada demand nggak mau datang ke sini. Karena pindahin dari Soekarno-Hatta ke sini aja cost. Jadi kami melakukan itu, dan ternyata kargonya masih jalan. Kargo luar biasa. Nah kargo di Indonesia ini serunya, sebagian besar masih ikut pesawat penumpang, bilik kargo namanya. Yang gunakan air freighter atau pesawat kargo sendiri itu masih jarang, pesawat operator penerbang kargo di kita pun masih bisa dihitung jari.
Jadi kalau ada yang saya undang untuk terbang ke sini, dia nanya, 'berapa ton Raf? Ke mana aja? Rutin nggak?' Kalau nggak rutin ya dia hanya transit aja gitu. Tapi kalau untuk buka jadwal mereka berat. Mereka mending charter, saya minta uang muka di depan. Jadi saya rasa kita hari ini bukan di kapal yang sama lagi, ini di badai yang sama nih. Airline-nya, Airnav-nya. airport-nya sama-sama.
Terus, upaya kedua itu umrah, jemaah Jawa Barat itu terbesar di Indonesia, hampir 30-40 ribuan kali jamaah, per tahun 200 ribuan kali ada. Ini sudah pada siap semua, meskipun sudah diminta harus tambah suntik booster pun. Karena haji kan ditunda. Mohon maaf, kan kalau umat Islam di Indonesia itu kayaknya nggak ikhlas kalau meninggal itu belum injak tanah suci, jadi daripada nunggu haji lama, ya nggak apa-apa umrah dulu.
Kemarin kami adakan zoom meeting dengan Konsulat Jenderal di Jeddah, ternyata memang Jeddah masih simulasikan ya. Karena 4 negara besar pemberi kontribusi jemaah umrah itu masih di-hold ya. Bangladesh, Pakistan, Indonesia, Turki. Karena begitu dibuka bakal ribuan yang akan masuk gitu. Mereka juga sedikit-sedikit, karena tingkat positif turun baru dibuka. Dia bilang sih kemarin dua bulan ke depan, November atau Desember bisa dibuka. Tapi, juga yang sinovac harus ditambah booster dulu.
Cuma katanya yang menggembirakan adalah karantina 14 hari-nya dihilangkan, setelah sudah booster, tetap swab gitu masuk, jadi lebih hemat. Tapi katanya orang travel masih berat karena satu hotel dibatasi dua orang, busnya juga 50%. Tadinya mungkin 2 bus, jadi harus sewa 4 bus.
Sebelum pandemi, apakah umrah sudah jalan di sini?
Sudah, sudah jalan.
Kalau untuk kargo hingga sewa parkir sebagai layanan lain di Bandara Kertajati, kontribusinya sebesar apa terhadap keuangan BIJB?
Nggak banyak sih memang. Terakhir itu kita ada pesawat training, ada pesawat charter juga. Paling terakhir itu ada latihan militer, US Air Force juga. Itu ada 6 di sini, dan lumayan buat ngetes juga. Ngetes landasan dan apron, ternyata kuat. Jadi ini yakinkan kita untuk haji nanti sudah siap lah. Haji sudah ditetapkan juga oleh Kementerian Agama ya, dari tahun 2019 bandara ini jadi embarkasi haji dan embarkasi haji di Jawa Barat. 100 kloteran itu.
Bagaimana soal rencana Bandara Kertajati menjadi bengkel pesawat, seperti apa rencananya dan kapan realisasinya?
Jadi ini malah lebih dasar dari bengkel. Jadi Pak Gubernur Jawa Barat ini kan punya konsep rebana metropolitan, pembangunan di Jawa Barat Utara dan Selatan. Rebana metropolitan ini konektivitaskan Patimban, Kertajati, dan Cirebon. Nah ini dahsyat, Perpres baru turun 17 September kemarin. Di dalamnya juga sudah ada aerocity-nya pun dinyatakan jadi metropolitan. Subang membangun, Sumedang membangun. Jadi ini satu poros baru, Subang, Patimban, masuk Cipali semua, pasti arahnya ke sini.
Saya sering ditanya, ini Kertajati mau jadi kompetitor Soekarno-Hatta? No, saya bilang. Kita ini supporting. Compliment. Karena suatu hari Soekarno-Hatta akan ultimate, sekarang aja tanahnya sudah susah, mahal untuk dibebaskan. Jadi kita supporting, kita bagi yang Cikarang ke sini.
Catchment area Bandara Kertajati itu dari Karawang, sampai Jawa Tengah bagian barat, Brebes, Tegal, itu catchment areanya hasil survei origin and destination kita itu demand-nya 6,5 juta penumpang per tahun. 4,2 jutaan di Bandung Kota, 1,2 jutanya malah ke Soekarno Hatta itu.
Nah karena aksesibilitasnya ke Kertajati masih di atas 90 menit nah orang akan lari ke Husein. Kalau Husein ditutup larinya ke Soekarno-Hatta, nggak ke sini, karena dari Bandung Kota ke Soekarno-Hatta 2,5 jam, dari Bandung ke sini 2,5 jam juga. Nah kalau tol Cisumdawu-nya sudah nyambung, itu hanya 60 km, dari ibukota Bandung, lewat Cileunyi, Sumedang, itu hanya 40 menit. Nah kalau 40 menit orang bakal ke sini, dan hemat tolnya, karena cuma sekali bayar.
Jadi, sambil menunggu tol dibangun, semua fasilitas dibangun, dalam masterplan setiap bandara, kan setiap bandara itu punya masterplan ya rencana induk bandar udara. Di Kertajati ada MRO, bengkel maintenance, repair, overhaul. Nah ini di dunia penerbangan sudah nggak aneh. MRO itu kalau di Cengkareng GMF, Garuda Maintenance Facility. Di Surabaya ada MMF, Merpati Maintenance Facility.
Merpati masih ada bengkel pesawatnya, bukannya sudah mau ditutup maskapainya?
Masih, pesawat-pesawat TNI masih dirawat di sana. Merpati-nya mungkin nggak ada pesawatnya, bengkelnya masih ada. Satu lagi di Batam, Aero Technic.
Asosiasi Penerbangan Internasional atau IATA memprediksi penerbangan normal kembali di 2024, nah kalau Bandara Kertajati fasilitas pesawatnya itu sudah ada, targetnya mau servis pesawat apa dan milik siapa saja?
Saat rapat terbatas Presiden bulan Mei kemarin, ada 10 menteri, Presiden dan wakil, dan pak Gubernur Jawa Barat. Jadi MRO segera dibangun, demand-nya TNI-Polri. Karena TNI-Polri nggak pernah berhenti pesawatnya, patroli dia. Melayani itu dulu, kan demand-nya bisa membantu menghidupkan kembali. Jumlahnya banyak, sekarang ada menyebar di mana-mana, ada di Halim, di Madiun.
Terus BNPB, Badan Penanggulangan Bencana Nasional, itu juga kemarin mereka kan tiap tahun stand by helikopter untuk memadamkan hutan. Kalau nggak atau sudah selesai memadamkan, mereka parkirnya di Subang, Malaysia. Kemarin arahannya, kenapa ke Malaysia, ke Kertajati aja itu. Itu juga diarahkan pak Menteri Pertahanan, waktu pak Doni di sana, untuk ditempatkan bulan November, ini dalam proses.
Sambil menunggu itu kita membangun terus lho. Kalau pulang tadi, ada hotel di sebelah masjid itu, itu Desember sudah mau operasi. Jalan tol Cisumdawu tetap jalan, kemudian jalan tol ini LMS, di 157 tetap jalan. Itu kan akan jadi tolok ukur, mereka aja hotel tetap bangun, swasta ya, tolnya juga dibangun swasta juga. Padahal bandara sepi, itu kan dia lihat potensi ke depan. Kami juga roadshow ke UMKM dan membuat paket-paket nih.
Jadinya rencana operasional bengkel MRO akan dimulai kapan?
Kita mau tender. Jadi masterplan sudah ada. Pembangunan mungkin 12-18 bulanan. Kalau umpamanya lebih dari satu peminatnya kan kita harus tender.
Apakah akan pas dengan ramalan IATA saat penerbangan internasional pulih di tahun 2024?
Iya. IATA ya. International Air Transport Association dijadwalkan internasional yang 2024 bangkit. Tapi, prediksi saya 2023 ini domestiknya ini, pasar domestik kita kuat. Selama pandemi menjadi endemi, perjalanan dinas akan timbul lagi. Contoh deh, SWI, BPPK, BPKP, kan nggak mungkin dia ngecek fisik landasan lewat Zoom harus tetap ke lokasi juga. Kemudian kalau kampus sudah masuk lagi, wisuda dan penerimaan tadi, pasti kan harus gunakan transportasi udara itu. Jadi ya kami tetap optimis lah.
Di Indonesia juga kan banyak private jet alias pesawat pribadi, mereka ini biasanya parkir di mana, apakah sudah ditawarkan juga ke Kertajati?
Kalau private ya memang banyak di Halim ya, di Bali juga ada ya. Mereka tuh mau aja saya minta ke sini. Masalahnya kalau mereka mau taruh pesawat ke sini, itu teknisi-teknisinya, pemeliharaannya, montirnya ke sini kan, alat ground handling-nya juga di bawa ke sini. Karena pesawat itu nggak bisa diam, satu hari itu harus digerakkan. Itu namanya prolonged maintenance.
Semua pesawat yang parkir sekarang itu, itu harus dimundur dan majukan setiap hari, kalau nggak dia bannya akan lonjong karena menahan beban. Saya dengar di Australia ya, mereka parkirnya di gurun, bukan di apron pesawat, itu diparkir di gurun pasir, itu supaya tadi nggak ada maintenance prolonged-nya. Jadi nggak gampang memang, parkir nggak seberapa. Dia harus tempatkan engineering di sini, tempatkan alat maintenance di sini, gitu lho.
Bicara soal akses kan yang sering disebut adalah tol, mungkin ada moda transportasi lain, kalau kereta itu bagaimana?
Yang jelas ya kereta cepat, kereta cepat itu kalau sudah sampai Bandung, pak Presiden sudah merestui bisa diteruskan ke Kertajati, sehingga kita membuat design-nya ini ada di masterplan ada integrated building juga ini stasiun kereta. Kedua ini masih dikaji, middle speed train, Manggarai-Surabaya, mampir ke Kertajati.
Nah yang ketiga kereta logistik, itu menyambungkan Patimban, itu sedang dibuat. Kemarin yang dikaji juga kereta yang commuter-nya, dulu ada dari Kota Bandung ke Majalengka. Nah itu setop operasi, relnya sampai di Kadipaten tuh. Kalau Kadipaten ke sini itu sama kayak Kulonprogo ke Purworejo, tinggal tarik gitu.
Kelebihannya ini nanti Kertajati itu dahsyat gitu, karena mempunyai aksesibilitas yang banyak. Tol 152, memang Cisumdawu akan toll to toll ke Cipali ya, tapi tahun depan sudah masuk ke Kepres-kepres tadi. Jadi dari Cisumdawu, masuk jalan nasional, masuk bandara melintas aerocity, sehingga nanti ada dua jalur, ada tadi kereta api, kereta penumpang dan kereta barang.
Pengalaman di Soekarno Hatta, itu keluar masuk tol aksesnya cuma satu, Sedyatmo keluar, kontainer, bus, taksi, motor, semua di sana. Ada kontainer miring aja semua kru ketinggalan. Menjemput kedatangan habib, langsung stagnan ke bandaranya, gitu lho. Maka kita buat di masterplan, membagi jalan tol untuk kargo dan jalur untuk penumpang.
Kami juga mulai melakukan tender untuk membangun cargo village, karena ini kan jadi penopang ya. Kalau tol Cisumdawu-nya sampai Cileunyi, itu akan terus ke Cigatra, sampai ke Ciamis dan Tasik. Kemudian Jagorawi II kan, Cianjur, Sukabumi jadi, sehingga ini Jawa Barat akan luar biasa konektivitasnya dan bandaranya Kertajati. Jadi, nggak hanya dari Bandung, nanti dari Ciamis, dari Garut, dari Tasik akan bermuara ke sini.
Garut aja kulitnya luar biasa, kemarin saya roadshow ke Majalengka, ternyata ada UMKM kita industri ijuk, ke Jepang, ke Korea, ke Jerman. Saya bilang sapu ijuk di Jerman aja dari sini, dia bilang jok Mercy dan BMW itu di dalamnya ijuk dari Majalengka, nah dahsyat kan. Ini ada rotan juga dikirim ke Belanda, buat tempat-tempat keju di Belanda. Ini semua dari Majalengka. Belum Garut kulitnya, jangan gaya-gaya beli di Prancis jaket kulit, begitu dipakai asalnya mah dari Garut-Garut juga.
Nah ini yang kami mau bangun, supply chain logistic centre, jadi Jawa Barat juga punya Komite Pemulihan Ekonomi Daerah dan Transformasi, saya salah satu timnya, kami sedang susun juga supply chain logistic centre di Jawa Barat untuk diintegrasikan dan elaborasikan. Jadi di COVID ini kita nggak bisa lagi kompetisi, harus kolaborasi.
Di area Bandara Kertajati ini banyak lahan kosong, sudah dikavlingkan buat apa saja?
Saya kurang hafal ya, tapi setahu saya itu ada untuk hotel, ada untuk industri, sudah ada pemiliknya semua. Pengalaman ya saya bangun Bandara Kualanamu, bangun bandara di Pekanbaru, Pontianak. Kualanamu deh yang hutan sawit, gelap gulita. Nggak sampai 5 tahun itu, setahun saja sudah lahir restoran, Alfa, toko-toko sudah buka semua itu. Nah mereka juga sudah siapkan itu semua.
Untuk rencana aerocity itu dibangun kapan, dan seperti apa?
Kita sudah buat master plan-nya itu sampai di tahun 2030 ya. Tapi tahapannya sudah ada. Jadi sekarang BIJB sudah punya anak usaha dengan PP BUMN, kita sinergi dengan BUMD-BUMN dengan PP Pro, anaknya PP. Itu sudah namanya BIJB Aerocity Development, lagi bangun apartemen, Grand Anila. Sudah laku itu, dari 600 unit 50%-nya terjual dan sekarang sedang konstruksi. Bisnis tahap pertama dia dapat 300 ha dan sudah mulai.
Kemudian, sesuai Instruksi Presiden, Pindad, PT DI, Pindad sudah ketemu saya direksinya, minta 120 ha dulu untuk pabrikasi. Karena apa? Karena kalau Pindad ke sini, pabrikasinya di sini, logistiknya supply chain-nya kalau mau menerbangkan akan memotong biaya dan waktu gitu. Jadi jangan lihat Kertajati mau dijadikan prasasti hari ini, lihat lah 3, 5, atau 10 tahun ke depan.
Manajemen BIJB optimis 10 tahun ke depan bandara dan kawasannya akan ramai?
Iya. Karena selain apartemen, sudah ada pabrik warehouse. Ada Pindad, PT DI, kita kan pelat merah ya sama-sama. Sesama BUMD itu kita sama Agro Jabar dia sedang membuat 6 PDC namanya, province distribution center. Karena setelah pandemi ini ke depan ini kan perang berikutnya itu adalah perang pangan lho, makanya kita lagi bangun food estate. Jadi food estate di Jawa Barat banyak akan bermuaranya di sini.
Lalu kemarin juga sudah nanya-nanya ya, Shopee, Amazon.com, juga sudah ke kita juga. Bahkan kemarin, seperti handphone ya, saya boleh nyebut brand nggak ya di sini? Jadi Aerocity itu logistic hub ya konsepnya, konsepnya nanti warehousing assembly, kalau kita beli handphone langsung kan pajaknya besar. Tapi kalau dia assembly di sini, casing-nya dipisah, baterainya dipisah, sparepart itu kan nggak ada cukainya.
Kalau dirakit di sini nanti akan didistribusikan ke daerah-daerah atau negara lain. Itu sudah banyak, karena 60% industrinya itu ada di Jawa Barat dan 28% kargo di Soekarno Hatta itu dari Jawa Barat.
Bila ternyata pandemi selesai akhir tahun ini, di tahun 2022 berapa jumlah penerbangan forecast-nya?
Kita kan susun juga rencana jangka panjang perusahaan ya, atau rencana bisnis kita 5 tahun ke depan kita sudah buat. Di tahun 2020 kita masih buat forecasting-nya moderat realistis, kalau saya bilang sih moderat pesimis. Jadi nggak terlalu growth-nya luar biasa, bayangan saya masih kembali ke Kertajati di tahun 2019 lah 22 flight per hari. Tapi yang kita buat forecast itu ke umrah dan haji, karena kalau umrah itu sudah jelas. Kalau sudah umrah, faktanya jelas, datanya jelas, dan ini orang sudah ngebet banget ke tanah suci.
Kemarin kita buat paket dengan Jeddah ya, ternyata orang Saudi Arabia juga sudah kepingin banget wisata. Jadi kalau umrah berangkat, baliknya kan kosong, kita kerja sama dengan travel di Jeddah akan membawa, makanya hotel ini bakal operasi di bulan Desember. Jadi outbound-nya bawa jemaah umrah, inbound-nya bawa tourism.
Ya karena kita promosikan Jawa Barat itu bukan Puncak aja ke orang Arab, jangan di sana mulu dong. Karena dia tahunya, Bali, Puncak, Jakarta. Maka Sumedang juga membangun, Majalengka, kita juga dengan Dinas Pariwisata juga sudah siapkan itu, prediksi saya 2023 lah baru running, dan traveller ini timbul gitu. Itu lah upaya-upaya yang kita lakukan.
Mengenai rencana Cargo Village, akan dibuat bagaimana, posisinya seperti apa dan di mana?
Jadi cargo village kita tender, tahun lalu kita market sounding di West Java Investment Summit, itu ada 18 yang mengirimkan Letter of Interest, LOI, ke kita. Nah apa lagi sekarang sudah ada Perpres-nya, kalau Perpres kan jadi program strategi nasional lagi, kita akan menjadikan sentra logistik, akan jadikan hub logistik di sini. Kita perlu membuat terminal kargo terpadu, one stop service.
Kalau dilihat di bandara lain ya, bandara Soekarno Hatta, kan terpisah-pisah. Nah ini cargo village itu memadukan seluruh kepentingan, dan pemangku kepentingan atau stakeholder-nya seperti custom, immigration, quarantine, karantina aja banyak tuh karantina kesehatan, tumbuhan, hewan, itu juga kalau mereka ekspor impor harus ada lab-nya segala macam. Itu semua ada di satu lokasi, di kita ada 80 ha, bangunnya tahapan pasti ya.
Ini akan membuat, ini yang namanya dwelling time ya, akan memotong mata rantai proses kargo yang panjang itu jadi efisien 40%. Bahkan turunkan cost logistik 20%-an karena dibuat menjadi satu. Jadi terpadu, lini 1, lini 2, sampai ke apron-nya di situ. Ini juga pesertanya kita syaratkan dia harus bawa networking, misalnya hub ke Hong Kong, hub ke Dubai dan Abu Dhabi, sehingga nanti bisa jadikan hub to hub di sini.
Nanti kalau mau datangkan air freighter yang besar-besar, DHL, Fedex, yang bisa bawa kargo sampai 50 ton kapasitasnya itu kalau MRO tadi mereka akan yakin terbang ke sini, jadi nyaman karena bengkel ada di sini. Kalau mogok siapa mau dorong itu atau mau tarik ke negaranya kan? Itu kelebihan cargo village kita itu.
Cargo village ada di kanan bandara, lokasinya rencana di runway ke dua. Kapasitas kargo kita di sini kan 35 ribu ton kapasitasnya, per tahun ya, 3.500 meter persegi. Prediksi kami 3 tahun juga udah nggak mampu menampung, maka kita harus bangun cargo village.
Nah untuk yang lahan kosong itu juga sama ya, Gubernur minta ke saya 'Raf, itu lahan kosongmu itu dibuat tani milenial lah, Jawa Barat nih lagi musim tani milenial nih'. Kan tanam porang, sorghum. Saya bilang 'pak hati-hati pak, di bandara nggak boleh menanam yang mendatangkan binatang'. Burung-burung itu kan masuk safety document. Kan nggak semua tanaman tumbuh ke atas, yang ke bawah tanah kan ada itu ubi, jahe merah, porang segala macam.
Nah kita gunakan lahan yang belum dibangun untuk digarap oleh para tani milenial, harus melibatkan warga sekitar. Yang menanam harus warga. Ada syaratnya malah kalau saya, yang menggarap harus penduduk setempat, tapi yang memiliki pengelolanya tadi harus memiliki buyer. Jadi yang ditanam di sini harus punya buyer, harus ada market, nggak ada lagi bisa menanam nggak bisa menjual. Ternyata luar biasa.
Dengan adanya agrowisata ini dia kan tanam misalnya ubi, sorghum, atau porang, tapi nggak cuma itu di tengah itu ada dibuat pendopo atau kantin, karena di zaman pandemi atau akhir pandemi ini kan orang sukanya di alam terbuka daripada ruang rapat, itu jadi daya tarik orang datang ke bandara selain penumpang. Selain hasil produksinya sudah ada dan punya buyer, harus diterbangkan juga dari Kertajati, nggak boleh lewat bandara lain. Ngapain lewat yang lain juga, orang terminal kargonya di sini.
Jadi kita terus membangun, ini ada juga hotel bintang tiga di depan terminal kita sinergi dengan BUMD Jaswita, pengelola Preanger di Bandung, mereka sudah deal dan dapat investor akan mulai membangun. Karena itu dituntut airlines juga, krunya tidur kejauhan harus ke Cirebon. Jadi akan dibangun tahun ini, bulan depan mulai konstruksi. Bintang 3 dalam sini, dan di luar sana bintang 4, Horison ya depan itu.