Sebetulnya cost harian operasional bandara itu seperti apa, apakah BIJB melakukan penghematan?
Nah ini seru. Pak Gubernur minta seluruh BUMD Jawa Barat melakukan recovery, refocusing, dan regrowth untuk bisnis. Semua direksi diminta konsentrasi melakukan hal yang recovery tadi. Ini mohon maaf, mungkin di sini tidak senyaman bandara normal ya, ini AC juga diada-adain. Jadi di setiap bandara itu, memang bayar listrik paling mahal itu bandara. Dari struktur cost yang tinggi listrik itu ada di chiller, AC, AC central. Rp 1,4 miliar bayar listriknya aja, per bulan.
Maka AC-nya saya matiin total di sentranya, nah ini saya pasang AC-AC split seperti ini di ruangan, toh karyawan juga dikurangi kan, tak perlu dingin. Alhamdulillah saya bisa jadi cuma bayar Rp 300 juta per bulan. Dari biasanya Rp 1,4 miliar. Itu kan bisa dimanfaatkan untuk biaya operasional lain.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Soal pegawai bagaimana, kan ada yang dirumahkan, ada yang kena PHK juga atau tidak?
Gini, kami memilih karyawan itu kita ajak, mau ikut berkorban dan berjuang dengan perusahaan ini, atau mau PHK. 'Kita mau ikut berjuang di sini pak', ya sudah saya bilang yang work from home dan uang transport-nya tidak dibayarkan, fair dong? Dia kan nggak pakai ongkos, makan juga di rumah gitu ya. Akhirnya ya sudah kita sepakat. Termasuk direksi, kalau work from home uang makan dan transport juga dipotong. Hal itu luar biasa bisa hemat 30% dari biaya operasi kita.
Kebetulan Pemprov ini masih ada sisa modal yang belum disetorkan ya, dari tahun lalu kami dapat setoran modal di APBD perubahan tahun 2020 Rp 53 miliar, tahun ini APBD murni dapat Rp 46 miliaran, jadi kira-kira Rp 100 miliar lah. Dari situ aja kami bertahan, mengelola uang itu.
Tapi masih ada sih pesawat-pesawat training, ada juga yang parkir, itu juga pendapatan buat kita. Kemudian iklan videotron dan parkir masih ada, meskipun memang nggak menutupi ya, tapi itu yang kita lakukan.
Banyak juga orang foto-foto di sini, foto prewed kabarnya juga ada, warga pun masuk ke bandara ini seperti wisata. Itu mereka bayar atau memang boleh saja masuk ke dengan bebas ke dalam bandara?
Kalau warga malah jadi tempat hiburan nih di sini. Itu ada juga odong-odong. Jadi memang kita bandara harus perhatikan sosial ya, CSR-nya ya. Karena mereka yang punya tanah dulu di sini, yang merasa tanahnya digusur, diganti untung lho ya.
Saya sih juga sengaja memang kepada petugas pengamanan jangan dilarang. Bandara ini milik rakyat, bukan milik BIJB, bukan milik Pemprov. Tapi, prokes diawasi tetap. Makanya di bawah ada toko Dum masih buka. Kadang-kadang Alfamart juga masih buka juga, itu keseharian ya begitu.
Ini hikmahnya ya memang, saya alami betul dulu pernah di Angkasa Pura 2010-2015, dulu waktu saya masuk jadi direksi, duduk, pesawat datang, penumpang datang, kargo datang. Pesawat 1.200 per hari, take off-landing. Nah hari ini dengan COVID, saya rasa seluruh pemimpin ya di dunia ini harus berpikir keras.
Jadi kami ini mulai roadshow, semua para direksi ini, para senior leader saya minta roadshow, mendatangi para UMKM, datang ke e-commerce. Bagaimana menciptakan kegiatan di bandara agar barang datang, penumpang datang, kemudian pesawat jadinya mau datang.
Jadi seru kan sekarang. Pesawatnya nggak ada demand nggak mau datang ke sini. Karena pindahin dari Soekarno-Hatta ke sini aja cost. Jadi kami melakukan itu, dan ternyata kargonya masih jalan. Kargo luar biasa. Nah kargo di Indonesia ini serunya, sebagian besar masih ikut pesawat penumpang, bilik kargo namanya. Yang gunakan air freighter atau pesawat kargo sendiri itu masih jarang, pesawat operator penerbang kargo di kita pun masih bisa dihitung jari.
Jadi kalau ada yang saya undang untuk terbang ke sini, dia nanya, 'berapa ton Raf? Ke mana aja? Rutin nggak?' Kalau nggak rutin ya dia hanya transit aja gitu. Tapi kalau untuk buka jadwal mereka berat. Mereka mending charter, saya minta uang muka di depan. Jadi saya rasa kita hari ini bukan di kapal yang sama lagi, ini di badai yang sama nih. Airline-nya, Airnav-nya. airport-nya sama-sama.
Terus, upaya kedua itu umrah, jemaah Jawa Barat itu terbesar di Indonesia, hampir 30-40 ribuan kali jamaah, per tahun 200 ribuan kali ada. Ini sudah pada siap semua, meskipun sudah diminta harus tambah suntik booster pun. Karena haji kan ditunda. Mohon maaf, kan kalau umat Islam di Indonesia itu kayaknya nggak ikhlas kalau meninggal itu belum injak tanah suci, jadi daripada nunggu haji lama, ya nggak apa-apa umrah dulu.
Kemarin kami adakan zoom meeting dengan Konsulat Jenderal di Jeddah, ternyata memang Jeddah masih simulasikan ya. Karena 4 negara besar pemberi kontribusi jemaah umrah itu masih di-hold ya. Bangladesh, Pakistan, Indonesia, Turki. Karena begitu dibuka bakal ribuan yang akan masuk gitu. Mereka juga sedikit-sedikit, karena tingkat positif turun baru dibuka. Dia bilang sih kemarin dua bulan ke depan, November atau Desember bisa dibuka. Tapi, juga yang sinovac harus ditambah booster dulu.
Cuma katanya yang menggembirakan adalah karantina 14 hari-nya dihilangkan, setelah sudah booster, tetap swab gitu masuk, jadi lebih hemat. Tapi katanya orang travel masih berat karena satu hotel dibatasi dua orang, busnya juga 50%. Tadinya mungkin 2 bus, jadi harus sewa 4 bus.
Sebelum pandemi, apakah umrah sudah jalan di sini?
Sudah, sudah jalan.
Kalau untuk kargo hingga sewa parkir sebagai layanan lain di Bandara Kertajati, kontribusinya sebesar apa terhadap keuangan BIJB?
Nggak banyak sih memang. Terakhir itu kita ada pesawat training, ada pesawat charter juga. Paling terakhir itu ada latihan militer, US Air Force juga. Itu ada 6 di sini, dan lumayan buat ngetes juga. Ngetes landasan dan apron, ternyata kuat. Jadi ini yakinkan kita untuk haji nanti sudah siap lah. Haji sudah ditetapkan juga oleh Kementerian Agama ya, dari tahun 2019 bandara ini jadi embarkasi haji dan embarkasi haji di Jawa Barat. 100 kloteran itu.
Bagaimana soal rencana Bandara Kertajati menjadi bengkel pesawat, seperti apa rencananya dan kapan realisasinya?
Jadi ini malah lebih dasar dari bengkel. Jadi Pak Gubernur Jawa Barat ini kan punya konsep rebana metropolitan, pembangunan di Jawa Barat Utara dan Selatan. Rebana metropolitan ini konektivitaskan Patimban, Kertajati, dan Cirebon. Nah ini dahsyat, Perpres baru turun 17 September kemarin. Di dalamnya juga sudah ada aerocity-nya pun dinyatakan jadi metropolitan. Subang membangun, Sumedang membangun. Jadi ini satu poros baru, Subang, Patimban, masuk Cipali semua, pasti arahnya ke sini.
Saya sering ditanya, ini Kertajati mau jadi kompetitor Soekarno-Hatta? No, saya bilang. Kita ini supporting. Compliment. Karena suatu hari Soekarno-Hatta akan ultimate, sekarang aja tanahnya sudah susah, mahal untuk dibebaskan. Jadi kita supporting, kita bagi yang Cikarang ke sini.
Catchment area Bandara Kertajati itu dari Karawang, sampai Jawa Tengah bagian barat, Brebes, Tegal, itu catchment areanya hasil survei origin and destination kita itu demand-nya 6,5 juta penumpang per tahun. 4,2 jutaan di Bandung Kota, 1,2 jutanya malah ke Soekarno Hatta itu.
Nah karena aksesibilitasnya ke Kertajati masih di atas 90 menit nah orang akan lari ke Husein. Kalau Husein ditutup larinya ke Soekarno-Hatta, nggak ke sini, karena dari Bandung Kota ke Soekarno-Hatta 2,5 jam, dari Bandung ke sini 2,5 jam juga. Nah kalau tol Cisumdawu-nya sudah nyambung, itu hanya 60 km, dari ibukota Bandung, lewat Cileunyi, Sumedang, itu hanya 40 menit. Nah kalau 40 menit orang bakal ke sini, dan hemat tolnya, karena cuma sekali bayar.
Jadi, sambil menunggu tol dibangun, semua fasilitas dibangun, dalam masterplan setiap bandara, kan setiap bandara itu punya masterplan ya rencana induk bandar udara. Di Kertajati ada MRO, bengkel maintenance, repair, overhaul. Nah ini di dunia penerbangan sudah nggak aneh. MRO itu kalau di Cengkareng GMF, Garuda Maintenance Facility. Di Surabaya ada MMF, Merpati Maintenance Facility.
Merpati masih ada bengkel pesawatnya, bukannya sudah mau ditutup maskapainya?
Masih, pesawat-pesawat TNI masih dirawat di sana. Merpati-nya mungkin nggak ada pesawatnya, bengkelnya masih ada. Satu lagi di Batam, Aero Technic.
Asosiasi Penerbangan Internasional atau IATA memprediksi penerbangan normal kembali di 2024, nah kalau Bandara Kertajati fasilitas pesawatnya itu sudah ada, targetnya mau servis pesawat apa dan milik siapa saja?
Saat rapat terbatas Presiden bulan Mei kemarin, ada 10 menteri, Presiden dan wakil, dan pak Gubernur Jawa Barat. Jadi MRO segera dibangun, demand-nya TNI-Polri. Karena TNI-Polri nggak pernah berhenti pesawatnya, patroli dia. Melayani itu dulu, kan demand-nya bisa membantu menghidupkan kembali. Jumlahnya banyak, sekarang ada menyebar di mana-mana, ada di Halim, di Madiun.
Terus BNPB, Badan Penanggulangan Bencana Nasional, itu juga kemarin mereka kan tiap tahun stand by helikopter untuk memadamkan hutan. Kalau nggak atau sudah selesai memadamkan, mereka parkirnya di Subang, Malaysia. Kemarin arahannya, kenapa ke Malaysia, ke Kertajati aja itu. Itu juga diarahkan pak Menteri Pertahanan, waktu pak Doni di sana, untuk ditempatkan bulan November, ini dalam proses.
Sambil menunggu itu kita membangun terus lho. Kalau pulang tadi, ada hotel di sebelah masjid itu, itu Desember sudah mau operasi. Jalan tol Cisumdawu tetap jalan, kemudian jalan tol ini LMS, di 157 tetap jalan. Itu kan akan jadi tolok ukur, mereka aja hotel tetap bangun, swasta ya, tolnya juga dibangun swasta juga. Padahal bandara sepi, itu kan dia lihat potensi ke depan. Kami juga roadshow ke UMKM dan membuat paket-paket nih.