Rencana Baznas Mau Lunasi Utang Korban Pinjol

Wawancara Khusus Ketua Baznas

Rencana Baznas Mau Lunasi Utang Korban Pinjol

Anisa Indraini - detikFinance
Jumat, 12 Nov 2021 07:00 WIB
Kepala Baznas
Rencana Baznas Mau Lunasi Utang Korban Pinjol
Jakarta -

Kabar baik bagi yang terlilit utang pinjaman online (pinjol) baik yang ilegal maupun legal. Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) menyatakan akan membantu korban untuk dibayarkan utangnya mulai 2022.

"Kita akan gencarkan betul itu di bulan Desember, tapi kita program penguatan pendistribusian untuk masyarakat kecil itu di 2022. Nanti kami akan minta data kepada OJK, juga data dari masyarakat itu yang terpenting karena OJK juga tidak punya data lengkap. Kalau perlu juga nanti dari Kominfo karena mereka tentu banyak informasi tentang pinjol-pinjol tersebut," kata Ketua Baznas Noor Achmad dalam wawancara khusus bersama detikcom, Rabu (10/11/2021).

Tentu tidak semua korban pinjol akan dibantu oleh Baznas karena ada syarat yang telah ditentukan dan harus dipenuhi. Mengingat juga keterbatasan uang zakat yang dikelola Baznas, tidak bisa semua dilimpahkan untuk program ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini kita baru akan mulai dan kita melihat keuangan yang ada sehingga tidak bisa serta-merta karena itu membutuhkan dana yang cukup besar," jelasnya.

Mau tahu apa saja syarat dan bagaimana cara pengajuannya? Semua itu dikupas dalam wawancara eksklusif detikcom bersama Ketua Baznas Noor Achmad selengkapnya di bawah ini:

ADVERTISEMENT

Mungkin banyak masyarakat yang belum tahu Baznas ini lembaga pemerintah, apa tanggapan Anda?

Kami sedang melakukan penguatan untuk kelembagaan karena kami melihat Baznas itu di daerah masih dianggap ormas, dianggap kayak LSM, (padahal) Baznas itu lembaga pemerintah sehingga dari pusat sampai ke bawah harus sama.

Di daerah itu banyak yang ditaruh di masjid yang campur dengan organisasi lain, itu masih banyak sekali kayak ndak serius gitu, makanya kita kuatkan di 2021 ini seluruh Indonesia akhirnya banyak yang sudah berubah. Bupati/Wali Kota/Gubernur akhirnya membukakan kantor, dia baru paham kalau yang namanya Baznas itu lembaga pemerintah sehingga kita kembangkan terus.

Kita juga penguatan SDM seluruh Indonesia. Kami selalu mengatakan kepada mereka, saudara-saudara yang pimpinan daerah itu perangkat-perangkat pusat, penampilannya juga harus seperti orang pusat. Jangan datang ke (kantor) Baznas dengan sarungan dan sandalan, mana ada orang percaya kalau gitu.

Ditambah juga kami mengingatkan pada mereka, meskipun ini penguatan masing-masing daerah mungkin berbeda, tetapi gaji pimpinan Baznas di daerah itu harus sesuai, minimal sesuai dengan UMR itu minimal sekali, karena aturan kami bisa tiga kali lipat, ketuanya bisa lima kali lipat dari UMR. Di daerah itu masih banyak pimpinan Baznas digaji Rp 1 juta per bulan, saya bilang itu haram, nggak boleh, itu nggak bisa bekerja. Kalau mau serius kerja di Baznas ya harus yang serius, jangan kemudian hanya lillahita'ala lalu tidak bisa bekerja.

Saya agak marah, di Jawa Timur masih banyak, kemarin saya gebrak itu akhirnya sekarang sudah mulai mereka mendapatkan gaji yang lumayan lah. Saya tanya pas Rakorda, berapa gaji saudara? (Jawabnya) 'Rp 1,5 juta Pak, yang ini Rp 1 juta'. Kalau begitu karyawan digaji berapa? 'Rp 750 ribu Pak' waduh ini gimana. Di daerah masih banyak begitu, ini kita gebrak seluruh Indonesia saya sampaikan nggak boleh lagi, penghargaan terhadap pimpinan Baznas itu jangan sekecil itu. Kita bukan mencari gaji tapi yang cukup lah, rasional saja.

Di sisi lain, katanya Baznas mau bantu korban yang terlilit utang pinjol?

Kemarin itu kan ada Baznas Microfinance Desa yang kurang kami kembangkan. Ke depan Insyaallah akan kami kembangkan yang berbasis pasar, pasar-pasar tradisional ataupun pasar-pasar modern di situ nanti akan kami dirikan Microfinance, kayak bank kecil lah. Di situ pula harapan saya sebenarnya nanti dasar kerjanya adalah tidak ada bunga tetapi kita minta kepada mereka yang pinjam nanti pengembalian lebih baik atau dia berjanji ke depan akan sesuai dengan skema yang kita harapkan; tahun ini kita kasih pinjaman tapi tahun berikutnya sudah bisa jadi muzaki, harapan kita begitu.

Ini yang akan kita kembangkan untuk seluruh pasar yang ada di Indonesia, dengan demikian bisa mengurangi pinjol yang ilegal itu karena setelah kami keliling ke beberapa daerah yang kena dampak itu orang-orang kampung terutama UMKM yang kecil-kecil itu, kemudian pedagang pasar banyak yang terkena jeratan pinjol ilegal.

Saya pernah tanya bunganya berapa, bunganya itu sampai 1% setiap hari jadi sebulan 30% dan itu berbunga sehingga kalau ada orang yang utang Rp 100 ribu dalam waktu satu tahun bisa jadi Rp 500 ribu karena berlipat-lipat dan mereka umumnya takut karena mereka juga menggunakan debt collector.

Ini yang akan segera kita lakukan jadi nanti skemanya sementara memang menggunakan Baznas Microfinance di masing-masing pasar, arahnya nanti ada bank-bank zakat yang dasar kerjanya qardhul hasan itu karena kita ini lembaga yang tidak boleh melakukan investasi, tidak boleh melakukan perdagangan, tidak boleh melakukan hal-hal yang sifatnya profit karena harus kembali kepada masyarakat. Hanya yang kita harapkan ada penguatan. Kita tidak ambil keuntungan tetapi bisa bergulir bagaimana dana itu bisa dinikmati oleh yang lain.

Apa syarat yang harus dipenuhi korban pinjol ilegal jika utangnya mau dibantu Baznas?

Mereka mengajukan aja kalau yang sudah jadi korban misalnya kan kita masukkan pada gharimin ya, orang yang banyak utang itu namanya gharim, bisa kita bantu. Dia korban pinjol misalnya digunakan untuk apa, kalau memang digunakan betul-betul untuk mempertahankan kebutuhan sehari-hari, itu memenuhi persyaratan untuk dibantu.

Tapi kalau misalnya pinjam pinjol untuk macam-macam seperti beli barang yang sifatnya konsumsi, itu (tidak termasuk). Biasanya kita ada tim untuk survei. Ini kita baru akan mulai dan kita melihat keuangan yang ada sehingga tidak bisa serta-merta karena itu membutuhkan dana yang cukup besar.

Ada dokumen yang harus dipenuhi?

Ya dokumen pasti ada nanti kita minta seperti fotokopi KTP, fotokopi KK, surat keterangan tidak mampu dari desa setempat, termasuk bukti utangnya itu.

Apakah ada batasan utang yang akan dibantu Baznas?

Tidak, tetapi kita akan membantu sesuai kemampuan. Misalnya ada orang yang terkena korban pinjol Rp 10 juta, kita mampu misalnya ngasih Rp 1-2 juta kan lumayan karena ada korban pinjol dia masih bisa hidup karena masih punya usaha, tapi ada korban pinjol yang sama sekali tidak punya apa-apa, orang-orang semacam ini yang akan kita bantu. Banyak dari mereka yang limbung karena ditekan oleh debt collector, kedua sudah tidak punya apa-apa. Itu insya Allah nanti kita bantu. Monggo saja nanti kalau ada informasi orang-orang yang punya kriteria seperti itu kita akan survei.

Berarti saat ini baru mau mulai ya? Belum berjalan?

Iya karena laporannya baru disampaikan dan kebetulan perolehan kita yang kemarin kan sudah untuk COVID, kita punya Satgas COVID untuk pesantren, untuk kyai, untuk santri, untuk mereka yang yatim, mereka yang usaha. Nah ini kita arahkan mungkin dalam sebulan sampai dua bulan ini kita akan lebih banyak melihat, meninjau korban-korban pinjol itu. (Data yang terkumpul saat ini) belum.

Kita akan gencarkan betul itu di bulan Desember, tapi kita program penguatan pendistribusian untuk masyarakat kecil itu di 2022. Nanti kami akan minta data kepada OJK, juga data-data dari masyarakat umum yang terpenting itu karena OJK juga tidak punya data yang lengkap. Kalau perlu juga nanti dari Kominfo karena mereka tentu banyak informasi tentang pinjol-pinjol tersebut.

Lanjut ke halaman berikutnya.

Masyarakat kan bisa dibilang terpaksa meminjam di pinjol karena cepat dan nggak ribet. Apakah Baznas berencana membuat program untuk meminjamkan uang ke masyarakat yang membutuhkan?

Itu yang tadi kami bilang Microfinance berbasis pasar itu. Orang begitu merasa butuh oh kami pinjami (online) kan biasanya begitu karena mereka sudah punya HP begitu enaknya minjam tahu-tahu menjerat itu.

Jadi daripada utang ke pinjol mending langsung hubungi Baznas saja ya?

Iya insya Allah nanti akan kita perkuat ke depan dan ini juga menjadi gerakan bersama tidak hanya Baznas saja tapi pemerintah juga punya perhatian yang cukup bahkan mungkin organisasi yang lain juga dukung. Intinya bagaimana pinjol ilegal yang menjerat masyarakat itu harus tidak ada lagi.

Di samping dosa yang besar, itu kan riba yang mudha'afah, riba yang berlipat-lipat, juga ya caranya itu menjadikan masyarakat tertekan oleh masyarakat yang lain. Jadi orang yang pinjam pinjol itu seperti orang tidak punya kemerdekaan, jumlahnya cukup besar itu kan kasihan anaknya, kasihan keluarganya, dampak sosialnya itu besar di mana pinjol-pinjol itu pada akhirnya menyebabkan ketertekanan masyarakat.

Selain korban pinjol, adakah masyarakat kategori lain yang akan dibantu Baznas?

Ada juga Rumah Sehat Baznas, itu kerja sama dengan Pemda, Pemda menyediakan lahan kemudian kita bangun, kerja sama membangun rumah sehatnya, kemudian kami kerja sama sampai dua tahun kawal terus yang penting Pemda kapitasinya kerja sama dengan BPJS, dengan begitu sudah bisa jalan sendiri, itu yang kita harapkan bisa seluruh provinsi nanti bahkan seluruh kabupaten/kota ada.

Untuk apa? Untuk mereka-mereka yang tidak tercover BPJS karena cukup banyak masyarakat kita yang belum tercover BPJS yang mereka itu kalau sakit kemudian tidak bisa apa-apa. Yang tidak tercover BPJS itu siapa saja? Cukup banyak ternyata mereka-mereka yang memang mungkin orang-orang yang datang ke kota kemudian dia tidak punya KTP atau dia ngurus BPJS juga tidak clear. Harapan saya nanti Pemda mengambil jatah BPJS-nya untuk Rumah Sehat Baznas tersebut karena untuk jatah BPJS di kabupaten kan sudah ada tersendiri tinggal bagaimana Pemda itu mengaturnya.

Demikian juga kami mencoba untuk memperkuat masyarakat yang telah berusaha tetapi banyak terkena dampak COVID-19. Makanya ada program Kita Jaga Usaha, sementara kemarin baru kita anggarkan Rp 13,7 miliar untuk 13.700 pengusaha kecil kita kasih masing-masing Rp 1 juta. Mereka alhamdulillah senang sekali dan terbantu sekali karena memang waktu COVID kan habis modalnya. Itu yang kami lakukan dalam rangka penguatan ekonomi masyarakat.

Di samping itu juga kami mencoba untuk menghidupkan Zmart, itu kayak penguatan warung-warung kecil di kampung kita modernkan sehingga meskipun masuk warung kecil tapi kayak masuk Indomaret, Alfamart gitu. Itu harapan kita, baru ada beberapa tapi insya Allah ini akan kita geber terus akan kita kuatkan terus karena ada banyak permintaan dan ternyata itu cukup efektif, mereka cukup senang dengan program-program semacam itu di samping program beasiswa, bantuan langsung yang memang habis.

Seperti Kita Jaga Yatim, itu data kami ada 37 ribu anak yatim yang ditinggal mati orang tuanya di masa COVID, seluruh Indonesia. Di beberapa daerah seperti Jawa Tengah itu sudah mengcover 5 ribu orang bahkan mereka kemudian ditawari bagaimana kalau masuk pesantren, sebagian besar mau daripada mereka di rumah juga tidak punya orang tua, kita bantu pembiayaannya. Dalam konteks itu harapan saya ke depan mereka yang nanti di pesantren itu bisa menghafal al-quran. Kalau bisa menghafal al-quran itu kan nanti ke universitas manapun gratis ke semua jurusan. Itu skema kami yang dilakukan tahun ini.

Lalu bagaimana pengumpulan uang zakat di tengah pandemi?

Alhamdulillah kemarin kita targetkan Rp 603 juta, sampai Oktober kemarin kita sudah Rp 530 (juta). Insya Allah tertutup di tahun ini, ini sudah meningkat 30% dari perolehan 2020. Meskipun pandemi alhamdulillah orang berzakat, berinfaq, sedekah itu tidak kurang, bahkan meningkat. Seperti kemarin qurban itu kita meningkat 100% dibanding 2020.

Waktu 2020 itu kita dapat setara dengan 2.763 kambing, kemarin di atas 5.200 kambing. Ini karena kita lebih banyak menggunakan online sehingga mereka bisa dimana saja kemudian permintaannya juga bisa darimana saja. Kalau pendistribusiannya lebih banyak Jakarta dan sekitarnya, Jabodetabek lah. Kemarin kita se-Indonesia, pokoknya daerah mana (saja) kita kasih karena mudah pakai online dan kita ngasihnya 'ini ada permintaan di sini tolong rumah ternak Baznas yang ada di sana nanti kirim'.

Kita kan punya rumah ternak sekaligus jaringan rumah ternak kita di seluruh Indonesia. Walaupun belum banyak tapi jaringan rumah ternak kita sudah ada 83 se-Indonesia ini. Kurang banyak sebenarnya makanya nanti kita akan kerja sama juga untuk balai ternak seperti yang sudah kami inisiasi di Jawa Tengah misalnya kita sudah meminta orang untuk beternak sapi.

Kemarin mereka beli Rp 10 juta sapi dua bulan yang lalu, diperkirakan nanti pada bulan idul adha sudah jadi Rp 22 juta, artinya per bulan itu ada keuntungan Rp 1 juta, untuk pakan kira-kira Rp 500 ribu, lumayan kan. Rata-rata begitu kita berikan modal, dibesarkan oleh peternak yang ada di daerah, kemudian nanti kita ambil untuk dijual dan begitu seterusnya karena nanti pada saat bulan qurban juga sangat kekurangan stok. Kita harapkan nanti balai-balai ternak Baznas akan lebih banyak.

Di Baznas itu kan tidak boleh menyimpan uang, kita bukan lembaga investasi dan lembaga profit, sehingga harus habis. Tetapi bagaimana itu tidak habis hilang begitu saja, jadi tetap ada yang dikembangkan. Yang hilang begitu saja memang lebih banyak seperti bantuan untuk anak yatim, tapi nggak jadi persoalan karena memang harapan kita begitu. Biasanya mereka juga yang kita kasih modal tahu diri, pada akhirnya mereka berzakat itu yang kita ciptakan jadi ekosistem ijtimaiyah. Itulah yang kita harapkan bisa berkembang satu komunitas, memang belum kuat komunitasnya tapi harapan kita komunitas zakat ini akan jadi komunitas yang kuat di Indonesia.


Hide Ads