Sebagai investor di luar bursa efek, bagaimana bapak melihat kebiasaan investor sekarang?
Saya sendiri kan juga komisaris di bursa, saya juga ngomong banyak sama direksi bursa. Ini adalah behavior technology company memang begini so mereka juga banyak perusahaan teknologi besar dunia kan dengan valuasi masing-masing sharing informasi aja sharing knowledge gitu itu tugas saya.
Berarti bursa tetap stick to the plan untuk menarik perusahaan teknologi seperti ini?
Iya dong. Anda lihatnya ini adalah refleksi ekonomi Indonesia sekarang. Kayak sekarang nih, kita ketemu nggak offline? Kita kan ketemunya online. Contoh aja ini memudahkan kita nggak? Ada nilainya nggak? Ada nilainya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari situ sahamnya menarik, karena penggunaan pakai komputer. Pakai zoom itu menjadi bagian penting dari hidup kita. Hanya misalnya contoh di AS kan banyak saham teknologi bisa dibeli ya di Indonesia nggak banyak kan. Saya tahu perusahaan teknologi itu makin penting nilainya buat ekonomi Indonesia.
Beredar juga terkait informasi di pelaku pasar. Unicorn memang punya target untuk melantai di pasar modal dan ujungnya iu adalah exit strategy. Kondisi ini bisa jadi pertimbangan untuk pelaku pasar yang jadi maju mundur. Apa dampaknya untuk pasar modal?
Jujur kalau exit strategy paling gampang itu dibeli perusahaanya. Bukan going IPO. Kalau IPO berarti anda ingin lebih besar lagi dari itu. Tapi kalau mau cash out jual perusahaan.
Jadi pasar modal bukan tempat untuk strategi itu ya pak?
Bukan paling efisien untuk melakukan itu. Iya dong kalau mau ngomong efisiensi ya jual aja perusahaanya.
Dalam waktu dekat proyeksi berapa perusahaan startup yang mau listing?
Saya nggak ada angka, saya rasa makin banyak perusahaan yang high growth dan teknologi centric dengan suksesnya GoTo bisa listing dan bisa punya sebanyak itu investornya saya rasa akan menambah.
(kil/ara)