Presiden Joko Widodo (Jokowi) berkunjung ke markas Space X menemui Elon Musk, pada Minggu 15 Mei kemarin. Pertemuan itu membahas potensi kerjasama Indonesia dengan bos tesla di bidang investasi teknologi.
Direktur TBS Energi Utama Pandu Patria Sjahrir mengungkapkan jika pertemuan itu digagas oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan. Pandu menyebut butuh 8 bulan untuk mempersiapkan pertemuan antara keduanya.
Pandu sendiri merupakan salah satu pengusaha yang ikut bersama Luhut saat bertemu Elon Musk sebelum pertemuan dengan Jokowi.
Dibalik pertemuan yang banyak diperbincangkan netizen ini, banyak fakta menarik yang jarang diketahui. Berikut wawancara eksklusif detikcom dengan Pandu Sjahrir yang ikut dalam rombongan Luhut saat bertemu Elon Musk.
Kita ngobrol, ya sebenarnya itu agak langka juga sih bisa ketemu Tesla dan seorang Elon Musk
Sebenarnya ngomongnya sudah lama, sudah dari 8 bulan yang lalu, tapi sebenarnya omongannya beda-beda. Sempat ngomong Space-X dan Tesla. Dan kebetulan mulai bergeraknya itu dua-tiga bulan yang lalu gara-gara ada deal antara CATL dan LG. Nah dari sisi Teslanya semangat, apa yang bisa dikerjain.
Nah pas ketemu saya juga kaget, karena saya kesana datang pingin ketemu, pingin tau ini Elon Musk sebenarnya kaya gimana? Satu yang saya lihat walaupun semua hanya komen bajunya, tidak ada yang komen substance-nya. Jadi kalau ngomongin komen satu yang saya lihat itu dia sangat prepared.
Padahal, pada hari yang sama, satu jam setelah meeting kita, dia announce akan membeli twitter. Jadi dia nggak tidur sebenarnya. Di hari yang sama, jamnya sejam setelah kita meeting. Jadi yang hebat dari dia itu dia sangat fokus. Dia sangat tahu tentang Indonesia, 270 juta populasi, 150 juta middle class growing dan sebagainya.
Nggak, langsung. Tapi enak karena orangnya sangat humble. Yang enak dari dia sangat humble itu "sorry ya saya kaya gini, bajunya kaya gini,". Tapi sudah di infokan sebelumnya bahwa ini akan rileks. Saya aja waktu itu mau ganti baju kaya gini cuman kan nggak boleh, wong pak Luhut pake jas ya kita harus ikut pake jas.
Padahal kita udah siap pakai hoodie. "Wah ini pasti enak nih meetingnya," semua udah pingin santai gitu nggak boleh. Tapi yang penting satu ini substance-nya, dia sangat well prepared. Dia walaupun kurang tidur tau apa yang mau ditanyain, jadi enak meetingnya.
Kalian ketemu itu nge-dealin pertemuan dengan pak Jokowi kemarin?
Nah setelah itu malah sudah agak lupa, pak Luhut yang ngomong. "Eh ini mau ada US ASEAN Summit, bisa nggak?". "Ayolah, saya ubah deh schedule saya untuk bisa menyambut bapak," jawab si Elon.
Jadi menurut saya itu cepat banget decision dibuat dan dia udah ngerti dan tahu bahwa "saya ketemu dengan orang-orang yang rupanya well prepared," Saya juga ngomong sama beliau "Eh Indonesia sekarang sangat fokus untuk menyiapkan EV ecosystem. Bukan di atas hanya soal nikel tapi juga kaya motor listrik seperti di Electrum. Jadi itu kan semua kita mau buat seluruh Indonesia,". Jadi dia kaget juga "Oh kayak gitu,". Jadi bukan hanya B2B melainkan all the way ke customer itu semua sedang disiapkan.
Elon Musk melihat Indonesia seperti apa?
Potensi pasar. Dia bisa menciptakan bisnis yang end to end yang dia suka cara pemikirannya bukan hanya jual nikel bahwa bukan hanya jual baterai, tapi juga membangun giga factory untuk menjual Teslanya untuk di ekspor.
Takutnya kan dia melihat kita sebagai pasar yang potensial, ya dia bikin barang di India dan di ekspor ke kita?
Ya nggak lah. Itu yang paling utamanya cuman satu, karena kan isu terbesarnya adalah harga nikel yang sporadik, kalau misalnya harga nikelnya bisa teratur, tapi kamu harus bawa value added ke Indonesia, bangun hulu ke hilir. Kalau nggak doesn't make sense.
Mungkin nggak itu dia merealisasikannya?
Kalau dari omongan terakhir yang saya tau, pembicaraan terakhir yang saya tau pembicaraan terakhir ketika pak presiden bertemu dengan dia ya memang begitu arahnya. konsisten kok.
Dan saya senang karena semua meeting ini konsisten, karena kita kesana sebenarnya bukan soal Elon Musk, soal G20 dan sangat support soalnya Michael Bloomberg mau datang ke Indonesia, Michael Milken mau ke Indonesia juga habis itu World Economic Forum juga mau ke Indonesia, jadi ini semua besar-besar mau masuk ke Indonesia itu sinyal yang bagus.
Nama Pandu pertama kita dengar itu di masa pandemi deh kayaknya, dengan salah satu platform yang warnanya oranye, eh ternyata dia juga ada di yang hijau. terus ngurus batu bara juga, mau bikin motor listrik juga. Sebenarnya cita-citanya apa?
Sebenarnya hanya dua, bisnis saya dari awal di energi dan digitalisasi. Agak nyambung juga di saya karena kan sekarang energinya berubah dari cangkul jual sekarang kita malah berubah bagaimana kita membuat elektrifikasi melalui electric vehicle. Makanya Toba Bara itu kita ubah jadi TBS Energi Utama. Fokusnya hanya dua renewable energy dan juga electric vehicle. Dan electric vehicle ini campuran juga ada digitalisasi karena kita bakal main swapping battery, swapping baterainya itu bakal banyak informasi yang kita dapat dari situ.
Kita mau tarik mundur bagaimana awal mulanya Pandu? Anda sekolah di Amerika ya?
Sekolah di Amerika, lahir di Boston, karena ayah ibuku itu kan dua-duanya sekolah S3 di sana. Aku lahir disana habis itu aku balik (ke Indonesia). TK sampai SD di Pangudi Luhur, waktu SMA aku balik ke Amerika aku harus belajar bahasa inggris lagi, TOEFL. Jadi SMA aku pindah lagi kesana karena menurut ayahku aku terlalu bandel.
Jadi waktu TOEFL itu hasilnya bagus aku masuk di Andover. Aku sendiri sekolah bingung, kompetitif banget orang Amerika. Satu yang aku lihat, umur segini 13-14 tahun sudah kompetitif banget dan aku tinggalnya di kampus, jadi mandiri. Mandiri semua, semua dikerjakan sendiri dan belajar kompetitif.
Ayah dan Ibu itu sama-sama pengajar ya, akademisi. Nggak diarahkan untuk jadi akademisi?
Pengen jadi PhD tapi dulu kurang pinter. Jadi waktu aku S1 ayahku bilang untuk pindah ke Chicago. Kenapa? karena paling banyak nobel prize winners di economics, yang ngajarin makroekonomi ayah juga seorang nobel winner. Nah dia bilang "rata-rata di kelas dapatnya C, kalau kamu dapat C atau B you're gonna be a good investment banker,"
kalau dapat A kamu ikut ayah. B+ kamu jadi PhD. 100 orang nih, eh saya dapat B-. Wah kayaknya saya bukan disini nih. Dan disana saya belajar, ekonomi itu matematika semua jadi dari situ saya bilang "kayanya saya nggak bisa" cuman disana nilai ekonomi bagus, rata-rata 2.9-3.0. Semua orang bilang kamu will be good investor, jadi investment banker, tapi kalau jadi PhD kayanya susah. Habis itu S2 ke bisnis.
Ke depan akan berpolitik?
Ya aku liatin ayahku sendiri berpolitik, karena he went to, karena pada saat krisis 98 itu dia bikin partai karena melihat ini kok amburadul. Jadi dia bikin sesuatu dan dia orangnya very romantic lah, jadi dia ngedanain semua itu sendiri.
Tapi dia nggak kasih fund raising?
Dia sendiri aja yang danain, jual rumah, apa dia hebat sih karena orangnya romantik dan hanya mau fokus ke partai
Katanya if you want talk about business ya harus dekat sama kekuasaan ya. Makanya ada rencana untuk berpolitik?
Kalau berpolitik ya kita sebagai masyarakat selalu berpolitik mas, never say never tapi kalau saya memang fokusnya ke bisnis. Saya tau kekuatan kita dimana Jadi kita tau, di bisnis ini kita bangun institusi kaya di TBS ini lah, investment firm saya yang untuk digitalisasi juga bangun institusi kebanyakan 90% juga duitnya dari luar negeri untuk bangun disini.
Jadi sekarang masih fokus?
Saya fokus untuk dua hal itu dulu deh sama at the end of the day, energy dan digitalisasi adalah dua ekonomi yang cukup besar. Mau nggak mau pasti ada hubungannya sama society. Hubungan dengan society pasti ada hubungan dengan politik. Jadi jangan dibilang saya antipati atau apa.
Keberpihakan negara itu penting ya?
Iya saya sama pemerintah ga ngira dan Indonesia itu dibanding seluruh negara di Asia Tenggara menurut saya yang paling inovatif dan berani.
Bukan karena jumlah orang yang banyak sehingga mendukung bisnisnya?
Nggak juga, karena merekanya juga pengen kesana dan it make sense. Bayangin gara-gara inovasi ini kan ada perubahan wealth, negara makin maju, tapi wealthnya become less concentrated, dari beberapa grup menjadi lebih banyak grup, which is good, karena yang dicari inovasinya. Jadi ada pemerataan sedikit diantara pengusaha-pengusaha. ya kaya GoTo aja.
Jadi pengusaha bagus, kita mengharapkan anak-anak muda jadi pengusaha. Tapi ada fenomena orang mau cepat kaya, misalnya kaya trading harian dan sebagainya. Bagaimana menurut Anda?
Flexing ya bahasa kerennya. Kalau trading harian jujur saya belum pernah hoki sih, saya nggak ngerti. Jadi kalau menurut saya saya belum pernah sukses kalau trading harian, mungkin ada orang lain yang jago atau apa atau kadang-kadang it's probably too good to be true dan ini terjadi beberapa bulan terakhir, dan itu terbukti kok. Saya kan juga komisaris di BEI tugas saya juga untuk mengkomunikasikan ke bawah jangan melihat sesuatu itu instan.
Masa iya teman saya tiba-tiba punya ferrari ask the question, kok bisa? bagaimana? yakin? karena nggak ada yang instan dalam hidup ini semua berjenjang dan bertahap. Mas tadi nanya "wah dalam dua tahun terakhir ini," ya what u did before? ya bangun rumah, jadi kalo nanti dibilang ada hujan atau apa rumahnya cukup kokoh, itu juga penting.
Ya tapi kan memang dunia tidak adil ya, Anda kan nggak pernah ngerasain kelaparan. Nggak pernah gantian tidurnya karena rumah nggak cukup?
Ya, it's true. Saya nggak bisa milih latar belakang saya. Yang bisa saya lakukan adalah coba kerja terbaik dengan apa yang ada, nah orang boleh marah kepada saya kalau saya tidak melakukan yang terbaik, that mean you wasted what god given to you, menurut saya.
Kerja sekeras mungkin lah, ini anak-anak sini udah tau kerja saya gimana. Kalau cari schedule aja udah bisa sampai 3 minggu kedepan ini, all in. Kalau kerja itu all ini, jangan setengah-setengah.
Apa yang jadi target Anda ke depan?
Saya sangat fokus untuk ngembangin karena dari sektor energi dan digital. Saya juga punya foundation namanya Paloma dari anak pertama saya yang meninggal itu fokusnya lebih meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Apa caranya? Udara. pembersihan udara sama kedua environment waste management.
Jadi saya banyak invest ke perusahaan seperti itu untuk menggerakkan awareness masyarakat terkait kebersihan udara di kota besar. Jadi ada dua, bukan saja isi perut tapi apa yang Anda hirup, itu yang secara short term sangat penting.
Ngomong-ngomong Kopiko kemarin siapa yang bawa?
Pak Luhut itu, dia suka kok Kopiko. Pada nyobain juga semua, makan semua.