Wawancara Khusus VP WhatsApp, Victoria Grand

Bos WhatsApp Buka-bukaan Rencana Bisnis di RI hingga Perkara Eror

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Rabu, 09 Nov 2022 07:30 WIB
Foto: Dok. WhatsApp Indonesia
Jakarta -

WhatsApp menjadi salah satu aplikasi berkirim pesan instan yang paling banyak digunakan di dunia, termasuk di Indonesia. Saat ini, ada sekitar 2 miliar lebih pengguna aktif WhatsApp di seluruh dunia setiap harinya.

Indonesia sendiri disebut sebagai salah satu negara terbesar pengguna WhatsApp. Data statista.com menyebutkan, Indonesia menjadi negara terbanyak ketiga pengguna WhatsApp di dunia.

Lalu apa artinya angka ini buat WhatsApp?

Kepada detikcom, Vice President of Global Affairs & Strategic Markets WhatsApp, Victoria Grand berbagi pandangannya mengenai hal tersebut. Meski tak secara gamblang menyebutkan ada di posisi berapa Indonesia dalam pengguna aplikasi buatan Jan Koum ini, eks direktur Facebook tersebut mengaku Indonesia adalah salah satu 'klien' terbesarnya.

"Itu sangat berarti. Makanya saya di sini. Indonesia adalah salah satu pasar teratas buat WhatsApp. Salah satu negara yang paling banyak menggunakan WhatsApp." ungkap Victoria saat berbincang dengan detikcom.

Alumni Berkeley School of Law California ini menyebutkan WhatsApp kini tengah mendukung sejumlah program transformasi digital di Indonesia. WhatsApp juga akan mengembangkan fitur baru yang sangat cocok digunakan di Indonesia.

Dia juga sempat bicara isu WhatsApp yang sempat down hingga pengembangan fitur baru yang akan diluncurkan di Indonesia. Lebih lengkapnya, berikut wawancara khusus detikcom dengan Victoria Grand di tengah kesibukannya pada kunjungan kerja ke Indonesia di Kantor Meta Jakarta, bilangan Gatot Subroto, Jakarta Selatan:

Terima kasih untuk kesempatan wawancara ini. Bagaimana Indonesia? Bagaimana cuacanya?

Victoria Grand (untuk selanjutnya ditulis VG): Terima kasih sudah datang. Cuacanya hangat dan agak sedikit gelap kemarin karena hujan. Tapi menyenangkan. Boleh saya perkenalkan diri saya dan yang saya lakukan di Meta sebelum kita mulai wawancara ini?

Tentu.

Izinkan saya perkenalkan diri saya terlebih dahulu. Saya sudah di Meta selama lebih dari enam tahun. Saya sebelumnya ada di Google sekitar 10 tahun. Di Meta, saat saya pertama kali datang fokusnya bekerja sama dengan pemerintah dan bikin kebijakan. Jadi saya mengerjakan kebijakan-kebijakan di Instagram dan Oculus. Lalu WhatsApp tumbuh dengan sangat cepat, jadi saya bergabung ke WhatsApp dan saya ada di manajemen WhatsApp sejak 2018.

Salah satu hal yang paling seru bekerja di WhatsApp adalah jangkauan pengaruh dari produknya dan betapa mendunianya aplikasi ini. Sangat menakjubkan bekerja membangun produk yang digunakan 2 miliar orang setiap harinya.

Ada salah satu hal yang saya ingat saat masih di Google. Larry Page (pendiri Google) bilang dia ingin mengembangkan produk yang orang-orang gunakan setiap hari atau setidaknya dua kali sehari, dan WhatsApp melakukan itu semua. Jangkauannya sangat luas dan itu sangat menakjubkan.

Jadi sangat penting untuk kita di WhatsApp, yang pertama sekali bisa memastikan terus bisa diandalkan, lalu bebas biaya, sederhana atau simple. Victoria Grand, VP of Global Affairs and Strategic Markets WhatsApp

Hal menakjubkan lainnya tentang WhatsApp adalah core business-nya soal keperluan manusia untuk berkomunikasi dengan orang lain dan berbicara dengan orang-orang yang kita sayangi lewat sebuah pesan. Dulu, Ibu dan Ayah saya harus telpon dulu ke rumah, 'saya akan pulang' untuk bertemu. Sekarang kami semuanya bisa terus berkomunikasi dengan teman-teman, keluarga, atau rekan kerja kapan saja.

Jadi sangat penting untuk kita di WhatsApp, yang pertama sekali bisa memastikan terus bisa diandalkan, lalu bebas biaya, sederhana atau simple. Jadi semua orang mudah kalau mau pakai aplikasinya dan tentunya aman. Bagian keamanannya juga sangat penting buat kami. Itu tanggung jawab kami. Karena ini adalah bagian dari hal yang paling privat dan intim dari komunikasi dan juga buat kepentingan bekerja.

Saya datang ke Jakarta untuk beberapa alasan. Salah satu hal yang mungkin sudah didengar, kami bertemu dengan beberapa masyarakat sipil, akademisi, pemerintah, kementerian, dan semua bicara tentang kebutuhan transformasi digital. WhatsApp sendiri ingin sekali mendukung itu dan jadi teman untuk Indonesia.

Saat kami bertemu dengan Kominfo (Kementerian Komunikasi dan Informatika), mereka ingin fokus tentang literasi digital. Mereka ingin memastikan orang-orang tahu bagaimana caranya bisa tetap aman di tengah transformasi digital. Dan itu bukan cuma buat anak-anak muda, tapi juga buat semua orang.

VP Global Affairs and Strategic Markets WhatsApp, Victoria Grand (tengah). Foto: Dok. WhatsApp Indonesia

Saya kira salah satu hal paling buruk yang bisa terjadi ke orang-orang saat ada di dunia maya, mereka bisa kehilangan data mereka, saat data-data mereka bocor ke publik, apakah itu foto atau identitas. Jadi kami ingin bekerja sama soal ini tentang literasi digital, dan salah satu hal yang kami umumkan kemarin, adalah literasi digital chatbot.

Jadi idenya adalah, Kominfo punya ambisi untuk melatih 12,5 juta orang setiap tahun soal literasi digital. Kami punya platform luar biasa yang bisa menjangkau banyak orang dan kita gunakan platform bisnis untuk pekerjaan literasi digital ini, sederhananya menjangkau orang sebanyak mungkin. Ini sangat menyenangkan dan ini adalah bagian yang kami sudah kerjakan sejak 2019. Kami telah melatih 80 ribu orang secara langsung dan menjangkau lebih dari 2,4 juta orang secara total di 34 provinsi sejauh ini.

Lalu, kami juga akan bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan dan fokus besar kami adalah memberikan kemudahan akses buat pelayanan publik. Jadi Kemenkes RI adalah salah satu yang paling sering menggunakan chatbot saat masa pandemi. Dan lagi-lagi itu adalah platform bisnis kami yang digunakan oleh Kemenkes untuk memberikan informasi tentang COVID-19.

Jadi kami sudah bicara dengan mereka, bagaimana kami bisa gunakan ini untuk pelayanan publik lainnya di Kemenkes selain COVID-19. Mereka akan lakukan setidaknya lima hal. Mereka akan gunakan itu untuk membantu orang menjadwalkan pertemuan dengan dokter, untuk mengingatkan keluarga soal vaksinasi bagi anak-anak, pelatihan perawat medis, menyelenggarakan kampanye kesehatan, dan juga mengatasi masalah stunting anak. Kami juga akan membantu pemerintah mengumpulkan data tentang stunting, jadi kita bisa membantu menghindari terjadinya stunting pada anak-anak di Indonesia.

Jadi lagi-lagi, ini adalah platform bisnis yang bisa digunakan. Anda bisa bayangkan ini digunakan oleh klinik swasta, mendapatkan informasi langsung dari Kemenkes untuk melakukan hal-hal luar biasa ini.

Kami juga meluncurkan fitur Komunitas. Kami tetap menawarkan produk yang sederhana. Kami tidak sering mengganti produk seperti yang kamu tahu, biasanya lama. Jadi ini adalah salah satu perubahan terbesar yang kami lakukan untuk produk kami.

VP Global Affairs and Strategic Markets WhatsApp, Victoria Grand (tengah). Foto: Dok. WhatsApp Indonesia
Ini seperti pengumuman di mading sekolah. Ini cara baru untuk mengurus grup-grup yang komunitas miliki. Victoria Grand, VP of Global Affairs and Strategic Markets WhatsApp

Alasan kami meluncurkan ini karena ada komunitas-komunitas yang menggunakan WhatsApp seperti di pekerjaan, tetangga, sekolah, dan mereka agak sulit mengorganisir grup-grup yang mereka punya di WhatsApp. Bisakah kami melakukan sesuatu untuk membantu menghubungkan komunitas?

Ini seperti pengumuman di mading sekolah. Ini cara baru untuk mengurus grup-grup yang komunitas miliki. Ada banyak orang menginginkan fitur ini. Kami sudah uji coba fitur ini ke 15 komunitas di seluruh dunia, 12 di antaranya dari Indonesia. Kami bertemu dengan mereka kemarin. Anda tahu BTS Army? Mereka adalah salah satunya. Kami juga bertemu dengan grup memasak, komunitas otomotif, dan lain-lain.

Kami sangat bersemangat dengan produk ini. Kami meluncurkan ini kemarin dan diharapkan akan segera bisa dipakai secara luas.




(eds/eds)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork